Musim Politik pun datang di tengah pandemi, para bapaslon di setiap daerah pasti menginginkan eforia yang pantas sebagai tokoh yang diusung oleh rakyat. Parameter utama adalah massa, semakin banyak massa yang membanjiri di setiap kegiatan politik, baik itu sosialisasi, kosolidasi, maupun kegiatan lainnya, semakin tinggi percaya diri tokoh yang akan diusung oleh rakyat tersebut. Ini di daerah, masyarakat tidak terbendung, sebagian ada yang ingin mengganti rezim kepala daerah, sebagian lagi ingin merebut tahta kekuasaan di daerah.
Tidak peduli balon Kada tersebut itu adalah petahana maupun calon baru, mereka ingin eforia yang sama, mereka ingin keramaian dan kerumunan masyarakat. Inikah kepemimpinan? pahamkah mereka apa situasi yang sedang dihadapi secara nasional saat ini? apakah patut? Masyarakat tidak tahu, mereka hanya perlu hiburan dan semangat di tengah kondisi yang tidak menentu saat ini. Sosialisasi yang sudah diterbitkan? kampanye penggunaan masker? terasa tidak ada berarti.
Gaya lama tetap dibutuhkan, normal baru tidaklah mudah, yang ada hanyalah berusaha normal di situasi yang sedang gawat. Bencana ini bukanlah gempa bumi atau erupsi gunung api, bencana ini adalah ujian untuk mencerdaskan publik.
Jadi, manakah yang perlu? Percaya? Patuh? atau menyamakan persepsi?
Menurut saya, Pandemi Covid-19 telah membuktikan adanya krisis mengutamakan kepentingan publik. Kepentingan Publik saat ini adalah untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang saat ini telah menjadi Pandemi Global. Namun, beberapa kelompok orang masih menilai beberapa kepentingan harus diutamakan di atas kepentingan publik tersebut dengan beragam alasan. Semoga daerah tetap aman, semoga Pandemi ini cepat berlalu, semoga semua dapat kembali normal, namun semoga hanyalah sekedar harapan tanpa adanya tindakan yang kongkrit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H