Mohon tunggu...
Firmansyah Rohman
Firmansyah Rohman Mohon Tunggu... Konsultan - Berbuat yang terbaik untuk kehidupan yang lebih baik

Membaca - Mendengar - Menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pertamina Wujudkan Mimpi Nelayan Natuna

29 November 2017   18:04 Diperbarui: 29 November 2017   18:11 1418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulau Natuna merupakan pulau terujung di Selat Karimata, yang berbatasan langsung dengan Vietnam dan Kamboja serta Singapura dan Malaysia. Inilah wilayah terdepan Indonesia yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan. Bagaimana pemenuhan BBM untuk nelayan Natuna?

 Secara geografis Pulau Natuna masuk dalam wilayah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau dengan ibukotanya Ranai. Natuna memiliki posisi yang strategis, karena berada pada  lintasan jalur pelayaran internasional Hongkong, Taiwan, Korea Selatan dan Jepang.  Kapal-kapal besar dunia tiap hari lalu-lalang di salah satuSelat Karimata adalah selat terluas dengan lebar sekitar 150 km apabila diukur dari Kalimantan hingga Pulau Belitung.

Selain letaknya yang strategis, Natuna juga dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, terutama di sektor kelautan. Wilayah yang dihuni oleh sekitar 75 ribu jiwa ini memiliki sumber daya perikanan yang besar dengan potensi hingga satu juta ton per tahun. Saat ini, para nelayan di Natuna telah menggali potensi perikanan tangkap hingga 400 ribu ton per tahun dengan nilai USD 400 juta.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti telah mendorong nelayan Natuna dengan berbagai bantuan antara lain menambah kapal 5 gross ton (GT) sebanyak 100 unit, kapal 10 GT 100 unit, alat tangkap 200 unit, asuransi nelayan sebanyak 4.000 orang, dan membangun integrated cold storage dengan kapasitas 2.000 ton. Bantuan kapal tersebut menjadi suntikan energi segar bagi nelayan Natuna.

Namun demikian, menggerakkan kapal nelayan di Natuna juga perlu energi yang besar. Tak hanya semangat dan etos kerja yang besar. Energi itu bernama Bahan Bakar Minyak (BBM). Tanpa BBM, semua kapal nelayan yang ada, ibarat jasad tanpa ruh, tidak bisa berbuat apa-apa. Maklum, untuk menggerakkan kapal ke tengah lautan, perlu daya dorong yang berasal dari BBM.

Pertamina sebagai perusahaan migas terbesar di Tanah Air, memberikan perhatian khusus terhadap nelayan di wilayah terdepan, terluar dan terpencil, terutama wilayah Natuna. Pertamina menargetkan membangun 7 SPBU khusus nelayan di wilayah Kepri, 5 di antaranya berlokasi di Natuna.

Di Natuna lokasi SPBU khusus nelayan tersebut berlokasi di Sepempang Kecamatan Bunguran Timur, Kelurahan Badarsyah Kecamatan Bunguran Timur, Sabang Mawang Pulau Tiga, Desa Air Payang Pulau Laut dan Pulau Serasan. Sementara dua lainnya berlokasi di Kabupaten Kepulauan Anambas dan di Kabupaten Bintan.

Pembangunan SPBU khusus nelayan ini juga sejalan dengan Program BBM Satu Harga yang menjadi Program Prioritas Presiden Jokowi. Ini artinya, Pertamina komitmen untuk mendistribusikan BBM untuk nelayan dengan harga yang sama di wilayah lainnya. Semua biaya distribusi baik kapal maupun truk tangki ditanggung Pertamina. Untuk nelayan Natuna, Pertamina tidak hitung untuk rugi, yang penting para nelayan di Natuna bisa melaut dengan BBM yang cukup dan harga yang terjangkau.

Maklum, komponen BBM bagi nelayan, menempati urutan pertama dalam listing biaya operasional. Sekali melaut, biaya untuk BBM bisa mencapai 60 -- 70 persen dari total biaya operasional. Karena itulah, BBM Satu Harga, sangat dinanti nelayan Natuna.

Pada akhir tahun ini, BBM Satu Harga di Natuna setidaknya akan diresmikan di dua titik. Pertama, SPBU-N 18.297.067 yang berlokasi di SKPT Selat Lampa / PPI Natuna Jl. Abdullah, Ds. Sabang Mawang, Kec. Pulau Tiga.  Kedua, SPBU-N 18.297.077 yang berlokasi di Jl. Raya Teluk Baruk, Ds. Sepempang, Kec. Bunguran Timur.  Suplai BBM untuk kedua SPBU ini akan dilakukan dari TBBM Selat Lampa dengan jarak tempuh terjauh sekitar 70 km.  Kedua SPBU ini akan menjual solar dan premium dengan harga yang sama di Pulau Jawa. Harga solar Rp 5.150 per liter sedangkan premium Rp 6.450 per liter.

Program BBM Satu Harga di Natuna, telah mengubah harga BBM di wilayah terdepan tersebut. Karena itu, Wakil Bupati NatunaNgesti Yuni Suprapti menyampaikan bahwa masyarakat Natuna yang tersebar di 15 kecamatan berupa pulau-pulau kecil, sudah lama memimpikan kesetaraan harga BBM. Solar yang menjadi kebutuhan nelayan harganya lebih mahal ketimbang di kota besar lainnya. "Dulu itu bedanya bisa Rp 2 ribu-3 ribu per liter. Memang permasalahan kita di sini distribusi, makanya harganya mahal," ujar Ngesti Yuni,  sebagai dikutip media.

BBM Satu Harga utamanya untuk harga solar di Natuna memang sangat membantu nelayan, terlebih masyarakat di Natuna mayoritas berpenghasilan dari hasil laut. "BBM satu harga untuk nelayan kita ini harganya sama. Dengan BBM satu harga nanti subsidi transportasi ditanggung oleh Pertamina," imbuh Yuni.

Harga BBM yang terjangkau juga akan mendukung industri perikanan di Pulau Natuna. Mengembangkan industri pelabuhan ikan terpadu merupakan salah satu fokus program Pulau Natuna.

Menerapkan BBM Satu Harga memang bukan perkara mudah. Pertamina memiliki target untuk menyediakan BBM satu harga di 154 titik daerah terdepan, terluar, dan tertinggal, hingga tahun 2019. Tahun 2017 ini, akan dieksekusi di 54 titik, 50 titik tahun 2018, dan 46 titik pada tahun 2019. Untuk mengimplementasikan program BBM Satu Harga, Pertamina harus mengalokasikan anggaran sekitar Rp 3 triliun. Dana tersebut untuk menanggung biaya distribusi BBM hingga ke pelosok daerah yang menjadi target

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun