Mohon tunggu...
Naufal Firman Yursak
Naufal Firman Yursak Mohon Tunggu... Analis Media -

a Political Junkie | a Former Journalist | Justice for All | naufal@firmanyursak.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tantangan (Calon) Gubernur DKI Jakarta 2012-2017

31 Maret 2012   09:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:13 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


TANTANGAN (CALON) GUBERNUR DKI JAKARTA 2012-2017

Oleh : Firman Yursak*

Dinas intelijen Amerika Serikat Central Intelligence Agency/ (CIA) merilis pantauan peta persebaran penduduk dunia tahun 2011. Lebih dari 50% total 7,004 miliar penduduk dunia saat ini tinggal dan hidup di kota-kota atau zona perkotaan.(CIA Factbook, 2011)

Meningkatnya jumlah penduduk kota itu dan eksploitasi sumber alam dapat mengurangi atau merusak daya sangga ekosistem kota-kota kita. (Global Footprint Network, 2012) Ada potensi risiko lingkungan seperti kenaikan level emisi karbon-dioksida, pemanasan global, dan polusi akibat lonjakan penduduk perkotaan. (The Nature, 2012)Sekitar 50% penduduk dunia terancam kelaparan dan kemiskinan akibat kerusakan dan kemerosotan sumber daya alam, pemanasan global, krisis energi, dan kehancuran keragaman-hayati. (U.S. Census Bureau, 2009)

Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) bukan kekecualian dari tren dan potensi risiko tersebut. Penduduk Jakarta yang dibangun sejak abad 4 M, mencapai 65 ribu jiwa tahun 1870. Jumlah itu naik menjadi 258 ribu (1928), 600 ribu (1945), 4.546.492 (1971), 6.503.449 (1980), 8,384.853 (2000), dan 9.588.198 jiwa tahun 2010. (BPS, 2010). Maka para Calon Gubernur dalam Pilkada Gubernur-Wakil Gubernur DKI 2012 perlu memiliki strategi dan program kerja untuk merespons risiko-risiko tersebut.

Model “the city of palm-trees’Jericho di Tepi Barat dekat Sungai Jordan, Palestina, layak ditiru. Kota ini  adalah jejak peradaban dan perdamaian sejak milenium 7 SM dan dihuni manusia sampai hari ini. (Gates, Charles, 2003)RahasiaJericho ialah kebijakan zona—khususnya zona hijau sekitar 30% lahan kota.  Zona hijau jugadipionir oleh Nabi Muhammad yang melarang darah tercecer hingga pohon ditebang guna melahirkan karakter kota sakral Mekkah di Hejaz. (A. Zahoor & Z. Haq, 1998) Lahan konservasi (hima) adalah pendukung  lestarinya Mekah di Hejaz, Arab Saudi, sejak abad 5 M (Exploring Islam Foundation, 2010)

Program pemerintah kota sekarang juga diilhami oleh kebijakan zona ecocities tersebutseperti GujaratInternational Finance Tec-City dan Nano City (India), Putrajaya (Malaysia), King Abdullah Economic City (Arab Saudi),  Ottawa dan Calgary (Kanada), Dubai Waterfront, dan Dubai World Central (Uni Emirat Arab), Sejong City (Korea Selatan). Di Negara RI, awal November 2011 di Jakarta, 60 bupati dan walikota menanda-tangani komitmen membangun kota-kota hijau sebagai zona aman, nyaman, produktif, dan lestari. (Antara, 8/11/2011)

“Smart Growth” DKI

Strategi pembangunan ‘smart growth’ memiliki dua ciri pokok yaitu kebijakan zona, seperti green-field dan lahan konservasi, dan partisipasi stakeholders seperti masyarakat umum, media, investor, bankir, pedagang,PKL, lembaga riset, dan lain-lain. Zona-zona baru dibangun di lahan tidur kota untuk lahan-lahan pertanian, landsekap, lahan hijau terbuka yang bermanfaat bagi pelestarian lingkungan, produksi, dan penyerapan tenaga kerja. (Walters, D., 2007)

Konsep dasar ‘smart growth’ ialah bahwa setiap lahan hanya memiliki satu kapasitas tertentu untuk mendukung kehidupan manusia, hewan, dan hayati lainnya hingga level harmoni alamiah. Melampaui kapasitas itu ekuivalen dengan merusak keseimbangan alamiah antara manusia, tanah, air, atmosfir, dan hayati. Kondisi semacan ini memicu kriminalitas, kekerasan, konflik, kemacetan, pengangguran,dan kerusakan linkungan di kota-kota. (Walters, D., 2007)

Smart growth’ melalui program ecocity memandang masyarakat merupakan komponen sangat menentukan pembangunan dan pelestarian tata-kehidupan yang harmoni, lestari, tertib, aman, dan adil. Hal ini mesti dijabarkan dalam pilihan rumah, pembangunan properti, layanan kesehatan dan pendidikan, layanan administrasi pemerintahan, pasar, transportasi, pelestarian hingga penyerapan tenaga kerja di kota. (Smart Growth Network, 2011)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun