Judul pembahasan kali ini "Mempersiapkan dengan Matang Kekuatan Keuangan Keluarga, Hidup pun Tenang", sepertinya kelihatan sepele, hanya sekedar mempersiapkan keuangan saja. Namun siapa sangka kalau mempersiapkan dana ini ternyata sulit.
Dengan semakin besar dan semakin banyaknya kebutuhan, ternyata sulit juga ya, untuk bisa menyisihkan dana. Terlepas dengan apa pun ajakan di media sosial untuk bisa menabung, berinvestasi, atau pun mempersiapkan dana pensiun, ternyata hanya sekedar menyisihkan sedikit dana saja susahnya setengah mati.
Pengalaman beberapa tahun lalu saat masih bekerja, berusaha mengejar karir, dengan berbagai teman yang memiliki hobi yang sama, ternyata sangat susah untuk memyisihkan dana atau menabung.Â
Bahkan yang sering tejadi, kita semakin tergiur dengan berbagai barang yang dipakai teman sehobi atau komunitas, mulai komunitas mobil, komunitas sepeda, yang pada akhirnya semuanya dipenuhi dengan berhutang, baik kartu kredit atau bahkan KTA (Kredit Tanpa Agunan).
Buat Keputusan Tegas dengan Menabung di Awal Bulan
Berbagai peribahasa atau semboyan, "kerja keras di hari ini, menuai kebahagaiaan di saat nanti", dengan harapan di masa tua bisa berleha-leha menikmati hasil kerja, sepertinya tinggal impian bila kita masih memiliki gaya hidup mewah di luar kemampuan.
Pada dasarnya semua ajakan, himbauan atau bahkan berbagai contoh yang disampaikan beberapa waktu lalu untuk mulai berinvestasi, mempersiapkan dana darurat atau pun dana pensiun, semua itu tidak akan terlaksana bila pondasi keuangan kita belum kuat.
Untuk itu, Anda sudah harus memutuskan, memilah dan memilih untuk tegas pada diri Anda agar tidak menuruti semua keinginan yang ujung-ujungnya memenuhi semua keingian tersebut dengan berhutang.
Beberapa kali pembicaraan dengan teman sejawat beberapa waktu lalu pernah mengatakan, "Boro-boro menabung, bisa mencukupi untuk hidup sebulan saja sudah bagus." Namun ada yang memiliki sikap optimis, dengan mengatakan "Saya akan mencoba menabung semampunya."
Sebenarnya diakui atau tidak, semua orang sudah menyadari bahwa menabung itu penting. Apalagi saat nanti Anda tidak lagi bekerja atau menghadapi masa tua yang bisa jadi penghasilan Anda juga akan berhenti. Dan tentunya kehidupan Anda sehari-hari masih tetap membutuhkan biaya, bukan?
Dan darimana biaya-biaya tersebut harus dipenuhi, sedangkan di usia yang yang mungkin sudah tidak produktif, sangat kecil kemungkinan Anda bisa mendapatkan pekerjaan yang bisa memberikan pendapatan selayaknya yang Anda inginkan, kecuali bila Anda memiliki usaha yang sudah berjalan dan Anda tinggal menerima dan menikmati hasilnya.
Maka disinilah menjadi sangat penting memikirkan sejak dini, tentang menabung untuk masa depan saat sudah tidak lagi bekerja.
Yang mejadi pertanyaan sekarang, "Apakah Anda sudah memiliki tabungan yang sengaja dikhususkan untuk menopang hidup Anda nantinya atau biasa disebut dengan dana pensiun? Bila belum, jangan tunggu sampai besok, lakukan mulai ekarang.
Memang yang menjadi masalah saat ini, seringkali kita tidak pernah membayangkan seberapa besar kekuatan dari hasil menabung ini nantinya yang akan didapatkan dengan menabung setiap bulan.
Sebenarnya kata kunci dari semua yang disampaikan adalah kemampuan dalam menetapkan 'prioritas', dengan menetapkan prioritas, sebenarnya menabung itu bisa dilakukan dengan mudah.
Pilih Menabung dengan Tabungan dan Deposito atau Investasi Lainnya
Sengaja kali ini yang disampaikan konsep menabung ini adalah benar-benar menabung yang sangat mudah dipahami, bila dibandingkan dengan menabung pada instrumen investasi, seperti emas atau reksadana, atau pada emas dan instrumen investasi lainnya.
Memang pilihan menabung di tabungan atau deposito tingkat hasil yang diperoleh sangat rendah, bakan bisa dikatakan hampir tidak ada. Memang bila dilihat dari hasil bunga, bisa jadi tabungan atau deposito sangat kurang, bahkan tidak menggiurkan, apalagi bila dibandingkan dengan hasil investasi dalam bentuk lain.
Tetapi kali ini yang disampaikaan bukan bunganya yang dikejar dalam menyimpan uang, namun ada daya tarik lain mengapa memilih tabungan atau deposito, antara lain:
- Tabungan ini memiliki fleksibilitas yang tinggi, sehingga pemilik rekening bisa melakukan penyetoran dan pengambilan dimana saja. Bahkan untuk deposito saat ini sudah banyak yang bisa dicairkan kapan saja dan dimana saja. Fleksibilitas ini tentu tidak akan didapatkan bila menempatkan uang tersebut dalam bentuk investasi tertentu.
- Kecepatan. Tentu saja hampir semua bank saat ini sudah menyediakan fasilitas dan kartu ATM.
Terdapat tiga jenis tabungan yang bisa Anda atur, yaitu untuk keutuhan sehari-hari, untuk dana cadangan bila sewaktu-waktu dibutuhkan, dan untuk jangka panjang:
- Menabung untuk kebutuhan harian.
Tentunya ini yang menjadi tujuan utama menabung. Dengan menabung maka bisa menyimpan dana untuk kebutuhan sehari-hari dalam bentuk tabungan
- Menabung untuk dana cadangan yang dibutuhkan sewaktu-waktu.
Dan cadangan ini biasa disebut dengan dana darurat yang sengaja disimpan untuk mengantisipasi apabila terjadi hal-hal di luar perkiraan dan bersifat sangat mendadak. Misalnya untuk biaya pengobatan yang harus dikeluarkan.
- Menabung untuk kebutuhan jangka panjang atau dana pensiun.
Untuk tujuan ini bisa dibuat tabungan khusus yang tidak boleh diambil, dan harus menjadi prioritas yang sengaja dibuat untuk tujuan dana pensiun.
Namun dari berbagai kemudahan dan kelebihan ada titik lemah yang harus diperhatikan. Yang harus diingat adalah tujuan menabung seperti di awal tadi, yaitu untuk menyimpan uang untuk masa yang akan datang.
Matang Dalam Mengelola Uang, Maka Hidup pun Tenang
Sebenarnya mengelola keuangan itu sangat mudah dan hanya ada dua aturan, yaitu dengan menambah pendapatan atau menghemat pengeluaran. Dan tentu saja bila dua hal ini dipenuhi tentu neraca keuangan keluarga tidak akan defisit.
Terdapat beberapa kiat dalam mengelola uang yang dibagikan Muhamad Ichsan, seorang konsultan Prime Planner, antara lain:
Kiat pertama, biasa berpikir jangka panjang.
Dari penelitian AC Nielsen di Asia Tenggara ternyata membuktikan, gaji para profesional Indonesia ini umumnya lebih rendah bila dibandingkan dengan para profesional di negara lain. Dan tingkat konsumsinya juga sangat tinggi. Jika punya uang, cenderung konsumtif dan membelanjakanya.Â
Pada umumnya mereka tidak punya bayangan bila ditanya tentang rencana 10 sampai 20 tahun ke depan.
Kiat kedua, nabung terlebih dahulu, baru belanja belakangan.
Pada umumnya yang terjadi adalah sebaliknya, biasanya setelah menerima gaji, langsung dibelikan ini itu, baru bila ada sisa baru ditabung. Tentu saja pola berpikir seperti ini mulai harus diubah, Menabung harus masuk sebagai prioritas pertama setelah menerima gaji.
Biasanya persentase menabung pada posisi ini sebesar 10% dari penghasilan bulanan. Tabungan ini pun harus dipisahkan di rekening khusus dan tidak boleh diganggu gugat untuk kepentingan lainnya.
Kiat ketiga, bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Namun dalam prakteknya memang sulit dilakukan, godaan keinginan memang lebih besar. Oleh karena itu dibutuhkan komitmen antar pasanagn untuk saling mengingatkan
Kiat keempat, mendokumentasikan keuangan keluarga.
Tampak sepele, namun ternyata sagat penting. Memang tidak perlu detail, namun catatan ini bisa memberikan gambaran bila kita ingin melakukan evaluasi. Catatan ini sangat penting bila terjadi defisit anggaran, yang akan membantu kita mengidentifikasi penyebab pengeluaran yang terlalu besar.
Kiat kelima, menyesuaikan dengan kemampuan.
Maksudnya dalam membeli sesuatu harus disesuaikan dengan kemampuan, tentu saja sebelum mengeluarkan uang untuk membeli sesuatu. apalagi yang tidak urgent harus dipikirkan terlebih dahulu agar tidak terjadi penyesalan pada kemudian hari.
Itu dia sedikit catatan "Mempersiapkan dengan Matang Kekuatan Keuangan Keluarga, Hidup pun Tenang". Semoga kita selalu bisa menjaga keuangan keluarga dengan baik, dengan mengatur pengeluaran keluarga secara disiplin, sehingga bisa menyishkan uang untuk ditabung, dan juga bisa memenuhi kebutuhan setiap bulannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI