Mohon tunggu...
Firmino Botan
Firmino Botan Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba dengan harapan. Dan berharap untuk terus mencoba

Kesuksesan bukan hanya milik orang-orang yang pintar, melainkan juga milik mereka yang tekun

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

"Pemeliharaan Ciptaan Tuhan"

19 Februari 2024   18:57 Diperbarui: 19 Februari 2024   18:59 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan Temu Orang Muda Katolik

Calon Paroki Stasi St. Stefanus Tanah Siang Selatan, Keuskupan Palangkaraya

"Pemeliharaan Ciptaan Tuhan"

Stasi St. Stefanus Tanah Siang Selatan yang merupakan calon paroki, pemekaran dari Paroki St. Klemens Puruk Cahu, Keuskupan Palangkaraya mengadakan kegiatan temu Orang Muda Katolik (OMK). Kegiatan temu OMK dilakukan pada tanggal 10-11 Februari 2024. Sebagai calon Paroki tentunya ada banyak hal yang perlu dipersiapkan, salah satunya adalah kelompok orang-orang muda. Orang-orang muda adalah harapan yang menyenangkan bagi Gereja. Orang-orang muda bukan sekadar masa depan Gereja, melainkan mereka adalah masa kini Gereja. Gambaran Gereja dimasa mendatang merupakan hasil bentukan masa kini. Dan itu tentunya ada pada orang-orang muda. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Kegiatan temu orang muda Katolik Stasi St. Stefanus ini mengambil tema "Pemeliharaan Ciptaan Tuhan". Tema ini dipilih sesuai dengan konteks dan situasi wilayah stasi dan orang-orang muda sendiri. Pertama, wilayah stasi St. Stefanus yang berada di Kecamatan Tanah Siang Selatan adalah daerah tambang emas dan masih memiliki hutan yang alami dengan banyak mata air dan air terjun yang indah. 

Kedua, situasi orang-orang muda yang belum menyadari betul kekayaan alam semesta sehingga berdampak pada kemampuan untuk mengolahnya. Oleh karena itu, kegiatan temu OMK ini bertujuan untuk memberikan edukasi, bimbingan dan motivasi bagi mereka. Dalam kegiatan ini terdapat tiga orang sebagai narasumber, yakni Pastor Sipri, SSCC (Pendamping OMK), Sr. Irene, KYM (Kepala Sekolah SMA Christian Center), dan Ibu Marta (Bidan Desa Puruk Kambang).

Acara pembuka temu OMK pada Sabtu, 10 Februari, pukul 16.00. Dilanjutkan degan pengisian kehadiran setiap peserta dan kata pengantar oleh ketua panitia. Selanjutnya, pada pukul 18.00 dimulai dengan sesi mendengarkan para narasumber. Pembicara pertama, Sr. Irene, KYM yang memiliki latar belakang di dunia pendidikan memberikan input yang kaya dan mendalam. Sr. Irene mengawali pembicaraannya dengan mengapresiasi situasi alam Kalimantan yang kaya dan subur. 

Ia juga mengagumi orang-orang Dayak yang sangat mengaja kearifan lokal dan budaya. Selanjutnya, Sr. Irene juga memberikan kesadaran tentang meningkatkan potensi orang muda karena melihat situasi saat ini banyak orang-orang muda memutuskan untuk menikah muda. Maka ia menegaskan pentingnya pendidikan. Pendidikan adalah kunci untuk membuka masa depan yang lebih baik. Dengan Pendidikan yang baik, kita akan mampu mengolah alam semesta yang kaya dan subur ini dengan baik pula.

Kesempatan selanjutnya adalah Ibu Marta seorang Bidan yang bertugas di Desa Puruk Kambang. Sebagai seorang Bidan, Ibu Marta memberi Edukasi terkait kesehatan. Ia mengawali pembicaraannya dengan bertitik tolak dari manusia sebagai ciptaan Allah yang istimewa dan berharga. 

Sebagai Ciptaan yang istimewa karena diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah, manusia punya tanggung jawab untuk menjaga kesehatan dan memelihara hidup. Semuanya harus diawali dari diri sendiri. Ketika kita mencintai, menjaga kesehatan dan memelihara hidup, kita juga akan menjaga, mencintai dan memelihara hidup sesama dan alam ciptaan. 

Selain itu, Ibu Marta juga memberikan tips-tips untuk menjaga kesehatan bagi orang-orang muda, yakni dengan menjaga pola makan dan minum yang sehat, berolahraga yang teratur, dan membangun relasi yang positif dan bermanfaat.

Kemudian, Pastor Sipri sebagai pendamping OMK memberikan beberapa input; pertama, beliau menegaskan bahwa kegiatan temu orang muda sebagai wadah dimana kita saling mengenal satu dengan yang lainnya. Dengan saling mengenal kita diharapkan untuk saling menghargai, mencintai, mengakui dan menerima sesama. Kedua, beliau mengingatkan bahwa orang muda adalah harapan bagi Gereja. 

Gereja kita akan hidup dan memiliki semangat kalau orang-orang muda juga memiliki semangat. Oleh karena itu, beliau menegaskan bahwa, semangat yang ada dalam diri kita harus dijaga dan kembangkan. "Jangan kita bersemangat hanya kalau ada acara, tetapi semangat itu harus terus berkobar-kobar sepanjang perjalanan hidup kita dan Gereja", tegas beliau. 

selanjutnya, Dengan mengungkapkan makna Ekaristi sebagai pemberian diri Kristus yang total, orang-orang muda juga diajak untuk memberikan diri untuk Tuhan, Gereja dan sesama dalam semangat melayani dengan cinta.

Setelah sesi mendengarkan para narasumber, acara selanjutnya adalah api unggun dan tukar kado. Acara ini diawali dengan sebuah renungan singkat yang dipimpin oleh Bang Fredi (kakak Pendamping OMK). Bang Fredi mengajak semua peserta OMK untuk duduk dalam keheningan dan berkomunikasi dengan diri sendiri. 

Cara ini untuk mengajak teman-teman OMK semakin peka akan suara hati, menyadari diri sendiri, menyadari semesta dan menyadari siapakah diriku di hadapan Tuhan. Kemudian, para peserta diajak untuk bersyukur kepada Tuhan Sang Pencipta. Setelah sesi renungan, acara selanjutnya adalah api unggun dan tukar kado. Acara tukar kado adalah salah satu ungkapan kasih kepada sesama. Semua peserta sangat bersukaria dan bersukacita karena boleh merasakan kasih dan perhatian dari sahabat-sahabatnya.

Di hari berikutnya, Minggu 11 Februari, Pastor Sipri, SSCC, Sr. Irene, KYM, Kaka-kaka Pendamping dan teman-teman OMK mengadakan misa alam yang bertempat di air terjun Dirung Lingkin. Misa alam ini merupakan penutup untuk segala rangkaian kegiatan temu OMK. Hal menarik dari misa alam sudah terlihat dari perjalanan ke tempat air terjun. 

Di mana selama perjalanan semua peserta tidak diperbolehkan untuk berbicara dan mengobrol dengan teman, melainkan menggunakan kesempatan itu untuk melihat dan mengamati alam. Selain itu, selama perjalanan setiap peserta diminta untuk mencari dan menemukan simbol bagi diri mereka masing-masing. 

Simbol itu akan dipersembahkan saat misa. Ketika perayaan Ekaristi, khususnya saat persembahan, para peserta menyerahkan simbol sekaligus mengungkapkan refleksi atas simbol tersebut. Simbol rumput (saudari Mila). Rumput walaupun sering diinjak dan tidak dipedulikan namun ia tetap hidup dan menjadi diri sendiri. 

Bahkan sekalipun ia tumbuh di antara pohon-pohon besar lainnya ia tidak berkecil hati. Saudari Mila mengajak kami untuk tetap menjadi diri sendiri dan menjadi pribadi yang tangguh.  Saudari Anjel (simbol batu). Batu walaupun ia dilempar dan ditenggelamkan ia tetap menjadi batu. Saudari Anjel mengajak kami untuk tetap kuat dan militan di tengah kesulitan dan tantangan. 

Saudari Imel (tanaman baru). Saudari Imel mengatakan bahwa tanaman yang baru memunculkan tunas muda ini menjadi gambaran tentang dirinya yang juga masih muda. Namun ia berharap agar tetap tumbuh dan berkembang dan menjadi berkat bagi banyak orang.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Selanjutnya, saudara Nanto (simbol dua daun hijau). Ia mengungkapkan bahwa dua daun hijau yang dipilih menjadi gambaran perjalanan bersama orang lain. Sepanjang perjalanan hidup ini kita tidak sendirian, akan ada orang-orang yang selalu bersama membantu kita. Selain itu, warna daun hijau memberi makna bahwa kita harus selalu memiliki jiwa yang semangat dalam memberikan diri untuk melayani. Saudara Yosua (simbol air). 

Saudara Yosua mengatakan bahwa air mengalir dari sumber dan memberikan hidup. Demikian pun dengan hidup kita bisa hidup karena memiliki sumber, yakni Tuhan sendiri.  Saudara Riki (setangkai bunga). Saudara Riki menjelaskan bahwa setangkai bunga menjadi gambaran bagi orang-orang muda untuk menggunakan waktu dan kesempatan masa mudanya untuk melayani dan melakukan hal-hal positif dan bermanfaat.

Setelah Misa penutup, acara selanjutnya adalah makan bersama dan rekreasi. Semoga semangat yang telah kita bangun ini terus bertahan dan berlanjut. KEMULIAAN ALLAH TAMPAK DALAM HIDUP MANUSIA DAN SEMESTA. "GLORIA DEI HOMO VIVEN"

Oleh Diakon, F. Hoga Botan, SSCC

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun