"Menutup Overthinking, Sudahi Insecure mari Percaya pada Diri Sendiri"
- "Overthinking", hal pertama yang ingin saya bahas. Overthinking sudah sering sekali kita dengar. Banyak sekali masyarakat yang mengalami hal tersebut, khususnya pada kaum remaja perempuan. Mereka menganggap bahwa overthinking adalah teman pada saat malam tanpa mengetahui pengaruhnya.
      Overthinking adalah rasa khawatir terhadap masalah yang berlebihan. Overthinking juga salah satu gangguan psikologis terhadap seseorang yang jika terlalu sering dilakukan akan membahayakan. Dampak dari perbuatan overthinking dapat mengganggu kinerja otak, seperti mengalami stress bahkan sampai mengalami depresi (Ries, Julia. 2020 dalam Hadi, S. A., 2020).
      Beberapa faktor penyebab overthinking yang membuat mental terganggu misalnya,
- Masalah percintaan
      Banyak sekali para remaja yang mengalami overthinking yang berlebihan sampai membuat dirinya sendiri menderita karena           terlalu berlebihan berfikir, tanpa mengetahui kebenarannya.
- Masalah pekerjaan
      Dalam masalah ini, tidak jarang juga banyak yang merasa khawatir jika mereka tidak mempunyai pekerjaan.
- Masalah keluarga
      Tidak jarang juga, masalah ini menjadi faktor yang paling penting dalam hal overthingking, seperti mereka berfikir bahwa "  kalo aku melakukan hal ini, ibu sama ayah setuju nggak ya? Mereka mendukung aku nggak ya?".
- Masalah pertemanan
Overthinking juga banyak sekali terjadi karena masalah pertemanan. Seperti mereka terlalu memikirkan komentar teman yang mungkin membuat mereka terlalu berlebihan untuk memikirkan penilaian tersebut (Akbar, 2020)
      Terus apa saja tanda-tanda kita sedang overthinking? Tanda-tanda itu biasanya seseorang tersebut tidak bisa tidur atau yang biasa di namakan dengan insomnia, selalu merasa khawatir, selalu merasa ragu, dan selalu memikirkan komentar orang lain (Debora, 2021).
      Bagaimana cara kita untuk mengakhiri overthinking agar kita bisa berhenti membuat diri kita merasakan stress?. Ada banyak faktor yang membuat kita bisa mengakhiri perbuatan tersebut, yaitu: kesadaran diri sendiri, mengkontrol pikiran, menyelesaikan masalahnya, dan intropeksi diri (Efendi,2020)
- "Insecure", hal kedua yang mempunyai kata yang berbeda tapi memiliki makna yang sama, sama sama membuat diri kita menjadi down, dan tidak percaya dengan diri sendiri. Banyak juga remaja, khususnya perempuan sering sekali merasa insecure, entah dalam hal fisik ataupun yang lainnya.
     Seperti yang sering saya dengarkan akhir-akhir ini khususnya remaja perempuan, ada yang menganggap bahwa "standart kecantikan seorang perempuan itu harus mempunyai kulit putih atau yang biasa disebut dengan glowing" padahal mayoritas orang indonesia adalah mempunyai warna kulit sawo matang.
     Hal ini adalah salah satu penyebab seseorang merasa insecure, karena penilaian orang lain terhadap dirinya, mungkin sebagian orang ada yang menganggap jika perkataan tersebut bisa memotivasi kita untuk lebih bisa merawat dirinya. Namun, jika perktaan tersebut membuat orang lain merasa insecure yang berlebihan pun juga menimbulkan dampak yang tidak baik.
    Mungkin insecure hal yang wajar tetapi, jika terlalu berlebihan pun akan berdampak buruk terhadap diri kita sendiri, hal ini juga bisa menyebabkan munculnya overthinking. Karena sesuatu yang berlebih-lebihan pun tidak baik.
    Beberapa faktor penyebab insecure: misalnya tentang komentar orang lain terhadap penampilan atau fisik kita, takut gagal sebelum mencoba, slalu ingin terlihat bahwa dirinya sempurna (Entertainment, 2020).
    Lantas, bagaimana cara kita untuk mengatasi insecure? Cara mengatasinya dengan cukup love your self, intropeksi diri, dan jangan lupa untuk bersyukur atas apa yang telah kita punya (Kusuma, 2021).
Daftar pustaka: