Mohon tunggu...
Nature

Dilema Karst Sangkulirang, Antara Pariwisata dan Industri

8 Desember 2018   20:43 Diperbarui: 9 Desember 2018   09:13 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebagai manusia yang memiliki indera dalam merasakan sesuatu, kita secara umum pasti mengatakan bahwa benda yang berkilau, berharga, dan indah adalah emas dan berlian. Memang benar seperti itu, tapi itu hanya bersifat semu belaka. Sesungguhnya yang paling indah, paling berharga, dan paling berkilau adalah alam. Alam memiliki berbagai rupa dan kemilau yang akan mampu membuat siapapun yang melihat akan terpesona, terlebih lagi alam yang memiliki keunikan yang mungkin jarang terlihat sebelumnya. Sungguh ciptaan Tuhan yang paling berkesan bagi segenap Umat-Nya.

Keindahan dari alam ciptaan Tuhan dapat kita temukan dimanapun. Tidak usah terlalu jauh hingga keluar, negeri kita, Indonesia memiliki karunia keindahan alam yang sudah lama tersohor hingga ke ujung dunia. Keindahan alam Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke. Keindahan alam ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan utama pariwisata internasional. Beberapa tempat di Indonesia yang sudah terkenal akan keindahannya diantaranya Bali, Lombok, Bunaken, Raja Ampat, Flores, dan masih banyak lagi. Selain tempat-tempat tadi, ada satu tempat lagi yang tidak kalah menakjubkannya dengan tempat lainnya yakni Karst Sangkulirang-Mangkalihat. Mendengar namanya, mungkin diantara kita masih asing dengan tempat tersebut. Wajar saja karena tempat ini bisa dikatakan tersebunyi dari peradaban.

Karst Sangkulirang-Mangkalihat adalah formasi batuan yang terletak di Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Karst ini memiliki luas 1.050 . Secara astronomis, letak karst ini adalah 00801S 1163629E / 0.133665S 116.608165E  Karst ini terbentuk dari proses alam, yakni pelapukan serta penumpukkan mineral selama ribuan hingga jutaan tahun lamanya sehingga membentuk formasi batuan yang sangat indah serta menakjubkan bagi siapa saja yang melihatnya. Untuk menuju ke lokasi, butuh 8-9 jam perjalanan darat dari Kota Samarinda.

Di Karst Sangkulirang-Mangkalihat, selain formasi karst, kita juga dapat menemui berbagai hal menarik, salah satunya adalah keberadaan lukisan cap tangan manusia purba. Cap tangan ini diperkirakan berusia ribuan hingga jutaan tahun. Keberadaan lukisan cap tangan manusia purba menjadi bukti keberadaan adanya peradaban manusia purba yang pernah mendiami wilayah ini. Selain itu, disini juga dapat dijumpai berbagai flora dan fauna yang sangat menarik, salah satunya adalah Orangutan (Pongo Pygmaeus). Keunikan lainnya adalah adanya lokasi tertentu yang dianggap sakral bagi masyarakat, seperti area pemakaman kuno. Maka disini berlaku beberapa pantangan bagi para pengunjung, seperti pantangan berteriak, berbohong, serta berbicara kotor.

Berkat keindahan serta keunikan dari Karst Sangkulirang-Mangkalihat, pemerintah mendaftarkan area karst ini sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Hasilnya, karst ini dimasukkan sebagai daftar sementara situs warisan dunia. Dengan adanya hal ini, diharapkan kawasan ini dapat menarik lagi bagi masyarakat, baik Lokal Maupun Mancanegara.

Namun, ditengah upaya menjadikan Karst Sangkulirang-Mangkalihat sebagai area wisata yang terlindungi, ada rencana dari investor yang menjadikan kawasan ini sebagai area pabrik semen. Rencana pabrik semen ini di kawasan karst menuai pro dan kontra. Beberapa pihak yang pro mengatakan bahwa pabrik semen sangat penting dalam perekonomian, khususnya perekonomian Kaltim. Selain itu, mereka beranggapan bahwa pabrik semen dapat memenuhi kebutuhan semen di tingkat internasional. Sementara pihak yang kontra, menganggap bahwa pembangunan pabrik semen dapat menghancurkan ekosistem yang ada di lokasi tersebut serta menghancurkan peninggalan sejarah manusia. Maka, terjadi aksi penolakan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang peduli terhadap karst ke pemerintah. Mereka mendesak agar rencana pembangunan pabrik semen dibatalkan.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis sebagai seorang mahasiswa memberikan pandangan, yakni rencana pembagunan pabrik semen itu memang secara ekonomi akan menguntungkan, baik bagi investor maupun pemerintah. Investor dapat melaksanakan usahanya untuk mengeruk keuntungan sementara pemerintah mendapatkan pendapatan, baik pendapatan yang resmi maupun yang ilegal. Selain itu, berdirinya pabrik semen dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah pabrik, misalnya saja muncul usaha akomodasi, kuliner, jasa perbaikan kendaraan, warung serbaguna, dsb. 

Memang terlihat meguntungkan, tetapi apakah selalu seperti ini? Jawabannya tentu saja tidak. Pemerintah harus melihat sejarah di Kaltim ketika masa Kayu dan Batubara beberapa waktu silam. Awalnya usaha tersebut sangat menjanjikan bagi masyarakat, tetapi apa yang terjadi selanjutnya sangat bertolak belakang, saat harga komoditas tersebut menjadi tidak berharga dan habis, investor langsung kabur meninggalkan area usaha. Kaburnya investor ini menyebabkan bencana, yakni perusahaan menutup operasi yang berujung pada PHK massal kepada sebagian besar pekerja yang tentu saja akan meningkatkan angka pengangguran serta kemiskinan. Bencana lainnya adalah matinya perekonomian daerah yang tergantung pada hasil alam tersebut yang menyebabkan usaha masyarakat yang tutup. Bencana yang paling fatal adalah dampak kerusakan lingkungan yang ujungnya adalah masyarakat yang menjadi korban. Contohnya sudah jelas terjadi di Kalimantan Timur pada akhir tahun 1990-an dan 2015.

Karena pertimbangan hal tadi, sebaiknya kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat tetap dipertahankan sebagai mana bentuk alaminya. Dengan bentuk alami serta keunikan didalamnya, maka kawasan ini dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan dari sektor pariwisata yang akan selalu ada selama alam masih lestari. Selain itu, karst ini dapat menjadi bukti bahwa bagaimana proses alam dapat terjadi sebagai studi ilmiah. Dengan dipertahankannya Karst Sangkulirang-Mangkalihat, provinsi maupun negara akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan hanya membangun pabrik semen. Ingat, wilayah akan menjadi menarik bila alamnya masih lestari. Maka jagalah kawasan karst ini dan kawasan alam lainnya.

SAMARINDA, 08 DESEMBER 2018

PENULIS

FIRMINUS OSCAR LIING

1702025016

S-1 ILMU PEMERINTAHAN, FISIP, UNMUL

SAMARINDA, KALTIM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun