Mohon tunggu...
Firrial EksaMaulidania
Firrial EksaMaulidania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Ingin mempelajari hal baru

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Langkah Preventif untuk Mencegah Hepatitis Misterius

1 Juni 2022   20:38 Diperbarui: 12 Juni 2022   10:19 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak lama setelah kasus Covid-19 di Indonesia melandai, WHO kembali mengumumkan adanya Kejadian Luar Biasa yang disebut penyakit "Hepatitis Misterius" yang belum diketahui penyebabnya. Penyakit misterius ini telah menyerang ratusan anak yang tersebar di berbagai  negara. Hepatitis sendiri merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya peradangan pada liver. 

Kondisi ini dapat disebabkan oleh banya hal, seperti infeksi virus, infeksi parasit, konsumsi alkohol, konsumsi obat-obatan tertentu, serta gangguan imunitas. Hepatitis yang umum didengar adalah Hepatitis A, B, C, D dan E. 

Bagaimana dengan "Hepatitis Misterius" yang baru ditemukan ini? Jika Hepatitis A disebabkan oleh Virus Hepatitis A, Hepatitis B disebabkan oleh Virus Hepatitis B (HBV) namun pada penyakit "Hepatitis Misterius" ini bukan disebabkan oleh Virus Hepatitis A, B, C, D, maupun E. 

Itulah salah satu alasan mengapa penyakit ini disebut dengan "Hepatitis Misterius". Selain belum diketahui penyebabnya, penyakit "Hepatitis Misterius" ini diketahui "hanya" menyerang anak-anak dibawah usia 16 tahun.

Penyakit hepatitis misterius pertama kali ditemukan 10 kasus hepatitis akut di Inggris Raya pada tanggal 5 April 2022. Hasil pemeriksaan di laboratorium tidak menemukan adanya virus Hepatitis A hingga virus Hepatitis E. Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut ditemukan 74 kasus lain di Inggris Raya dimana 6 pasien telah mendapatkan transplantasi hati. Pada tanggal 21 April, WHO mengumumkan bahwa virus Hepatitis akut sudah tersebar di beberapa negara. 

Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengonfirmasi terdapat 16 kasus hepatitis misterius hingga tanggal 26 Mei 2022. Kasus "Hepatitis Misterius" pertama di Indonesia diumumkan Kementerian Kesehatan pada tanggal 1 Mei 2022. Ketiga pasien anak diinformasikan datang ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dalam kondisi kritis, sehingga pada akhirnya tidak terselamatkan.

Dikhawatirkan penyakit "Hepatitis Misterius" ini merupakan fenomena "puncak gunung es" dimana masih banyak kasus "Hepatitis Misterius" lainnya yang belum terlaporkan da terdata oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kekhawatiran tersebut diperkuat oleh proses sequencing virus yang membutuhkan waktu cukup lama dalam menegakkan diagnosis. 

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menghimbau masyarakat untuk waspada dan menjaga kebersihan serta menerapkan protokol kesehatan, terutama apabila berada di tempat umum. Apabila terdapat gejala-gejala yang mungkin terjadi maka dihimbau untuk segera melaporkan ke fasilitas atau instansi kesehatan.  

Gejala-gejala yang dialami pasien penderita hepatitis misterius antaralain adalah terjadinya perubahan warna urine yang menjadi gelap, warna feses pucat, terkena penyakit kuning, gatal-gatal, nyeri pada persendian, pegal-pegal, demam tinggi, mual-mual, diare, nyeri perut, nafsu makan menurun, lesu, muntah-muntah, dan juga kejang-kejang.

Sebagai Mahasiswa Kesehatan Masyarakat SIKIA Universitas Airlangga saya menyarankan untuk kita semua bersama-sama mencegah penyebaran virus "Hepatitis Misterius" dengan langkah-langkah sederhana. "Hepatitis Misterius" disebabkan oleh virus dan sangat terkait dengan kebersihan dan higienitas. 

Oleh karena itu, sebagai langkah awal untuk mencegah penyakit "Hepatititis Misterius" pada anak anak adalah dengan selalu menjaga kebersihan, rajin mencuci tangan, terutama setelah memegang benda di tempat umum, serta menghindari konsumsi makanan dan minuman yang belum matang atau jajanan yang belum terjamin kebersihannya. 

Apabila anak-anak mengalami gejala-gejala yang sudah disebutkan tadi maka harus dilakukan observasi secara lebih lanjut dengan memeriksakan anak tersebut ke dokter atau fasilitas kesehatan.

Perlu diketahui bahwa penyakit hepatitis juga bisa menular melalui makanan. Menurut pengalaman saya, tidak jarang anak-anak sharing atau berbagi makanan, minuman serta jajanan yang dimilikinya. Menjadi kewajiban kita sebagai orang tua, saudara atau sebagai mahasiswa untuk mengedukasi anak-anak untuk tidak berbagi makanan pribadinya guna mencegah penularan virus hepatitis yang mungkin terjadi.

 Selain itu, penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat juga sangat perlu diterapkan baik dari kita sendiri maupun dengan cara mengedukasi anak-anak di sekitar kita. Seperti contohnya, sering mencuci tangan terlebih lagi saat sebelum makan dan setelah melakukan aktivitas di luar rumah. Kemudian, juga bisa dengan mengonsumsi makan makanan bergizi seimbang, istirahat dan olahraga yang cukup untuk memperkuat kekebalan tubuh. Stay safe, stay healthy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun