Mohon tunggu...
Firra Kholisha
Firra Kholisha Mohon Tunggu... Lainnya - -

My friends call me Firra. Sometimes I like to spend my time with my goat stuffed or I call him embe. I also like to do something creative like writing, simple designs and get interested in hijab fashion. This page contains only a few photographs, videos, and writings that I have produced.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

2 Minggu Hidup bersama Masyarakat Pulau Buku Limau, Belitung Timur (Bagian 2)

25 Juni 2018   18:33 Diperbarui: 25 Juni 2018   22:18 1385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo temen-temen! Makasih yang udah mau lanjutin liat kehidupan saya di Pulau Buku Limau. Pada lembaran kali ini saya akan lebih mengambarkan keseruan disana.

Kita lanjut keindahan Pulau Buku Limau dan keseruan disana aja ya! Jadi karena saya disana cewek sendiri di kelompok kerja dan yang ditangani adalah masyarakat remaja desa cukup tau beberapa hal tentang disana. Biar kalian ga penasaran saya share dengan foto ya.Keindahan pertama kita cari di lokasi pantai yaitu romantisnya suasana sunset! Gambar ini diambilkan oleh temean saya. Awalnya mau pulang terus liat lagi pada dipinggir pantai saya ikutan deh liat sunset sambil mengabadikan moment. Oh ya kalo disini siang sampai malam hari, air laut surut jadi bisa jalan sampai beberapa meter dari pinggir pantai.

Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi
Ini suasana batas pantai saat sore hari, kalo pagi batu yang saya dudukin ini Cuma keliatan permukaan atasnya aja. Waktu itu saya sama temen duduk nikmatin angin yang ngebawa suara tenang air laut bertabrakan dengan batu karang dan diiringin alunan musik dari hp. Seru dan ya menenangkan ketimbang denger klakson di ibu kota.

Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi
sumber : ifan

Foto ini diambil sama temen saya. rumahnya ga jauh dari pantai nah nikmatin sunset diteras rumah sambil ngeteh dan bercengkrama boleh lah.  FYI (for your information) rumah disini kebanyakan rumah panggung tapi dibagian tengah pulau udah ada sih beberapa yang bukan panggung.

Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi
Selain sunset pastinya kalian gaboleh ketinggalan keindahan sunrise tentunya! Jadi kalian bisa nikmatin sunrise di lokasi dermaga belakang. Dermaga ini biasanya jadi lokasi parkir kapal nelayan dan turunya nelayan seusai melaut. Pada pagi hari kalian juga bisa melihat beberapa aktifitas masyarakat di dermaga ini. 

Ngomong-ngomong saya pergi kesini pagi hari setelah mandi dan mencuci baju, makanya ga bisa ambil gambar sunrise-nya deh. FYI disini saya mandi dan mencuci harus nimba dulu ya dan kamar mandinya pisah dari rumah. Jadi maklum ya saya dan teman pagi hari udah sibuk nyari sumur (maklum ibu ibu repot sama cucian hehe)

Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi
Ini dia aktifitas memancing yang biasanya pagi hari dilakukan warga. Selain itu berenang dekat dermaga ini juga pas dipagi hari karna air sedang pasang dengan ketinggian 3- 5 meter. 

Buat kalian yang suka mencoba lompatan sebelum masuk ke air cocok banget. Bawah lautnya juga indah dan masih terjaga. Terkadang kalau beruntung kalian bisa liat kumpulan ikan kecil yang memutari atas karang dan sesekali melompat ke permukaan air. Tapi hati-hati berenang disini suka ada hewan bulu babi. Kalau mengenai kaki kita bisa bengkak.

Sumber : Ifan
Sumber : Ifan
Gambar diatas adalah jemuran ikan hasil melaut yang diasinin terus dikemas dan dijual. Banyak banget ya. Sekali melaut aja bisa berpuluh drum ikan dan satu kapal penuh ikan gitu. Pengolahan ikan masih menggunakan cara tradisional.

 Disepanjang kalian jalan pasti bakal nemuin jemuran ikan, sampe kucing disana aja udah bosen kali ya jadi gamau nyolong ikanya lagi.

Nah kebanyangkan selama disana saya makan seafood terus. Kalo kata temen saya yang anak kesehatan kolestrol bakal tinggi pulang-pulang. Tapi kapan lagi kan makan seafood segar dan gratis pula. Selanjutnya saya mau kasih tau nih makan apa aja yang ada disana, jangan pada pengen ya...

Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi
Pasti kalian ga asing sama makanan jenis ini. Ya ini bakso ikan yang disajikan sama bihun dan kuah. Biasanya kalo disini banyak jeruk nipisnya jadi rasa kuahnya dominan asam. Makanan ini bisa ditemuin di warung tapi yang ini saya dimasakin sama ibu Matahari.

Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi
Makanan yang berbentuk segitiga ini adalah tempa-tempa. Makanan ini berbahan dasar ikan yang dihaluskan dan dicampur dengan kelapa parut. 

Waktu itu saya dan Anin diajarin buat tempa-tempa sama ibu Matahari dan sempet dibawain juga buat oleh-oleh. Rasanya gurih dan kayak makan serundeng gitu sih pas udah dimulut. Saya paling suka makanan ini selama berada disana, karna dijakarta jarang juga ada.

Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi
Foto yang gelap ini adalah buah sukun yang dibakar. Maklum ya Hp nya kualitas standar hehe. Jadi waktu malan kita dibuatin sukun bakar sama temen-temen pemuda disana yang disamping rumah (biasanya mereka menyebut kelompoknya Anak Kampung Karang). 

Biasanya kalo di Jawa Barat buah sukun ini digoreng tipis, tapi disana dibakar saya baru nyobain. Rasanya mirip singkong tapi kala dibakar jadi lebih lembut teksturnya pas masih panas (mungkin mirip bubur gitu ya). Jadi pas sore waktu jalan ke posko saya liat si daeng-daeng (kakak laki-laki bahasa makasar) lagi pada sibuk mentik buah sukun gitu. Ternyata malamnya kita di bakarin sukun. Baik banget kan mereka.

Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi
sumber : ifan

Benda bulat putih yang mirip bola pingpong ini telur penyu. Waktu itu siang hari saya mampir kerumah teman dan dikasih nyoba. Katanya hasil tangkapan dipulau sebelah (Pulau Penanas; pulau yang tidak besar, belum berpenghuni dan banyak hewan penyu disana) awalnya liat temen makan sambil tutup idung gitu saya gamau nyoba tapi dipaksa suruh nyoba. 

Lalu hasilnya enak kok ga amis juga. Kuning telurnya mirip tekstur telur bebek tapi agak encer karna masaknya direbus. Kalau kalian nyoba satu dua gapapalah ya, asal jangan sampe diambil banyak diperjual-belikan tanpa bertanggung jawab. Kasian ibu penyu nanti nyariin anaknya, coba kalo kalian diposisi si ibu penyu pasti sedih (Loh...)

Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi
Sumber : WhatsApp

Gambar diatas ada beberapa menu yang dimakasin waktu terang bulan. Jadi masyarakat disini kalau terang bulan tidak melaut tapi mencari gurita. 

Eh tapi masakan guritanya ga kefoto. Tapi waktu itu sih dimasaknya dengan bumbu gulai gitu. Nah kalo foto diatas ada cumi, ikan goring, lobster dan sambel kecap dengan irisan cabai dan jeruk nipis.

Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi
Sumber : WhatsApp

Kalau makanan yang ini adalah pempek ala Pulau Buku Limau. Beda sama pempek Palembang ya, karnan ikan yang pakai juga beda. 

Dia lebih banyak menggunakan sagu. Pembuatanya dikukus, setelah itu dipotong kecil lalu digoreng. Kalau makan satu bakalan kurang, karna enak banget apalagi pas anget-anget. Tapi saya sih lebih suka makan pakai saus sambal, karna gabegitu suka kuah pempek.

Sumber : PribadiSumber : Pribadi
Sumber : PribadiSumber : Pribadi
Sumber : WhatsApp

Nah ini gajauh beda sama pempek, rasanya juga hamper mirip. Makanan ini adalah pentol goring. Kalian bisa temuin di warung sekitar pulau, cukup dengan Rp 1.000,- . Karna rasanya yang enak dan murah tentunya ini jadi favorit anak-anak. Apalagi disantap waktu istirahat briefing sambil ngopi, pas banget deh.

Gimana? Kayaknya enak-enak kan makanan disana, berbagai olahan ikan segar. Sebenarnya Pulau Buku Limau ini sangat indah tapi belum terkelola dengan baik, mungkin karena tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya keinginan dari masyarakat. 

Saat saya sedang mengobrol dengan seorang teman pemuda disana, disana sempat ada beberapa turis lokal dan luar negeri. Mereka menginap beberapa hari dan bermalam dirumah warga. Teman saya ini juga sempat mengantarkan turis tersebut menggunakan kapalnya tetapi pelayanaan jasa semuanya diatur oleh pengelola di kota. Masyarakat lokal belum berperan dalam kegiatan turis tersebut karena keterbatasan bahasa dan pengetahuan.

Pengelola desa juga berkata belum adanya pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah untuk memajukan pariwisata disana. Padahal sudah ada turis yang berkunjung tetapi pengelola pusat tidak memberikan timbal balik kepada masyarakat dan mengajak masyarakat untuk aktif berperan. Adanya pariwisata seharusnya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat selain melaut dan meningkatkan perekonomian.

Salah satu pengelola desa sempat berkata akan membentuk kelompok sadar wisata. Tetapi menurut saya perlu adanya niat dan usaha keras. Karena kebiasaan yang sudah tertanam dimasyarakat sulit dirubah. Hal ini adalah tantangan yang saya dan tim hadapi yaitu mengajak para pemuda berdiskusi dan memberikan informasi mengenai peluang untuk memajukan desa mereka. Jadi saat ini menurut saya masyarakat lokal belum merasakan dampak dari adanya pariwisata (kunjungan turis). 

Karena pengelolaan dan keterlibatan pemberi jasa masih berasal dari luar pulau, sedangkan masyarakat asli pulau hanya berperan sebagai pendukung dan orang balik layar. Keuntungan yang didapatkan masyarakat berupa penyewaan kapal nelayan untuk mengantarkan wisatawan menyebrang pulau. Biasanya turis yang berkunjung singgah ke pulau penanas dan hanya beberapa yang menginap di Pulau Buku Limau. 

Keterbatasan bahasa dan pengetahuan juga membuat masyarakat lokal belum dilibatkan oleh penyedia jasa dari luar, sehingga mereka tidak sadar akan adanya peluang ekonomi dalam kegiatan pariwisata ini. Jadi perlu adanya peran perangkat desa dan pemerintah pusat untuk ikut memajukan pariwisata di Pulau Buku Limau.

*** Ayo Maju Masyarakat Pulau Buku Limau, Ayo Majukan Pariwisata Indonesia Melalui Keindahan Bawah Lautmu***

[Sumber yang double karena sulit di edit ulang]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun