“Wisata” bagi sebagian besar orang adalah sesuatu yang mengasyikkan. Orang-orang menghabiskan waktu dengan melihat dan meraba berbagai obyek wisata. Bukan hanya sekedar menghabiskan waktu kemudian mengabadikan momentum dengan sebuah lensa kamera. Bagi saya selalu aja ada pelajaran berharga yang bisa didapatkan. Kita bisa merasakan denyut nadi bagaiaman obyek wisata itu bekerja dan menarik para wisatawan. Dengan melihat dan mendengar kita akan lebih merasakan bahasa tubuh dan geraknya, kalau kata guru agama “tadabur alam”. Sungguh alam semesta ini begitu luas dan banyak pelajaran di dalamnya.
Wisata bahari merupakan salah satu obyek wisata yang banyak di minati oleh para wisatawan. Khusus daerah yang terletak di pinggiran bibir pantai, lebih banyak menawarkan pantai-pantai yang menawan. Di daerah Sulawesi Selatan cukup banyak potensi obyek wisata, semisal Tana Toraja yang banyak menawarakan wisata sejarah dan kebudayaan. Tana Toraja sudah sangat cukup terkenal bahkan hingga ke kancah Nasional.
Salah satu obyek wisata bahari yang cukup tidak kalah tenarnya di daerah Sulawesi Selatan yaitu Tanjung Bira. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Apalagi aksesnya jalannya yang sudah sangat bagus. Tanjung Bira terletak di kabupaten Bulukumba. Akses jalan menuju ke lokasi hanya membutuhkan 5 - 6 jam dengan menggunakan mobil. Kalau menggunankan kendaraan roda dua sekitar 4 – 5 jam. Pada bagian depan pintu masuk lokasi obyek wisata Tanjung Bira terdapat sebuah pelabuhan penyebrangan yang menuju ke Kabupaten Selayar. Masyarakat Selayar yang hendak bepergian biasanya melewati lokasi masuk Tanjung Bira.
Hari bertepatan dengan suasana liburan, dan rupanya sedang padat-padatnya para pengunjung. Sungguh saya cukup takjub dengan suasana di Tanjung Bira, kurang lebih ada sekitar puluhan ribu orang yang memadati lokasi wisata bahari ini. Jangan heran jika Dinas Pariwisata Kab. Bulukumba di tahun 2012 pernah menyebutkan angka pengunjung hingga mencapai 15 ribu orang.
Biasanya menjelang liburan penginapan di areal lokasi Tanjung Bira akan penuh. Untungnya kami telah memesan terlebih dahulu. Akomodasi dan penginapan sangat cukup banyak, berkisar ratusan ribuan bahkan hingga jutaan rupiah. Di lokasi areal tanjung Bira ternyata cukup banyak turis mancanegara yang berkunjung.
Penginapan sekaliber Same Resort nampak berdiri nan megah di bibir pantai. Setahu saya, ini salah satu Hotel Bintang Tiga yang punya banyak cabang di Seluruh Indonesia, seperti di Makassar yang terletak di Sekitaran areal Pantai Losari. Jasa perhotelan di lokasi ini memang cukup menjanjikan di tambah lagi dengan padatnya pengunjung. Mungkin suatu hari nanti Pantai ini akan menyamai beberapa pantai yang ada di beberapa Provinsi lain yang menembus pasar Nasional maupun Internasional.
Suasana pagi hari adalah suasana yang sangat di nantikan. Pagi itu bersama beberapa kerabat kami menyaksikan suasana udara pagi di anjungan pantai. Nampak ramainya para pengunjung sedang menikmati ombak sembari memainkan pasir putih dan menikmati desiran sejuknya angin pantai di pagi hari. Ini spot yang cukup bagus untuk tidak di lewatkan.
Suasana seperti inilah yang di rindukan oleh parawisatawan. Wajar saja jika kemudian banyak wisatawan mancanegara yang sengaja datang dari jauh kemudian merogoh kocek yang banyak demi menikmati suasana pantai tropis, berjemur, ataupun berselancar. Bagi mereka ini adalah momentum yang langkah. Apalagi dengan kondisi iklim subtropis negera mereka. Di bibir pantai nampak beberapa anak-anak sedang melatih adrenalin mereka dengan Banana Boat.
Puas menikmati desiran angin pantai dan mentari pagi kami kemudian beranjak menuju salah satu lokasi wisata yang di sekitaran areal Tanjung Bira. Sebuah pulau yang letaknya tak begitu jauh di sekitaran pantai Bira. Namanya pulau Liukang. Jaraknya dapat di tempuh dengan kisaran waktu sekitar 15 - 25 menit menggunakan sampan. Setibanya di pulau Liukang kapal akan merapat di sebuah bangunan semipermanen. Bangunan inilah yang digunakan sebagai tempat penangkaran penyu.
Aktivitas penangkaran penyu ini rupanya sudah cukup lama dilaksanakan di pulau ini, kurang lebih 7 tahun lamanya. Dengan semangat beberapa masyarakat dan dibantu oleh LSM serta pemerintah setempat penangkaran penyu pun didirikan. Di sekitaran bibir pantai kita dapat menyaksikan ramai orang yang sedang snorkling. Menyaksikan alam bawah laut di tepian pantai pulau Liukang.
Setelah kemudian melihat asyiknya penyu yang bermain, kami lalu bertolak menuju pantai bira. Sepanjang perjalanan kita dapat menikmati, semilir angin yang berhembus menyapu dada dan menghempaskan rambut. Dari jauh kejauhan nampak banyak banana boat yang berpacu memanjakan para pengunjung. Di sepanjang terlihat beberapa bangunan megah penginapan yang berkelas dan berbagai pedagang yang menjajakan makanan dan souvenir.
Obyek wisata Tanjung Bira, sangat cukup memanjakan para pengunjungnya dengan pantai dan pasir putih. Tak kalah cantiknya yaitu pasir putih yang di miliki oleh pantai Bara. Pantai ini berada tepat bersebelahan dengan pantai Bira yang berada disisi sebelah utara. Kita dapat berjalan kaki ataupun mengendarai mobil, jaraknya kurang lebih 1 km ke arah utara. Terik panas matahari tak menyulutkan niat langkah untuk berhenti. Walaupaun agak sepi di banding pantai Bira, saya justru lebih menikmatnya. Jauh lebih tepat mungkin di sebut sebagai kontemplasi refleksi diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H