Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kelas Menengah Bisa Apa? Mau Buka Usaha Tak Ada Modal, Minta Bansos Malu...

1 Mei 2024   17:20 Diperbarui: 1 Mei 2024   17:27 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Gambar: Kompas.com/Ghinan Salman)

Serba repot berada di tengah-tengah. Kaya nggak, miskin juga nggak. Memang menjadi sesuatu yang nanggung itu tidak enak. Apalagi di era seperti saat ini...

Istilah 'kelas menengah' ini memang sedang ramai dan santer dibicarakan, apalagi sejak merebaknya wabah COVID-19, dimana banyak orang yang turun kelas, dari kelas atas turun menjadi kelas menengah, dari yang semula berada di kelas menengah malah turun berada dibawahnya.

Tentu kelas menengah ini memang posisinya sangat tidak enak, sama seperti namanya, tergencet, berada di tengah-tengah, bahkan tidak sekaya para pemilik modal, namun katanya sih cukup.

Apa Itu "Kelas Menengah"?

Banyak yang mengatakan bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia saat ini didominasi oleh masyarakat kelas menengah.

Namun yang membedakan dengan golongan lainnya, kelompok inilah yang memiliki kinerja dan juga usahanya yang berpengaruh pada tumbuhnya ekonomi di Indonesia.

Mengambil informasi dari wikipedia, maka kelas menengah diartikan sebagai sebuah kelas rakyat yang berada di tengah hierarki sosial. Dalam sosio-ekonomi Weberian, maka kelas menengah merupakan kelompok besar rakyat dalam masyarakat kontemporer yang secara sosio ekonomi berada di antara kelas bawah dan kelas atas.

Perubahan demi perubahan yang terjadi, seperti beberapa waktu lalu, krisis ekonomi, resesi dan juga pandemi telah merubah kondisi dan posisi ini. Perubahan ini pula yang menjadikan banyaknya jumlah kelas menengah di Indonesia.

Meskipun, mereka bisa memenuhi hidupnya dengan keahlian dan kemampuan, namun pada dasarnya kondisi ini sangat rentan, bahkan bisa turun kelas, bila terjadi guncangan ekonomi.

Pengalaman yang penulis alami, beberapa waktu lalu, saat memiliki bisnis yang dipikir aman dan sudah berjalan aman hingga 9 tahun, dan akhirnya tutup, tentu hal ini menyisakan perubahan hidup, baik kami para pemilik bisnis dan juga para karyawan.

Bagi kami pemilik bisnis pun yang usahanya tutup pun masih bingung, mau buka usaha lagi, kondisi ekonomi masih belum mendukung, karena belum pulihnya daya beli masyarakat, apalagi sejak harga beranjak naik, harga disesuaikan tidak ada yang beli.

Bahkan bagi para karyawan kami, yang dengan terpaksa harus diberhentikan karena usaha sudah tutup pun, pada akhirnya mereka harus bekerja seadanya. Tentu hal ini membuat miris.

Terpaksa Jadi Kelas Menengah, Apa yang Bisa Dilakukan?

Terpaksa turun kelas... Kata-kata ini memang menyakitkan, dari yang biasanya serba terpenuhi, kemana-mana naik mobil, bisa beli apa saja, tapi karena faktor kondisi harus menerima keadaan.

Middle class atau kelas menengah ini pada dasarnya adalah kelompok masyarakat mampu, namun mampu dalam arti hanya cukup untuk mencukupi dirinya sendiri.

Bisa dikatakan, saat ini mereka yang disebut dengan masyarakat kelas menengah adalah mereka yang saat ini dalam kondisi tertekan, hidup dengan pendapatan pas-pasan, meskipun tidak kurang. Meskipun hanya pas untuk makan dan kebutuhan sehari-hari, tapi bagi mereka yang penting adalah tidak punya hutang.

Satu hal yang sering menjadi perbincangan bagi mereka ini adalah saat mereka membutuhkan tambahan biaya untuk biaya-biaya harian, disinilah yang sering menjadi masalah, kurangnya perhatian dari pemerintah, membuat mereka menjadi kaum yang tidak mendapatkan bansos, yang nyatanya banyak bansos yang salah sasaran.

Untuk itu bagi kaum menengah ini, bisa bertahan hidup adalah kunci untuk bisa menjalani hidup dengan tenang di tengah berbagai masalah yang mendera.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apa yang bisa dilakukan bagi kelas menengah untuk bisa hidup dengan baik?

Siapa pun orangnya pasti tidak mau hidup miskin dan tidak punya uang, maka salah satu cara agar bisa bertahan hidup dan juga menjaga agar bisa tetap bisa makan di masa datang adalah dengan cara memaksa diri untuk menabung.

Saat ini sudah mulai banyak orang-orang yang ada di kelas menengah, yang katanya hidup susah dan harus menjalaninya dengan merangkak, namun mulai bisa menabung atau berinvestasi, meskipun jumlah tidak banyak.

Memang secara teori dengan melakukan investasi, maka bisa mengamankan kebutuhan di masa yang akan datang, namun juga agar aset yang tumbuh bisa mengalahkan investasi.

Namun sebenarnya bagi kaum menengah, rata-rata memiliki pandangan berbeda, menabung dalam hal ini sengaja dilakukan agar bisa berjaga-jaga apabila ada sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, misalnya keluarga sakit, kebutuhan sekolah atau kebutuhan lainnya yang serba mendadak.

Baru bicara investasi setelah benar-benar semua kebutuhan dan masalah bisa diatasi, faktanya bagi mereka, berpikir untuk investasi sebenarnya tidak ada di benak mereka, lha wong tagihan BPJS saja terkadang tidak dibayar...

Itu dia sedikit catatan tentang "Kelas Menengah Bisa Apa? Mau Buka Usaha Tak Ada Modal, Minta Bansos Malu...". Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun