Mohon tunggu...
Firnaa Salimah
Firnaa Salimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Halo semuanya. Saya, Firnaa Salimah adalah seorang gadis yang lahir di Jakarta pada tanggal 21 Mei 2005. Saya merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara. Saat ini, saya tinggal dan menetap di Jakarta Timur bersama kedua orangtua saya. Saya tertarik pada bidang ekonomi dan keislaman sejak masuk Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Negeri Mandiri 51 Jakarta jurusan Manajemen Perkantoran. Kini saya merupakan mahasiswa aktif di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Dimana bidang ekonomi dan keislaman nantinya akan menjadi fokus utama dalam topik penulisan saya pada blog sosial ini. Dengan background pendidikan SMK Ekonomi tak heran jika saya seringkali berurusan dengan pembelajaran dan project terkait ekonomi. Project di bidang ekonomi yang pernah saya lakukan salah satunya adalah menjadi bagian dari Virtual Company Indonesia (VCI) Business Plan Competition yang diselenggarakan oleh HighScope Indonesia periode 2021/2022. Dalam grup kompetisi tersebut, saya berperan sebagai Chief Financial Officer (CFO), dan berhasil meraih penghargaan kategori Best Business Plan. Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dengan mengikuti kompetisi tersebut seperti bagaimana cara melihat peluang pasar, segmentasi pasar, menemukan ide bisnis, sampai ke tahap membangunnya. Disamping itu saya memiliki pengalaman berorganisasi sebagai Ketua Koordinator Akhwat Rohis di SMK, dari sana saya belajar mengenai leadership, social skill, cara memanajemen waktu, dan tentunya memperdalam islam. Saya berharap dengan perkembangan pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki dapat menjadi landasan saya untuk berkontribusi dalam bidang ini kedepannya.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film Ketika Berhenti di Sini: Susah Move On karena AI

19 September 2023   19:53 Diperbarui: 19 September 2023   23:43 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film dengan genre romantis sudah menjadi hal yang paling umum di dunia perfilman Indonesia. Salah satu film genre romantis yang diminati tahun ini adalah Ketika Berhenti Disini yang rilis pada tanggal 27 Juli 2023. Saat ini, film garapan sutradara Umay Shahab itu sudah menembus 1,6 juta penonton.

Berbeda dengan kebanyakan film romansa yang biasanya menampilkan banyak adegan romantis antara kedua pasangan tokoh. Film Ketika Berhenti Disini justru menghadirkan kisah cinta yang tragis dan cukup depresif.

 Film ini menunjukkan bagaimana perasaan kematian bisa sangat menghancurkan, membuat orang tersebut terjebak dalam perasaan acuh tak acuh dan ingin berkomunikasi dengan orang yang sudah tidak ada lagi.

Film ini bermula dari pertemuan kedua tokoh yaitu Anindita semesta (Prilly Latuconsina) dengan Ed (Bryan Domani), pertemuan mereka bermula dari sebuah salah paham di sebuah tempat service komputer dan terus berkembang hingga menjalin hubungan percintaan.

Empat tahun setelah mereka bertemu, Ed sudah sukses di firma arsitekturnya sementara Dita masih merintis karirnya. Hal ini membuat Dita merasa minder dan tanpa sadar ia menuntut Ed seperti apa yang diinginkannya hingga memicu pertengkaran diantara keduanya. 

Di tengah konflik tersebut, Ed mengalami kecelakaan mengerikan yang merenggut nyawanya. Kejadian ini membuat Dita merasa tertekan dan bersalah karena sempat bertengkar dengan Ed sesaat sebelum kecelakaan terjadi.

Dua tahun kemudian, Dita berusaha melupakan segalanya tentang Ed dan menjalin hubungan baru dengan teman masa kecilnya, Ifan (Refal Hady). Kemudian, tanpa disengaja Dita mendapatkan sebuah kacamata ‘LOOK’ dengan tekhnologi Augmented Reality (AR) yang bisa menghadirkan sosok Ed, persis sama seperti nyata. Kacamata itu adalah hadiah dari Ed untuk Dita sebelum meninggal. 

Hal itu kembali menggoyahkan keteguhan hati Dita dan mengganggu hubungannya dengan Ifan. Pada awal memakai kacamata itu, Dita merasa syok, dia merasa sosok Ed yang ada didepannya adalah halusinasinya. Namun, seiring waktu berjalan Dita merasakan sosok Ed yang kembali hidup dan memunculkan benih cinta lamanya.

Namun, hal itu tidak berdampak baik pada kehidupan Dita. Dia menjadi sering berbicara sendiri, menganggap program AI yang menghadirkan sosok Ed itu adalah nyata. Dita juga semakin posesif bila ada seseorang yang menyentuh kacamatanya tidak terkecuali Ifan yang merupakan kekasihnya saat ini. 

Pada saat Ifan mencoba meminjam dan menyentuh kacamatanya. Dita selalu berusaha menolak permintaan Ifan. Lambat laun, ifan mulai dibubuhi rasa curiga, dan mencoba mengambil kacamata Dita tanpa sepengetahuannya. 

Pada saat Ifan mencoba memakai kacamata Dita, dia terkejut melihat sosok Ed berada didepan matanya. Menyadari hal itu, Ifan berusaha meyakinkan Dita bahwa sosok Ed yang dia lihat hanyalah sebatas program AI. Dita menolak dengan keras nasihat Ifan yang berusaha meyakinkannya.

Melihat keadaan Dita yang semakin lama semakin memburuk. Ifan berusaha mengambil kacamata Dita dengan tujuan memusnahkan data program Ed. Alih-alih membantu Dita melupakan Ed, hal yang dilakukan Ifan justru membuat Dita semakin membabi buta menginginkan program Ed kembali.

Dengan bantuan, Oma atau nenek dari Ed yang menasihatinya. Dita mulai menyadari bahwa sosok Ed hanyalah program dan dia tidak bisa terus selamanya terjebak dalam bayang-bayang Ed. Ia memutuskan untuk menghapus data-data yang ada di kacamata AI itu. Dengan begitu, Dita tak bisa melihat hologram mantan pacarnya ini. Untuk kedua kalinya, Dita harus melepaskan kepergian Ed. Ia pun mulai belajar untuk ikhlas dan menerimanya.

Film Ketika Berhenti Disini membawa pesan mendalam bagi penontonnya. Film ini menekankan fakta bahwa kehilangan orang yang dicintai adalah bagian alami dari kehidupan. Pesan ini mengingatkan kita bahwa setiap orang pasti pernah mengalami kehilangan dan penting untuk belajar bagaimana mengatasi kehilangan tersebut. 

Berdamai dengan kematian merupakan proses penting dalam pengembangan diri seseorang, dan film ini dapat menginspirasi penonton untuk melawati proses tersebut dengan bijak. Disisi lain, film ini mengingatkan penonton tentang bahaya dari ketergantungan berlebihan pada teknologi dan perangkat AI yang bisa mengganggu kehidupan pribadi dan hubungan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun