Beberapa bulan yang lalu Singapura sukses menggelar konser musik dunia, seperti Coldplay dan Taylor Swift. Tidak main-main, konser Taylor Swift saja bisa digelar selama enam hari lamanya. Tentu hal ini menarik perhatian Pemerintah Indonesia untuk bisa menggelar konser yang sama di Indonesia.
Pada akhirnya memang konser Coldplay juga bisa digelar  di Jakarta. Namun sayang, konser tersebut hanya digelar dua hari, dan hanya 2-3 jam saja. Tentu yang menjadi pertanyaan, apa yang didapatkan bagi penyelenggara dan utuk negara kalo hanya sekedar 2 jam saja.
Hal ini yang menjadi perhatian pemerintah, mengapa Singapura bisa sukses menggelar konser Taylor Swift selama enam hari, dan mengapa Indonesia tidak?
Ada Apa dan Mengapa Ingin Membuat Konser Dunia Seperti Singapura di Indonesia?
Masih ingat berita beberapa bulan lalu sekitar Maret 2024, dimana Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, menyampaikan bahwa pemerintah akan menyelenggarakan konser eksklusif musisi internasional, seperti yang telah dilakukan Singapura untuk Taylor Swift.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah mengapa Singapura bisa menyelenggarakan tur internasional, dan mengapa Indonesia belum bisa?
Tidak dapat dipungkiri ternyata dengan terselenggaranya konser musik kelas dunia bertaraf internasional  seperti konser Taylor Swift di Singapura, ternyata bisa meberikan keuntungan positif bagi perekenomian Singapura.
Dengan adanya konser tersebut, semua sektor di bidang ekonomi terkerek naik secara positif, misalnya hotel-hotel semuanya penuh, tempat kuliner laris, penerbangan penuh dan lain-lain.
Belajar dari Singapura Sehingga Bisa Melobi Artis Dunia Seperti Taylor Swift
Apa yang membuat Singapura sukses menyelenggarakan konser dunia tersebut? Seperti kasus suksesnya konser Taylor Swift dalam tur dunia 'The Eras Tour",
Tentu seperti konser Taylor Swift tidak hanya sekedar konser, ada tujuan lain dan ada hal menarik, yang tidak dilihat orang awam, hingga sekelas Perdana Menteri Singapura -- Lee Hsien Loong rela melobi Taylor Swift agar mau dan bisa konser di Singapura. Hal ini bertujuan agar Singapura bisa memperoleh keuntungan positif dan pendapatan yang meningkat.
Hal ini dapat dilihat dengan penuhnya hotel-hotel selama 9 hari saat Taylor Swift konser, tidak hanya itu semua wisata dan traveling penuh, termasuk kulinernya.
Apa saja yang dilakukan Pemerintah Singapura hingga Taylor Swift menjadikan Singapura sebagai tempat satu-satunya konser di Asia Tenggara?
- Perdana Menteri Singapura -- Lee Hsien Loong rela melobi Taylor Swift agar bisa konser di Singapura.
- Untuk hanya menggelar konser enam hari (pada 2 sampai 4 Maret 2024 dan dilanjutkan 7 sampai 9 Maret 2024) di Singapura, bahkan Singapura pun rela memberikan dana subsidi kepada Taylor Swift dan tim untuk menjadikan Singapura sebagai satu-satunya tempat Taylor Swift menyanyi di Asia Tenggara.
Luar biasa bukan? Pemerintah Singapura turut andil agar sekelas artis Taylor Swift mau konser selama 6 hari di Singapura.
Berkaca dari keberhasilan Pemerintah Singapura bisa menghadirkan Taylor Swift di Singapura, tentu ada PR (Pekerjaan Rumah) besar yang harus dilakukan pemerintah bila ingin menggelar acara atau konser besar seperti di Singapura tersebut. Â Hal tersebut mulai dari perizinan, infrastruktur dan konektivitas juga keseiapan lainnya, termasuk pemberantasan calo yang merugikan para wisatawan dalam hal ini para penonton.
Apa yang Bisa Didapatkan dengan Menggelar Konser Musik Artis Dunia?
Berkaca dari konser Taylor Swift di Singapura selama enam hari, informasi dari cncbs.com, menyampaikan bahwa Singapura mendapatkan untung besar dari konser Taylor Swift tersebut.
Bagaimana Singapura bisa mendapatkan untung besar? Hal ini disebabkan karena sebagian besar penonton konser, mayoritas datang dari luar negeri dan juga membelanjakan uangnya selama berkunjung ke Singapura. Bayangkan selama 6 hari sampai 9 hari di Singapura!
Bayangkan berapa keuntungan yang didapat Singapura dengan konser Taylor Swift selama 6 hari tersebut?
Keuntungan yang didapatkan sebesar sekitar US $260,3 juta hingga US $371,9 juta atau diasumsikan sekitar Rp 5,84 triliun dengan asumsi kurs saat itu sebesar Rp. 15.715/US $.
Semoga harapan pemerintah mewujudkan naiknya ekonomi seperti yang dilakukan pemerintah Singapura bisa segera terwujud, meskipun hal ini masih menjadi PR besar. Itu dia sedikit catatan tentang "Belajar dari Singapura yang Sukses Menggelar Konser Dunia dan Memberi Dampak Positif Secara Ekonomi", semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H