wajah tenggelam di lunuk emosi
mengurai kusut masai rinai air mata
diketinggian suara meledakan kesabaran
memuntahkan sumpah serapah pembelaan
aku semakin meledak ledak
tercecer tak berpasang
mana hati, mana nurani, dan logika
tiada manis tetes madu asmara, romantisme cinta
hanya meradang, berteriak, mengaum penuh kegananasan
aku tercabik semakin serpih
mencoba....membantu membakar kesabaran
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!