Ucapan syukur alhamdulillah, istigfar, dan takbir terus diucapkan oleh Sumi Suhartinah seorang guru TK Al Azhar Syifa Budi Parahyangan Kabupaten Bandung Barat ketika berhasil menjadi Juara 1 pada ajang Lomba Guru TK Berprestasi Tingkat Nasional yang berlangsung dari tanggal 12 sampai dengan 18 Agustus 2019, bertempat di Hotel Kartika Candra Jakarta.
Perasaan campur aduk antara tidak percaya dan tidak menyangka bahwa dirinya bisa mendapatkan anugrah luar biasa pada hari itu. Sebelumnya Sumi sempat menjagokan peserta lain yang memiliki kemampuan luar biasa dalam membuat media pembelajaran yang komprehensif, sehingga momen paling menegangkan adalah ketika panitia mengumuman hasil lomba. Akhirnya panitia menyebutkan nama Sumi Suhartinah, M.Pd. dan dinobatkan sebagai juara 1 Guru TK Berprestasi Tingkat Nasional. Pada kesempatan tersebut Sumi  mendapatkan penghargaan dari Menteri Pendidikan Republik Indonesia Muhadjir Effendi yang diserahkan oleh Guruh Soekarno Putra. Berita membanggakan ini membuat bahagia dan takjub keluarga, teman-teman seprofesi yang sejak awal ikut merasakan ketegangan pengumuman pemenang lomba dan menyimak lewat media live streaming.
Bagi guru TK Al Azhar Syifa Budi Parahyangan yang terletak di Jalan Cimareme No 340 B Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat, mengikuti lomba guru TK berprestasi merupakan proses yang sangat panjang dan tidak serta merta hanya proses dalam satu pekan saja. Proses yang menjadi titik luar biasa adalah tahapan-tahapan yang dilewati ketika mengikuti lomba mulai di tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi hingga akhirnya lolos ke tingkat nasional.
Sumi  yakin bahwa saat ini masih banyak guru yang lebih baik  di Jawa Barat khususnya dan umumnya di Indonesia yang seharusnya berkesempatan menjadi guru berprestasi. Namun untuk tahun ini mungkin merupakan takdir terbaiknya sehingga diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk menerima amanah sebagai guru TK berprestasi. Kesuksesan yang diraih kali ini menurutnya bukan kesuksesan pribadi, akan tetapi merupakan kesuksesan jama'ah. Anugrah luar biasa ini didapatkan dari hasil kerjasama yang baik, prestasi teman-teman, dukungan keluarga dan orang-orang tersayang yang selalu mendoakan baik yang terdengar langsung maupun senyap. Â
Tahapan-tahapan yang dilalui sampai bisa menjadi guru TK berprestasi berawal ketika pada tahun 2018 Sumi menjadi perwakilan kecamatan Ngamprah berhasil menjadi juara 1 lomba guru TK berprestasi tingkat kabupaten. Kegiatan tersebut  bertempat di salah satu hotel daerah Lembang Kabupaten Bandung Barat. Kriteria penilaian lomba terdiri dari pengumpulan portofolio dan mengikuti ujian tertulis.
Mewakili Kabupaten Bandung Barat ke tingkat propinsi merupakan amanah berat yang harus dijalani dan memerlukan persiapan luar biasa. Target utama yang Sumi siapkan pada waktu itu adalah lebih banyak membuat buku, merapikan dan menyempurnakan naskah buku. Diantara judul buku yang telah ditulisnya yaitu Here They Are, Jalan jalan, The Crown for Parent, Puasa si Kecil, Aku siap masuk SD seri 1, 2, 3, 4 dan seri agama.
Strategi yang disiapkan Sumi berikutnya menuju tingkat propinsi yaitu rajin mengikuti pelatihan guru, seminar, dan parenting. Hal tersebut merupakan bahan untuk penilaian portofolio, karena di tingkat propinsi penilaian terdiri dari tes tertulis, wawancara, portofolio dan presentasi deskripsi. Menurut Sumi poin penilaian terbesar terletak pada portofolio yang mencapai 20 % sedangkan yang lainnya hanya 10 %.
Ketika mengikuti lomba guru TK berprestasi di tingkat propinsi selama tiga hari, Sumi berusaha memaksimalkan ikhtiar dan betawakal kepada Allah Yang Maha Sempurna. Meskipun banyak peserta dari kabupaten lain yang lebih baik dan berpotensi menjadi juara, akan tetapi takdir baik kembali diberikan kepadanya, sehingga di propinsi Sumi berhasil mendapat juara pertama, dengan selisih hanya 1 poin dari juara kedua.
Langkah menuju tingkat nasional dirasakan Sumi sebagai tahapan yang paling berat, karena selain mengumpulkan portofolio dalam bentuk fisik, peserta diharuskan untuk mengumpulkan portofolio dalam format PDF via email kepada panitia penyelenggara nasional. Terbayang waktu yang tersedia hanya sebentar, sedangkan banyak hasil karya yang harus segera discan dan dirubah ke dalam format PDF, tentu saja kondisi ini membutuhkan bantuan pihak lain untuk  menyiapkannya. Dokumen terkait yang harus dikumpulkan terdiri dari riwayat pendidikan, ijazah, riwayat pekerjaan, SK mengajar dari tahun pertama hingga terakhir, karya, best practice sampai ke media pembelajaran.Â
Sumi menegaskan bahwa kemenangan adalah bonus, hal yang paling berharga adalah pengalaman ketika bisa mengikuti setiap tahapan lomba. Perasaan senang karena banyak ilmu yang didapatkan, mendalami keragaman karakter, pola pikir, cara berbicara, berpakaian, bertindak dan cara mengajar. Di tingkat propinsi banyak bertemu teman dari kabupaten kota lain di Jawa Barat. Datang ke tingkat nasional ditakdirkan bersilaturrahim dengan orang-orang yang luar biasa. Sumi juga berkesempatan bertemu dengan beberapa tokoh nasional dan mendengarkan Rapat Paripurna DPR RI.
Banyak pengalaman yang Sumi dapatkan selama mengikuti lomba guru TK berprestasi. Salah satu rasa syukur mendalam yang Sumi rasakan adalah ketika mendengar kisah salah satu peserta lomba dari Kalimantan yang bercerita tentang perjuangannya harus menempuh waktu berjam jam untuk sampai ke sekolah dan bisa mengajar. Begitu pengorbanan dan jerih payah yang luar biasa, sehingga menurut Sumi sudah sepantasnya bagi dirinya untuk bersyukur, karena Sumi hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai ke sekolah. Perasaan malu yang sangat ketika tidak bisa memberikan yang terbaik untuk anak didik di sekolah. Â
Tanpa bermaksud untuk menyombongkan diri, dengan segala kerendahan hati Sumi berbagi rahasia sukses atau kebiasaan baik yang menggiring Sumi  sampai menjadi guru TK berprestasi nasional. Rahasia suksesnya yaitu jika mengiginkan sesuatu, maka selalu dipasang target dan tidak dilepaskan, kemudian berupaya melakukan amal dengan maksimal. Kebiasaan baiknya yaitu puasa pada hari senin dan kamis serta menengadahkan tangan ketika sholat tahajud di waktu malam. Khusus untuk hajat besar ini, Sumi  melakukan sedekah dan banyak meminta doa kepada ustadz, ustadzah, dan keluarga. Karena sudah tidak ada orang tua, maka Sumi  menyengaja berkunjung kepada teman bapaknya yang sudah dianggap sebagai orang tua sendiri.
Sebagai rasa hormat dan bangga menjadi bagian dari guru Indonesia, Sumi berpesan kepada rekan seprofesi agar terus berbuat yang terbaik, memberikan pengajaran, mendidik anak-anak dengan karya yang terbaik, mempersembahkan yang terbaik sesuai dengan potensi yang dimiliki. Tetap semangat, karena sejatinya tugas guru adalah menyiapkan generasi bangsa calon pemimpin di masa yang akan datang. Tidak mudah menyerah serta yakin bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan keistimewaan. "Semoga Allah SWT melindungi saya dari segala kejahatan dan saya bisa rendah hati serta memberikan yang terbaik apapun kondisinya" pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H