Berkat pemanfaatan internet, durasi antrean pasien bisa dipangkas, Jika sebelumnya pasien membutuhkan waktu 6 sampai 7 jam, kini pasien hanya menunggu sekitar 1 hingga 2 jam saja. Atas inovasi tersebut, rumah sakit yang melayani rata-rata 500 hingga 600 pasien per hari ini diganjar penghargaan BPJS Kesehatan Award 2019 yang diterima di Jakarta Agustus lalu.
Digitalilasi kesehatan seperti yang diterapkan RSU Aisyiyah Ponorogo memang sudah seharusnya menjadi contoh bagi industri kesehatan di Indonesia. Digitalisasi ini harus terus didorong dan dikampanyekan agar masyarakat bisa menikmati layanan kesehatan secara maksimal.
Farly Nur Dewantara merupakan sosok pemuda yang menaruh harapan besar terhadap perkembangan layanan kesehatan di Indonesia. Lulusan Institut Teknologi Telkom ini memutuskan kembali ke kampung halaman, Pekanbaru untuk merintis bisnis start-up kesehatan pada tahun 2016.
Platform pertama yang Dia bangun ialah Medicaboo. Aplikasi layanan kesehatan ini membantu para pasien di Riau untuk melakukan reservasi, seperti jadwal konsultasi dengan dokter, mencari kamar inap dan lainnya. Berbagai layanan tersebut disertai besaran ndust. Dengan begitu, pasien bisa memilih sesuai dengan kesanggupan.
Aplikasi kesehatan Medicaboo ini dicetuskan Farly atas pengalaman pribadinya. Ketika itu Farly mendapati Mertuanya sedang kesulitan mencari kamar rawat inap untuk adik iparnya yang sedang mengalami sakit. Tidak hanya itu, Sang Mertua juga kesusahan mencocokkan dengan jadwal dokter untuk keperluan konsultasi.
Farly melakukan sejumlah survei atas kejadian yang dialami dirinya. Ternyata, banyak masyarakat mengalami kasus serupa. Berbekal disiplin ilmu yang Dia kuasai, Farly bersama Mertua, Drg Suci Nuralitha M.Kes, yang telah berpengalaman 30 tahun di dunia kesehatan sepakat untuk merintis startup kesehatan yang kemudian diberi nama Medicaboo.
Aplikasi tersebut bisa diunggah di platform Android dan Ios. Hingga saat ini informasi lengkap ratusan rumah sakit se Riau dan dokter sudah bisa diakses oleh pasien. Begitu juga jika ingin melakukan reservasi.
Bersama Medicaboo, pemuda kelahiran tahun 1991 ini mendapatkan beberapa penghargaan. Teranyar ialah kompetisi IT nasional yang ditaja Telkomsel pada 2017 lalu, The NextDev. Selan itu, Farly juga ditunjuk sebagai perwakilan komunitas online pelaku startup di Asia, Tech in Asia Chapter Pekanbaru.
Setelah Medicaboo beroperasi, Farly belum merasa puas. Dia kembali gusar melihat permasalahan kesehatan di Indonesia yang memang cukup kompleks, salah satu ialah fenomena antrean di fasilitas kesehatan yang merupakan mitra BPJS Kesehatan.
Farly memperhatikan permasalahan klasik itu masih terus terjadi. Masyarakat yang ingin berobat tak terlayani maksimal. Padahal di era Revolusi Industri 4.0 berbagai kemudahan telah tersedia dengan memanfaatkan jaringan internet.
Lantas pada Januari 2019 lalu, Farly kembali berinovasi dengan menghadirkan solusi alternative, merintis Assist.id. Melalui software berbasis cloud ini, fasilitas kesehatan akan lebih mudah memonitor dan mengontrol klinik secara digital. Seperti pendaftaran pasien, antrean, kasir, rekam medis, apotek dan lainnya bisa dilakukan secara online. Dengan begitu, proses pelayanan akan lebih efesien dan efektif.