Sebagai pemain trombone, Syaeful menyadari bahwa setiap alat musik memiliki karakter yang berbeda-beda. Ukuran Trombone relatif besar dan panjang, sehingga agak ribet membawanya di kendaraan atau pesawat. Saeful merasa beruntung, karena ada yang lebih besar dari trombone, seperti kontra bass yang harus digendong. Menurutnya pemain trombone relatif jarang, di Bandung sendiri jumlahnya masih bisa dihitung dibanding pemain alat musik lainnya. Sehingga peluang untuk diajak bergabung dalam sebuah band lebih besar, terlebih ketika dibutuhkan untuk brass section
Secara teknis  main trombone dengan siapapun sama saja, namun yang membedakan adalah atmosfir yang dirasakan. Tidak hanya memainkan trombone, Syaeful  juga senang kepada sesuatu yang perkusif.  Kalaupun dalam suatu kesempatan Syaeful  harus memainkan alat musik selain trombone, maka Syaeful  akan memilih drum atau perkusi. Pada dasarnya hampir semua alat musik bisa dimainkannya, tapi Syaeful  merasa kurang pede ketika memainkan selain trombone dan perkusi.
Syaeful  percaya bahwa untuk menjadi trombonis harus latihan dengan serius. Ketika pertama kali belajar, terkadang kurang sabar. Meniup satu persatu nada dengan cukup lama, untuk melatih tone. Misalkan dari nada C naik ke D, demikian seterusnya. Perlahan lahan, dengan penuh kesabaran, tahapannya tidak langsung main lagu. Menurutnya latihan intensif, tekun, dan attitude adalah faktor utama bagi seorang musisi. Karena akan kerja dengan siapapun, maka secara teknis dan komunikasi harus bagus.
Era teknologi digital memudahkan Syaeful  untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan pemain trombone di seluruh Indonesia. Khususnya kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan Jogjakarta. Bertemu di sosial media, saling follow, berkomunikasi  ketika berkesempatan main satu panggung, sharing alat dan buku tentang musik.
Syaeful  merasa bergabungnya dengan SONETA merupakan suatu pencapaian yang di luar ekspektasi. Tidak terpikir sebelumnya Syaeful  bisa bergabung di SONETA. Ketika awal bermain trombone, Syaeful  sangat ingin main band, pernah main orkestra bersama Gita Bahana Nusantara di Istana Negara pada tanggal 17 Agustus 2009. Namun Syaeful  menyadari bahwa perjalanan profesionalnya di musik baru 10 tahun, masih banyak yang ingin dicapainya.
Pekerjaan musisi adalah memperbanyak relasi, berkepribadian yang baik, berkomunikasi, attitude yang bagus. Selain skill dan kemampuan teknis yang bagus, yang terpenting yaitu restu orang tua. Apapun yang dilakukan, setiap mau main dan mendapat pekerjaan dengan siapapun, Syaeful  selalu mengabari ibunya. Orang yang pertama kali dikabari ketika Syaeful  bergabung dengan SONETA adalah ibu. Baginya keluarga adalah pihak yang paling berjasa dalam perjalanan karirnya. Â
Selain kedua orang tua dan keluarga, banyak pihak yang berjasa terhadap karir Syaeful. 2 orang pamannya yang telah mengenalkan chord-chord dasar gitar sejak Syaeful duduk di kelas lima SD. Adi Haryudi teman ketika SMA, yang memaksa Syaeful untuk ikut SPMB jurusan seni musik. Diki Suwarjiki sesama pemain saxophone, yang mengajak Syaeful  main di OVJ sahur. Dari situlah pintu mulai terbuka, kesempatan berkenalan dengan banyak orang. Sampai akhirnya bertemu dengan Kiki yang menjadi sebab bisa mengenal sosok Rhoma Irama dan bergabung bersama SONETA group musik legendaris Indonesia. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H