Mohon tunggu...
Firmauli Sihaloho
Firmauli Sihaloho Mohon Tunggu... Jurnalis - Bataknese who Grown in West Sumatera & Working in Riau Province

Menghidupi Hidup Sepenuhnya

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Menjajal Keunggulan Grab: Aplikasi untuk Semua hingga Lintas Negara

3 Desember 2019   13:52 Diperbarui: 5 Desember 2019   11:55 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Grab (Kompas.com)

30 Oktober yang lalu, saya mendapat tugas liputan ke negeri tetangga, Malaysia. Menghadiri acara peluncuran program kesehatan Malaysia Health Care, saya dijadwalkan berada di sana hingga hari Sabtu. Namun, kami yang berangkat bertiga (dua jurnalis, satu blogger) dari Pekanbaru, memutuskan untuk extend hingga hari Minggu.

Bagi kami yang baru pertama kali ke luar negeri, tentu ini pengalaman yang amat berkesan. Apalagi kami diajak mengunjungi tiga kota berbeda sekaligus. Mulai dari Kuala Lumpur, Melaka hingga Johor Bahru.

Selama mengikuti kegiatan, memang tidak ada permasalahan dan keraguan. Pasalnya, mulai dari akomodasi hingga transportasi telah diatur. Kami hanya duduk manis saja menanti arahan dari panitia pelaksana. Sebagaimana peserta lain dari berbagai kota dan negara.

Diskusi kami bertiga kemudian terjadi cukup alot saat pesawat kami mendarat dari Johor Bahru ke Kuala Lumpur, Sabtu (2/11/2019). Dengan kondisi badan yang letih dan tanpa didampingi pemandu atau panitia, kami bertiga mencari solusi untuk memilih jenis transportasi yang akan kami gunakan dari Banda Kuala Lumpur Internasional ke tempat penginapan.

Sejatinya ada tiga jenis moda transportasi yang tersedia. Yakni Express Rail Link (ERL), Bus atau taksi online. Sembari berjalan ke pintu keluar bandara, kami mengulik dan menimbang setiap moda transportasi itu.

ERL menyajikan perjalanan singkat dan cepat. Jika naik mobil membutuhkan waktu sekitar 60 menit ke pusat kota, tapi dengan ERL hanya sekitar 30 menit saja. Akan tetapi, kami teringat pesan panitia sebelumnya bahwa harga tiket ERL cukup mahal. "Kalau naik kereta api, satu tiket itu saya tahun lalu dikenakan sekitar Rp 400 ribu," kata panitia yang juga berasal dari Indonesia itu.

Sementara Bus, harga lebih murah. Namun, sebagai orang yang baru ke Kuala Lumpur tentu akan kebingungan dimana akan turun. Selain itu, kata panitia, Bus juga cenderung lebih lama. Hampir membutuhkan waktu sekitar 120 menit.

Dengan gawai yang ada di genggaman, kami mencoba menjajal Super App, Grab sebagai alternatif transportasi. Berdasarkan kalkulasi aplikasi, tarif dari Bandara menuju Hotel yang telah kami pesan di Kuala Lumpur hanya sebesar 72,8 RM atau setara Rp 200 ribuan.

 Karena kami bertiga, angka tersebut kami bagi tiga. Jadi, masing-masing kami hanya dikenakan sekitar Rp 66 ribu saja. Angka tersebut lantas kami sepakati dan kemudian melakukan pemesanan. Namun sebelum itu, aplikasi Grab meminta identitas pemesan dengan mengunduh swafoto di lokasi.

Screenshoot Pemesan Grab di Malaysia | dokpri
Screenshoot Pemesan Grab di Malaysia | dokpri
Setiba di pintu gerbang keluar bandara, kami memantau setiap mobil sedan yang lalu lalang dengan memperhatikan plat nomor. Kurang lebih 10 menit, mobil sedan warna abu-abu itu melintas dan kami menghampiri.

"Hello. Are you my customer wanna go to Sandpiper Hotel?" tanya si pengemudi. "Yes,"jawab kami serentak. Lalu si pengemudi keluar dari mobilnya dan membantu kami memasukkan koper ke bagasi mobil.

Entah kenapa, sepanjang perjalanan perasaan terasa begitu nyaman. Tidak ada rasa khawatir maupun kebingungan, sebab mobil yang kami tumpangi pastinya akan langsung menuju tujuan sesuai pesanan. Sungguh pengalaman yang mengesankan bersama Grab.

Sesuai dengan estimasi waktu di aplikasi, kami melintasi jalur tol hingga ke hotel sekitar 60 menit.

Keesokan harinya, Minggu (3/11/2019) pagi kami memutuskan untuk mengunjungi beberapa tempat di Kuala Lumpur. Selain menikmati suasana kota, kami juga ingin membeli buah tangan untuk dibawa ke Pekanbaru. 

Karena hari masih pagi dan matahari belum terik, kami memutuskan untuk berjalan kaki mengunjungi beberapa tempat yang lokasinya berdekatan dengan hotel. Setelah itu, kami kembali menggunakan Aplikasi Untuk Semua, Grab yang #SelaluBisa diandalkan menjadi moda transportasi. Terhitung ada 6 tempat yang kami singgahi, baik berjalan kaki maupun menggunakan Grab.

Screenshoot Tarif dari Bandara KLIA ke Kuala Lumpur | dokpri
Screenshoot Tarif dari Bandara KLIA ke Kuala Lumpur | dokpri
Kami kembali ke hotel sekitar pukul 11.25 waktu setempat untuk mengambil barang dan bersiap menuju bandara. Dari hotel ke bandara, kami kembali  menggunakan Super App, Grab. Memang betul seperti kalimat bijak yang berbunyi, Rasa Nyaman Akan Membangun Keterikatan Batin.

Dari hotel menuju bandara, Grab yang kami pesan ialah sedan bewarna coklat yang sangat terawat. Bagian dalam mobilnya pun bersih. Begitu juga dengan jok yang kami duduki terasa empuk dan nyaman. Pengemudi Grab yang kali ini kami tumpangi juga ramah.

 60 menit perjalanan yang kami tempuh tak terasa berlalu begitu saja dengan berbagai obrolan dengan pengemudi Grab. Sebab, komunikasi kami terbantu karena adanya kesamaan bahasa Indonesia dengan bahasa Melayu. Sesampai di Bandara, Dia mengucapkan terima kasih dan selamat sampai  tujuan. Atas keramahan itu, kami memberikan lima bintang di Aplikasi.

#AplikasiUntukSemua yang memberikan rasa aman dan nyaman dalam kebutuhan transportasi itu ada pada Grab. Tidak hanya di Indonesia, keunggulan Grab juga melintas hingga ke mancanegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun