Mohon tunggu...
Firmauli Sihaloho
Firmauli Sihaloho Mohon Tunggu... Jurnalis - Bataknese who Grown in West Sumatera & Working in Riau Province

Menghidupi Hidup Sepenuhnya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menjajal Jaringan Tri di Masa Pandemi

15 Juli 2020   20:15 Diperbarui: 15 Juli 2020   20:08 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah Work From Home (WFH) menjadi salah satu cara memutus rantai penyebaran Covid-19. Tidak hanya bekerja, sekolah pun menerapkan hal demikian, belajar dari rumah dengan terhubung ke internet.

Perusahaan tempat saya bekerja juga memberlakukan WFH selama pandemi ini. Awal bulan pertama, penyesuaian office hour selama di rumah memang agak berat. Godaan untuk rebahan begitu kuat saat mengerjakan berbagai tugas.

Usaha yang saya lakukan ialah mengakses berbagai hiburan untuk menghilangkan rasa bosan dan rasa kantuk. Jika di kantor bisa bercanda dan diskusi dengan rekan kerja, semenjak WFH saya ditemani YouTube dan Spotify untuk menghibur diri di depan laptop.

Kurang lebih delapan jam saya berada di depan laptop. Setelah bekerja, jaringan internet juga masih terhubung di gawai. Koneksi internet memang tak bisa dilepaskan dari kehidupan dewasa ini.

Kebiasaan sebelum tidur di malam hari ialah saya menghitung besaran kuota yang terpakai melalui fitur di smartphone saya. Rata-rata, selama bekerja di rumah, saya menghabiskan 4 hingga 6 Gigabyte. (GB). Ada kenaikan jika dibandingkan selama bekerja dari kantor, dimana saya menghabiskan 2 hingga 4 GB setiap hari.

Perbedaan itu wajar. Sebab, jika bekerja seperti biasa, gawai saya terhubung dengan fasilitas Wi-Fi di kantor.

Hal itu menuntut saya untuk bertindak cerdas dalam menekan biaya pengeluaran. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini. Oleh karena itu, salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu memilih harga paket data internet yang terjangkau dengan jaringan yang stabil.

Setelah melakukan pencarian dan perbandingan, saya tertarik untuk menjajal kartu Tri usai membaca berbagai penjelasan di website www.tri.co.id.

Keputusan itu saya eksekusi pada tanggal 15 Juni lalu dengan mengunjungi konter untuk membeli kartu perdana Tri. Produk AlwaysOn itu saya tebus seharga Rp 7 ribu saja dengan kuota awal 1 GB.

Kartu perdana itu saya pasang lalu melakukan pendaftaran sesuai syarat yang berlaku, yakni memberikan nomor KTP dan Nomor KK. Ternyata, di daerah tempat saya tinggal, Jalan Indrapuri Pekanbaru, jaringan 4G Tri tidak begitu baik. Terbukti dari indikator sinyal di layar gadget saya hanya satu yang terisi. Berbeda jika saya menggunakan pengaturan jaringan pada 3G saja. Indikator sinyal itu terkadang bisa penuh atau minimal tiga yang terisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun