Pelajaran dari Lelaki itu
Lelaki itu menyaksikan bagaimana bom itu meluluh lantakkan kawasan legian malam itu. Tak ada yang menyangka malam-malam sebelumnya yang berlalu dengan normal berubah menjadi tak biasa. Pekerjaan yang mulanya berjalan seperti biasanya pun, Â berubah. Berada pada masa transisi setelah banyaknya pekerja yang di PHK adalah masa yang sulit. Bertahan di tengah badai itu tak semudah yang kita bayangkan. Tak seindah pelangi yang datang setelah hujan. Ada jarak waktu atau transisi. Tapi spirit untuk keluar dari zona itu yang menjadi perhatian saya.
Walau getirnya takdir itu. Tapi lelaki itu terus berusaha mencari.Butuh beberapa tahun untuk memulihkan kondisi pada waktu itu. Karena beberapa minggu pasca peristiwa itu wisatawan tak banyak yang berkunjung malahan banyak yang keluar. Hingga akhirnya normal kembali. Dan kini ia sudah kembali sebagai guide.
Ciri khas masyarakat daerah ini, yang masih menjunjung tinggi nilai kearifan lokalnya menjadi satu perekat kehidupan mereka. Tanpa harus saling menghakimi satu sama lain. Saya menemukan dan memoret spirit itu, suara lirih penuh kelembutan. Hanya saja kita terkadang lupa dengan nilai kearifan lokal itu. Ketidakmampuan pengetahuan kita untuk meresapi setiap bait-bait nilai kearifan itu. Hingga kemudian mata kita tertutup dan buta akan sebuah pemaknaan dari setiap nilai.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H