Mohon tunggu...
Firmauli Sihaloho
Firmauli Sihaloho Mohon Tunggu... Jurnalis - Bataknese who Grown in West Sumatera & Working in Riau Province

Menghidupi Hidup Sepenuhnya

Selanjutnya

Tutup

Worklife

IndiHome, Penyokong Utama Bangsa di Era Digital

15 Juli 2022   11:38 Diperbarui: 15 Juli 2022   11:39 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KEYWORD: Contoh keyword IndiHome yang paling banyak dicari warganet selama 12 bulan terakhir.

"Kalian generasi sekarang mah enak, kirim berita bisa darimana saja tanpa harus ke kantor. Begitu ada kejadian atau peristiwa, beritanya bisa langsung diketik dan dikirim saat itu juga, beserta foto dan video lewat gawai kalian. Proses wawancara pun dimudahkan tanpa harus bertemu narasumber, karena bisa lewat chat, panggilan atau bahkan melalui video call.  Tidak hanya itu, mencari isu juga dimudahkan karena di media sosial arus informasi begitu deras, isu-isu itu tinggal kalian follow up saja. Kalian harus banyak bersyukur karena Manfaat Internet ini begitu banyak," begitu kata seorang Redaktur tempat media saya bekerja.

Tidak sampai di situ, Dia yang menggeluti profesi jurnalistik sejak tahun 2005 ini membandingkan dengan kondisi yang Ia alami saat menjadi reporter di lapangan.

"Sementara kami dulu harus berpacu dengan waktu. Mulai pagi sampai sore mencari berita, lalu harus ke kantor mengetik bahannya untuk kemudian diedit redaktur sebelum dicetak. Itupun kami harus mengantri untuk mengetik karena jumlah komputer yang terbatas. Kalau diingat, pekerjaan jurnalistik saat itu sangat membutuhkan ketelitian, menyita banyak waktu dan cost yang dikeluarkan juga lebih besar bila dibandingkan kondisi sekarang," timpalnya.

Kendati demikian, Ia mengakui saat itu beberapa media sudah mulai membekali para jurnalis dengan ponsel merk Black Berry. Melalui aplikasi pesan instan BBM, pengiriman naskah berita dan foto cukup cepat, akan tetapi masih terbatas dan kerap ada gangguan. Sebab, cakupan jaringan internet yang stabil hanya berada di kota besar, itupun sinyalnya masih Edge.

"Nah kalau sekarang, kalian mau mengirim berita dari tempat tidur pun bisa. Pantau media sosial dimana ada kejadian, lalu wawancara otoritas terkait melalui chat atau panggilan, sudah dapat satu berita," ketusnya.

Obrolan di atas barangkali kerap dijumpai saat dua generasi berbeda bertemu dan bercengkrama soal perkembangan dunia jurnalistik. Selain bernostalgia, terkadang juga berdiskusi tentang potensi-potensi jurnalistik yang bisa dikembangkan di era digital saat ini.

Seperti menyambi menjadi content writer yang kini menjadi salah satu skill yang banyak dicari perusahaan. Bahkan, dapat dikatakan skill ini punya urgensi di era digital mengingat arus informasi yang tak terbendung dan pengguna internet yang terus meningkat.

Dimana, content writer tadi memproduksi konten-konten menarik sesuai pesanan dengan berbagai tujuan. Seperti kebutuhan suatu perusahaan untuk menjaga nama baik melalui tulisan-tulisan di website, kebutuhan penulisan artikel yang menarik untuk promosi di ruang-ruang digital dan lain sebagainya.

"Atau seperti si Roy (nama samaran) itu, menjadi penulis caption di media sosial pejabat dan perusahaan. Bayangkan, untuk menulis caption saja ada yang mau membayar agar citra mereka terbangun dengan baik di internet. Artinya, di  zaman internet kini pekerjaan 'aneh' bermunculan. Kita sebagai jurnalis yang dibekali ilmu-ilmu dasar menulis ini, tentu diuntungkan. Tergantung kita lagi, mau tidak memanfaatkan peluang ini," tegas Redaktur saya tadi.

Memang, dengan perkembangan Internetnya Indonesia yang begitu cepat ini, kerja-kerja jurnalistik juga mengalami perubahan di era disrupsi saat ini. Para jurnalis dituntut tidak hanya menghasilkan karya jurnalistik secara reguler, tetapi juga mesti mengikuti dan memahami perkembangan Optimisasi mesin pencari atau Search Engine Optimization (SEO) guna mendongkrak visitor portal.

Seperti menyelaraskan konten berita yang diketik dengan keyword yang ramah terhadap mesin pencarian. Sehingga, berita yang dihasilkan bisa menjangkau lebih banyak pembaca.

Berangkat dari penjelasan di atas, content writer dan perubahan cara kerja jurnalis menjadi contoh nyata bagaimana dampak dari perkembangan internet saat ini. Bahwa selain membawa tantangan, perkembangan internet juga memberikan peluang yang bisa dimanfaatkan oleh siapa saja.

Pentingnya Kehadiran IndiHome

Peluang-peluang yang muncul di era digital ini tentu hanya bisa dimanfaatkan jika infrastruktur internet sudah merata di seluruh negeri. Juga diikuti pengembangan kecakapan digital bagi masyarakat sebagai pengguna.

Untuk itu, peran penting Telkom Indonesia sebagai garda terdepan dalam mempercepat proses digitalisasi ini sangat dibutuhkan. Agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati jaringan internet berkualitas.

Melalui salah satu produk layanannya IndiHome, kini masyarakat di mana saja bisa menggunakan internet dengan kualitas yang sama.

Sebab, sebagai market leader layanan fixed broadband di Indonesia,  IndiHome sudah menjangkau 10 pulau terluar di Indonesia, yaitu Pulau Bintan, Karimun, Kei, Alor, Simeulue, Weh, Sebatik, Rote, Sabu dan Nusa Penida. Hingga kini IndiHome telah menjangkau 489 dari 514 kota/kabupaten di Indonesia.

Kehadiran internet di wilayah terluar Indonesia ini sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan warga di sana. Mengingat wilayah tersebut mempunyai banyak destinasi wisata yang menjanjikan. Sehingga kehadiran internet diperlukan untuk memperluas jangkauan promosi.

Komitmen pemerataan internet ini terus diupayakan IndiHome. Seperti pembangunan serat optic yang terbentang di seluruh nusantara atau setara dengan 4 kali keliling bumi. Maka tak mengherankan bila pelanggan IndiHome kini sudah mencapai lebih dari 8,5 juta.

Selain infrastruktur, IndiHome juga sering menghadirkan berbagai promo kepada para pelanggan. Mulai dari harga langganan terjangkau hingga beragam paket beserta hadiah menarik yang diberikan.

Kemudian, IndiHome konsisten menggelar berbagai pelatihan berupa workshop maupun webinar. Program ini patut diteruskan dalam rangka meningkatkan literasi digital masyarakat.

Dengan demikian, kontribusi IndiHome di era Revolusi Industri 4.0 merupakan keniscayaan bagi peradaban bangsa. Sebuah hal yang tak terelakkan. Seperti yang ditegaskan Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah saat perayaan HUT ke-57 Telkom, Kamis (7/7/2022);

"Masa depan Indonesia akan tergantung pada seberapa mampu negara ini mengoptimalkan kekayaan dan potensinya di ranah digital. Dengan talenta terbaik, teknologi mumpuni, dan ekosistem bisnis yang kuat, Indonesia bisa menjadi pelaku utama ekonomi di regional bahkan dunia dalam beberapa tahun ke depan. Telkom akan berdiri bersama masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk mewujudkan cita-cita tersebut"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun