Di ujung telepon, terdengar kekasih saya tertawa renyah. "Iya, saran diterima," katanya. Hmm.. :)
Jadi, KawaNina, berhentilah menganggap diri biasa. Di sepanjang karier saya, yang baru sekira 10 tahun, di media ini, memang seringkali saya menemukan hal serupa: sesuatu yang dianggap biasa oleh satu orang ternyata luar biasa buat orang lain.
Contoh lainnya adalah ketika saya bertugas ke Kabupaten Manokwari, Papua Barat, akhir November 2013 lalu. Waktu itu saya mencermati, kenapa ada pengendara motor yang menggunakan helm kuning berpelat di bagian belakang helm-nya. Saya pikir pemotor seperti itu hanya ada di Distrik Manokwari Timur, atau daerah Pasar Sanggeng. Tapi begitu kami meluncur di Jalan Trikora sampai ke SP I, banyak juga pemotor berhelm kuning yang berpelat ini.
Tergelitik, saya bertanya kepada Tenaga Ahli (TA) Pelatihan OSP 9 PNPM Mandiri Perkotaan Provinsi Papua Barat Ari Paputungan waktu itu, "Pak, itu pemotor pakai helm kuning berpelat itu ojek kah?"
"Jeli juga Bu Nina," sahut Ari Paputungan, "Betul, Bu. Mereka itu ojek."
"Oh? Menarik banget! Jadi kalau ojek itu khusus ya, pakai helm kuning. Lalu pelatnya itu, tanda paguyuban kah?" tanya saya lagi.
"Betul. Itu tanda bahwa mereka bukan ojek liar. Mereka ojek teregister dan menjadi tanggung jawab paguyubannya. Makanya di sini ojek itu dilindungi, tidak boleh dipukul apalagi sampai kecurian motornya, bisa langsung diusut oleh paguyubannya ke pihak berwajib," jelas Ari.
"Interesting!" gumam saya, takjub dengan sejujur-jujurnya ketakjuban, "Pak Ari, coba ceritakan, bagaimana supaya bisa jadi pengojek di sini."
Setengah berkelakar, TA Sistem Informasi Manajemen (SIM) OSP 9 Papua Barat Adnan Wahyudi, "Ah betul Bu, Pak Ari ini di sini punya pekerjaan sampingan mengojek. Jadi dia tahu persis bagaimana syarat-syaratnya." Mendengar itu saya tertawa geli. Orang yang dimaksud hanya tersenyum lebar.
"Jadi begini, Bu Nina, kalau mau jadi pengojek di Manokwari ini, kita daftar dulu ke paguyuban ojek. Deposit sebesar Rp400.000, kalau tidak salah ya, kemudian baru nanti dapat pelatnya. Semua pelat ini terdata dengan baik, ada nama, alamat dan nomor kontak. Jadi kalau ada apa-apa sama pengojek bersangkutan, bisa langsung diurus ke keluarganya," kata Ari.
"Helmnya? Beli sendiri?"