Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mewujudkan Syukur di Bulan Ramadan dengan Sikap Optimis

11 Maret 2024   09:24 Diperbarui: 11 Maret 2024   09:40 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay.com/Mohamed_Hassan

Apa kabar Ramadan? Ramadan yang penuh hikmat, bulan suci yang selalu ditunggu, sudah datang lagi mengajak semua umat Islam untuk fokus beribadah. Setelah sebelas bulan berjibaku dengan urusan duniawi, kini saatnya mewujudkan syukur di bulan Ramadan dengan sikap optimis, bangkit dan yakin bahwa Alloh SWT adalah satu-satunya penolong.

Dapat diakui, tahun 2023 sampai dengan tahun 2024 ini masih menjadi tahun yang menegangkan bagi sebagian orang, khususnya Saya. Tahun yang penuh harap, untuk berjuang memperbaiki segala kondisi setelah tahun 2023 kemarin berbagai bisnis tumbang dihantam badai resesi.

Tanpa dirasa, Ramadan hadir seolah memberikan kesejukan bagi siapa pun yang mengimani dan menjalankan ibadah di bulan yang suci ini.

Selamat Datang Ramadan, Bulan yang Penuh Syukur

Selamat datang bulan Ramadan 1445 H! Bulan yang bagi Saya adalah bulan keberuntungan. Mengapa Saya sebut keberuntungan, karena di saat hati sudah tidak mampu lagi untuk bangkit, berupaya meraih segala harapan. Ramadan datang dengan membawa kebaikan, kebahagiaan dan kedamaian. Dan disinilah tidak ada yang bisa dilakukan kecuali selalu bersyukur dan beruntung di usia yang tidak muda lagi, beruntung masih dipertemukan dengan bulan yang penuh hikmah.

Kemana pun mata melirik, kemana pun kaki melangkah, kemana pun tangan menunjuk, kemana pun leher menoleh, yang ada hanya keberuntungan dan ungkapan rasa syukur yang tidak terhingga."

Namun, semua itu tidak datang begitu saja, ada faktor campur tangan Alloh SWT yang masih memberikan kasih sayangnya kepada kita untuk sanggup melakukan perjalanan panjang yang melelahkan dan menyakitkan dan mempertemukannya di Bulan Ramadan ini.

Disinilah letaknya, jika seseorang yang menjalankan puasa bisa memahami dan juga mengambil hikmah dari puasa, khususnya puasa di Bulan Ramadan, dan bisa merasakan penderitaan orang lain dari mereka yang kekurangan, hal ini akan menumbuhkan rasa empati dan simpati dan mucul dalam dirinya rasa syukur atas anugerah kehidupan yang luar biasa ini.

Ramadan, Bulan Penuh Berkah, Bulan Meningkatkan Amal Ibadah 

Hidup adalah sebuah perjalanan, begitu pula siapa pun yang menjalaninya, dan hidup adalah sebuah pilihan. Di era yang semuanya serba carut marut, tentu memberikan sebuah pilihan untuk tetap berbuat baik dan tetap menjadi pribadi yang baik.

Banyak cerita dan pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, mulai kesedihan, ujian, cobaan, bisnis yang jatuh, kegagalan, semuanya menjadi pengalaman hidup dan pelajaran, bahwa dunia hanyalah sementara dan batu ujian bagi mereka yang beriman.

Di Bulan Ramadan ini kita dipertemukan dengan Ramadan untuk menjadi pribadi yang optimis, disiplin dan juga untuk istiqamah melakukan kebaikan.

Berbicara tentang sebuah makna, maka Ramadan bisa dimaknai sebagai bulan ujian:

Penderitaan dalam bentuk perut yang lapar, ujian hidup bila dimaknai dengan pikiran jernih adalah sebuah vitamin jiwa yang membuat hati menjadi lebih kuat dan lebih baik."

Begitu pula dalam memaknai semua yang terjadi, kegagalan misalnya, letakkan posisi kegagalan sebagai bagian dari sebuah kesuksesan, karena menghindari kegagalan berarti juga menghindari jalan sukses. Hal yang sama di bulan Ramadan ini, menjalankan ibadah di bulan Ramadan ini berarti suatu cara untuk meraih syukur dengan menerima semua yang terjadi dengan penuh keikhlasan.

Ramadan Menjadi Momentum untuk Optimis dan Menemukan Peluang atas Kesulitan yang Terjadi

Siapa pun orangnya pasti pernah menghadapi masalah, dan masalah akan selalu ada selama manusia itu hidup. Bahkan di bulan suci Ramadan pun setiap orang juga menghadapi masalah, entah karena tuntutan hidup untuk menghidupi keluarganya, harapan untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat puasa dan hari raya, pulang kampung tidak punya biaya dan masih banyak lagi lainnya.

Untuk itulah, di bulan Ramadan ini menjadi momentum yang tepat untuk kita bermuhasabah dan selalu mendekatkan diri kepada Alloh dengan penuh pengharapan agar bisa mendapatkan jalan keluar yang terbaik.

Anda pasti ingat, kata-kata positif yang bisa memberikan motivasi untuk maju, yaitu:

Orang pesimis menemukan kesulitan dalam setiap kesempatan, tetapi orang optimis menemukan kesempatan dalam setiap kesulitan."

Kesulitan maupun kegagalan seringkali hanya sejauh keyakinan yang terkondisikan dalam diri seseorang, yaitu keyakinan yang cenderung berat sebelah, dimana tidak adanya kesimbangan dalam dirinya.

Di bulan Ramadan inilah menjadi bulan dimana seseorang bisa kembali kepada Allah dan memasrahkan kembali bahwa semua itu dari Allah.

Dengan adanya rasa syukur dan selalu berterima kasih atas nikmat karunia Alloh SWT di bulan Ramadan ini akan menjadikan seseorang menjadi pribadi yang lebih baik.

Bukankah dalam Al-Quran sudah disampaikan bahwa:

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim (14): 7)

Disini disampaikan bahwa Alloh akan menambah nikmat bagi hambanya selalu bersyukur, dan memberikan siksa yang berat bagi mereka yang mengingkari nikmatnya.

Itu dia sedikit informasi dan catatan "mewujudkan syukur di bulan Ramadan dengan sikap optimis". Semoga bulan Ramadan ini bisa menjadi sarana untuk lebih meningkatkan rasa syukur kepada Alloh dengan terus meningkatkan kualitas puasa dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun