Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dilema Tak Berujung antara "Sekolah Gratis vs Biaya Seragam yang Mahal"

8 Mei 2024   13:31 Diperbarui: 8 Mei 2024   13:32 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Gambar: Antara Foto via Kompas.com)

Sepertinya masalah seragam sekolah bagi calon siswa atau siswa baru, selalu menjadi masalah dan dilema tak berujung, yang tidak ada solusinya. Terlepas bagaimana aturan atau kebijakan yang ada, semua selalu menjadi perdebatan.

Beberapa bulan lagi ajaran baru 2024 akan dimulai. Tentu saja sebelum memulai ajaran baru, banyak hal yang harus dipersiapkan, khususnya bagi orang tua sebelum anak mulai sekolah.

Bagi orang tua yang sudah mendapat kepastian anaknya diterima di sekolah negeri, tentu biaya sekolah atau uang gedung sudah tidak dipikirkan lagi, karena gratis. Namun ada hal lain yang harus dipersiapkan, yang tentu saja membutuhkan biaya.

Dapat diakui, hal-hal yang berhubungan dengan biaya atau mengeluarkan biaya merupakan hal sensitif, apalagi saat itu tidak ada persiapan dana, karena uang yang ada hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Disinilah yang sering menjadi masalah, meskipun itu untuk sekolah anak.

Ternyata Pelajar Indonesia Sudah Menggunakan Seragam Sejak Dulu Kala

Sebelum menjawab semua permasalahan yang ada, khususnya masalah polemik seragam, tentunya kita haru tahu terlebih dahulu, sejak kapan sih seragam sekolah ini mulai diberlakukan di Indonesia.

Mengambil informasi dari berbagai referensi, salah satunya buku dnegan judul "Sejarah Pendidikan Islam: Memahami Kemajuan Peradaban Islam Klasik hingga Modern", karya Muhammad Tisna Nugraha, disampaikan bahwa ternyata penggunaan seragam sekolah di Indonesia berawal dari semangat dan jiwa nasionalisme sesudah masa kemerdekaan.

Selain itu, inisitatif mengapa menggunakan seragam sekolah (1982) oleh Pemerintah Indonesia saat itu dengan tujuan untuk menghindari persaingan tidak sehat selama siswa ada di sekolah dan juga untuk menunjukkan adanya kesetaraan antar siswa, bukan perbedaan kelas sosial.

Namun demikian, aturan penggunaan seragam sekolah tersebut baru diberlakukan secara nasional saat era Menteri Pendidikan dan Kebudayaan masih dijabat oleh Bapak Daoed Joesoef (1987 -- 1983).

Mengapa Biaya Seragam Sekolah Selalu Menjadi Masalah Saat Ajaran Baru Dimulai?

Tidak dapat dipungkiri, mahalnya berbagai bahan dan barang-barang, apalagi sejak resesi, inflasi dan juga penyebabnya secara makro. Tentu saja hal ini membuat semua barang mengalami kenaikan. Begitu pula yang berhubungan dengan pendidikan, termasuk diantaranya biaya pembelian seragam bagi calon siswa baru.

Dari berbagai kasus yang berkembang beberapa waktu lalu, polemik tentang seragam memang selalu muncul saat ajaran tahun baru.

Dapat disadari bahwa saat ini kita yang menjadi orang tua murid atau wali siswa tahu bahwa harga seragam yang dijual pihak koperasi sekolah, selalu lebih mahal dibanding yang ada di pasaran.

Yang menjadi masalah sebenarnya, pihak orang tua atau wali murid seperti tidak berdaya dengan kondisi tersebut seolah sudah terjebak dengan kondisi bahwa orang tua murid harus menebus seragam tersebut, apa pun alasannya.

Mengundurkan diri juga tidak mungkin karena masa penerimaan sekolah sudah ditutup, kalaupun bisa, itu pun harus mendaftar di sekolah swasta yang nota bene harga pendaftaran dan segala yang berkaitan dengan penerimaan dan proses pembelajaran, biayanya juga sangat mahal.

Hal ini juga pernah disampaikan pengamat pendidikan Surabaya, Isa Antori, sebagaimana dikutip dalam detik.com, bahwa "Sudah menjadi rahasia umum kalau sekolah berusaha mencari untung dari penjualan seragam ataupun atribut lain setiap masuk tahun ajaran baru."

Memang susah dan menjadi simalakama bagi orang tua siswa tentang polemik seragam sekolah. Sebenarnya hal tersebut bisa diatasi, "BILA":

  • Sekolah memberikan kebebasan orang tua murid untuk membeli seragam, dengan bentuk dan model yang ditentukan.
  • Sekolah hanya menyediakan atribut yang berhubungan dengan sekolah yang bersangakutan, misalnya badge, bet, nama dan lokasi.

Bila sekolah mewajibkan seragam harus beli di sekolah, maka terdapat usul solusi, "Biaya paket seragam diperbolehkan untuk dibayar dicicil atau diangsur, sampai jangka waktu yang disepakati dan juga tidak memberatkan."

Tips Mempersiapkan Dana Pendidikan, Agar Tidak Heboh Saat Beli Seragam Sekolah Anak

Sebenarnya kalau dipikir-pikir permasalahan hingga polemik tentang seragam sekolah, masalahnya hanya satu, karena "keterbatasan dana yang kita miliki".

Benar tidak?

Disinilah peran penting keberadaan "Dana Pendidikan". Dengan mempersiapkan dana pendidikan, maka sebagai orang tua, tidak akan kebingungan saat membutuhkan dana yang lumayan besar saat memenuhi kewajiban sekolah tersebut.

Memang banyak sekali kebutuhan yang harus dipenuhi oleh orang tua, sama halnya dengan menabung, bila menyisihkan dana di akhir tentu uang tersebut akan habis. Hal ini memang menjadi kendala bagi para orang tua, apalagi di era seperti ini, misalnya terkena PHK, pekerjaan masih serabutan yang sering membatasi rencana-rencana tersebut.

Bisa menyisihkan dana di awal, meskipun berat dan banyak sekali kebutuhan, tentu menjadi lebih baik, meskipun kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukannya, tetapi minimal ada dana yang bisa dipersiapkan untuk sekolah anak.

Terdapat beberapa tips untuk mempersiapkan dana pendidikan anak, antara lain:

  • Membuat rencana keuangan

Rencana keuangan ini dilakukan dengan tujuan untuk menetapkan tujuan keuangan secara spesifik. Untuk itu, perlu dilakukan identifikasi berapa banyak uang yang di butuhkan dan berapa banyak uang yang bisa dikumpulkan dalam kurun waktu tertentu.

Disinilah menjadi penting, berapa uang yang harus disisihkan untuk rencana pendidikan anak. Tentu saja dibutuhkan komitmen dan disiplin untuk memastikan bahwa setiap bulan alokasi dana bisa disisihkan.

  • Memaksa diri untuk menyisihkan dana khususnya untuk pendidikan anak.

Berat memang, susah memang, namun semua itu harus dipaksa untuk dilakukan, karena dengan menambah biaya anggaran sekolah yang sengaja harus disisihkan setiap bulan, bisa menjadi salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan.

Tentu saja, persentase uang atau jumlah yang disisihkan bisa disesuaikan dengan budget pengeluaran bulanan dan juga jumlah pendapatan yang didapatkan.

  • Melakukan evaluasi keuangan secara rutin

Evaluasi ini bisa dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah terkini atas persiapan dana pendidikan tersebut.

Selain itu juga, untuk membantu transparansi keuangan keluarga bersama pasangan. Evaluasi ini juga memiliki tujuan untuk menentukan apakah ada yang harus diubah, misalnya jumlah yang harus disisihkan.

Itu dia sedikit informasi tentang "Dilema Tak Berujung antara Sekolah Gratis vs Biaya Seragam yang Mahal". Semoga informasi tersebut bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun