Sebagaimana kita tahu bahwa setiap orang tua pastinya akan memberikan yang terbaik bagi anaknya, tidak peduli seberapa keras kehidupan yang dijalaninya yang terpenting hanyalah bagaimana anaknya bisa lebih sejahtera darinya, seperti kata pepatah kasih sayang orang tua sepanjang masa.
Seperti kisah inspiratif dari Ibu Ikah 68 tahun asal Bandung yang membiayai anaknya dari sekolah dasar hingga sarjana perguruan tinggi, walau hanya berjualan kupat tahu tidak menjadi halangan untuknya menyekolah kan anak nya hingga menjadi serjana, beliau berjualan kupat tahu di kantin salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Bandung sejak tahun 2001, hingga saat ini kantin daripada tempat berdagang kupat tahu beliau diteruskan oleh salah satu anak nya dan mempunyai cabang di sekolah menengah atas lainya di Bandung.
Meskipun beliau mempunyai 10 anak kandung tidak menjadikan alasan untuk tidak mendidik anaknya bersekolah hingga ke perguruan tinggi, karena yang bisa beliau wariskan kepada anak-anaknya bukan harta atau fasilitas mewah yang ia berikan akan tetapi Pendidikan dan ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar demi memberikan masa depan yang cerah bagi anaknya.
Dari 10 anaknya hanya 5 lah yang menempuh pendidikan hingga keperguruan tinggi karena 5 diantaranya punya alasan kuat untuk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi hanya sampai menengah atas atau kejuruan.
Meski hanya 5 anak saja yang berhasil beliau didik hingga keperguruan tinggi, beliau tidaklah menyesali itu bahkan beliau pun masih bangga atas pencapaian dari ke 5 anak lainya yang memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan nya.
Beliau masih tetap bersyukur dan ikhlas menjalankan kehidupannya walau hanya sebatas berdagang dikantin sekolah, tetapi itulah yang harus ia bayar demi mewujudkan impian-impian anaknya.
Kini anak nya sudah mempunyai gelar sarjana dan mempunyai pekerjaan yang layak, 3 diantaranya menjadi tenaga didik mengajar di sekolah menengah atas dan satu lagi membuka les calistung untuk anak-anak SD hinga SMP, 1 lainya bekerja dan mempunyai jabatan di salah satu perusahaan di bandung, dan yang terakhir anaknya ada yang sudah diangkat menjadi ASN.
Serasa mimpi yang menjadi kenyataan kini beliau hanya bisa berbangga atas perjuangannya untuk membiiayai anaknya hingga menjadi apa yang beliau inginkan dan cita-citakan kepada anaknya, tidak peduli apa yang ia rasakan dari cobaan yang menimpa nya dari proses yang telah dilalui, yang beliau tau hanyalah bagaimana kehidupan anak-anaknya bisa sejahtera dan tidak ingin anak-anaknya merasakan betapa kerasnya kehidupan dengan berjualan seperti apa yang dirasakan oleh beliau.
Hingga saat ini beliau menjalankan kehidupan nya sebagai ibu rumah tangga biasa yang menikmati masa penisun dan sudah mempunyai cucu sebanyak 21, keyakinan dari prinsip beliau tidak lah sirna dan tetap terjaga samapai kepada keturunannya, hingga didikan dari anak nya kepada cucunya tetaplah sama bahwa warisan yang tiada harganya hanyalah Pendidikan dan ilmu yang bermanfaat serta akan terus berlanjut hingga kepada keturunan berikutnya.