Mohon tunggu...
Firmino Botan
Firmino Botan Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba dengan harapan. Dan berharap untuk terus mencoba

Kesuksesan bukan hanya milik orang-orang yang pintar, melainkan juga milik mereka yang tekun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Sekadar Rumah

11 November 2023   09:47 Diperbarui: 11 November 2023   09:51 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bukan hanya sekadar Rumah"

Rumah adalah tempat sekaligus suasana dimana semua orang butuh sebagai tempat pulang. Akan tetapi tidak semua orang juga bisa memiliki dan merasakan rumah yang nyaman sebagai tempat ia tinggal dan hidup. Oleh berbagai faktor dan keterbatasan, kita bisa menyaksikan masih banyak saudara-saudari kita yang memilih bertahan dibawah gubuk yang sederhana. Bahkan untuk berbagai aktivitas harian mereka lakukan dalam ruang yang sempit. Sementara itu, kita juga melihat begitu banyak orang yang memiliki rumah yang mewah dengan banyak kamar dan ruang sebagai tempat aktivitas mereka.

Sebagai sesama manusia, kita seharusnya punya rasa empati terhadap mereka. Rasa empati itu harus terwujud dalam tindakan konkret. Yakni sikap solidaritas untuk membantu mereka dalam membangun rumah yang aman dan nyaman. Seorang bijak pernah berujar, ketika kamu melihat saudaramu yang tidak memiliki rumah, hendaknya kamu memberi dia tumpangan. Namun akan lebih mulia jika kamu menyediakan rumah baginya.

Membangun rumah bagi sesama adalah tindakan cinta yang paling konkret. Karena cinta bukanlah sekadar kata sifat sebagai pridakat untuk seseorang. Namun cinta adalah kata kerja yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang  baik bagi sesama.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Terlibat dan membangun rumah bagi sesama adalah suatu pengalaman berharga yang saya rasakan. Saya berpikir bahwa, untuk membantu sesama tidak hanya dengan uang dan barang materi lainnya. Tetapi membantu sesama juga bisa dengan tenaga, waktu dan pemberian diri yang ikhlas. Sebab ketika saya tidak memiliki apa-apa untuk diberikan, saya sadar bahwa saya masih memiliki diri, waktu dan tenaga.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Lebih dari itu, dengan keterlibatan secara langsung saya tidak hanya ikut membantu, tetapi juga mengenal secara dekat mereka yang saya bantu. Mengenal mereka dengan segala kisah menginspirasi saya untuk menarasikan semuanya ini. Namun saya menyadari bahwa dalam setiap goresan kata yang bisa saya tuangkan tidak dapat mewakili sejuta makna yang mereka sampaikan. Bahwa pengalaman itu tetap jauh lebih kaya dari apa yang bisa saya narasikan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun