Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Nikmati yang Tersaji, Sebuah Falsafah Hidup "Nrimo" dalam Menghadapi Kondisi Bisnis yang Unpredictable

28 Mei 2023   21:31 Diperbarui: 28 Mei 2023   21:46 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisnis adalah suatu seni, seni dalam menghadapi apa pun, begitu pula saat sudah memilih di bidang ini, pilihannya hanya ada dua, tetap meneruskan bisnis yang digeluti dengan apa pun yang terjadi, atau banting setir kembali menjadi orang gajian. Kondisi saat ini memang membuat setiap pebisnis harus memiliki hati yang kuat, istilahnya berusaha menerima  dan menikmati yang tersaji, sebuah falsafah hidup 'nrimo' dalam menghadapi kondisi bisnis yang unpredictable seperti saat ini.

Nrimo sebenarnya adalah ungkapan dalam bahasa Jawa, yang diartikan sebagai menerima, tetapi menerima dalam hal ini bukan menerima dengan pasrah tanpa meakukan apa pun, tetapi menerima keadaan yang terjadi saat ini, namun sambil berupaya untuk mencari jalan keluar.

Seperti beberapa hari kemarin, saat diajak bertemu dengan beberapa kawan yang mencoba banting setir menjadi wirausaha, pada awal-awal membuka usaha di awal pandemi, usaha online yang dijalankannya, baik makanan, usaha kuliner, snack, dan beberapa bisnis lainnya mengalami peningkatan omset yang luar biasa, namun sejak memasuki tahun 2023 terjadi perubahan yang mengagetkan mereka, omset menurun, bahkan banyak diantaranya mulai merumahkan karyawannya.

Konsep Nrimo Ing Pandum dalam Falsafah Jawa

Bisnis mengalami penururnan? Omset yang jeblok tidak karuan? Bukan profit yang didapat, tapi malah nombok? Itu sudah hal biasa, untuk itulah dalam beberapa waktu lalu sebelum membuka bisnis, kami membahas bahwa sebelum membuka bisnis, banyak hal yang harus dipersiapkan, tidak hanya asal buka saja, namun kesiapan mental, tidak hanya mental senang saat bisnis sukses, namun kesiapan mental saat bisnis harus mengalam perurunan seperti saat ini.

Yang menjadi pertanyaan sekarang, apa hubungan antara nrimo ing pandum dengan kondisi bisnis yang saat ini dianggap menurun, mengalami resesi dan lain-lain sebutannya?

Bagi orang Jawa, hidup itu selalu bermakna, bahkan saat membuka bisnis pun harus diresapi sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang Membuat Hidup dan juga Yang Memperlancar Rejeki. Sejatinya "nrimo ing pandum" adalah salah satu sesanti atau nasehat dalam filosofi Jawa.

Ilustrasi konsep falsafah Jawa (Sumber gambar: anotherorion.com)
Ilustrasi konsep falsafah Jawa (Sumber gambar: anotherorion.com)

Baca juga: Menjadi Seorang

Selama ini kebanyakan masyarakat dimana pun levelnya selalu menganggap nrimo sebagai hanya menerima apa pun yang terjadi, hanya pasrah atau hanya berpangku tangan saat mengalami musibah yang terjadi, sama halnya saat kondisi bisnis yang mengalami penurunan seperti saat ini.

Dalam Jurnal karya dari Silvia Maudy Rakhmawati, seorang peneliti dari UGM (Universitas Gajah Mada) maka nrimo ing pandum itu pada dasarnya diikuti kalimat 'makaryo ing nyoto" atau berarti bekerja secara nyata.

Sehingga sebelum ada kata nrimo ing pandum ini harusnya sudah ada ihtiar atau usaha yang sudah dilakukan terlebih dahulu, sehingga sikap nrimo atau berserah diri termasuk menikmati yang tersaji adalah suatu tindakan yang baru dilaksanakan setelah seseorang itu sudah melakukan daya upaya yang luar biasa.

Aplikasi Konsep Nrimo Ing Pandum dalam Menghadapi Bisnis yang Menurun di Tahun 2023 Ini

Bila dikaitkan dengan kondisi bisnis, maka nrimo ing pandum atau kata nikmati yang tersaji adalah suatu falsafah kehidupan orang  Jawa, yang mengandung ajaran agar bisa mensyukuri segala sesuatu yang sudah diberikan, menerima secara penuh tanpa menuntut sesuatu yang lebih.

Kebanyakan yang terjadi saat ini, dalam berbagai pertemuan dengan beberapa pelaku bisnis, kebanyakan lebih banyak menyalahkan keadaan, bahkan tidak hanya itu, menganggap semua kesalahan ini adalah faktor dari eksternal, misalnya menganggap ini semua salah orang lain, misalnya mulai banyaknya yang berjualan, yang menganggap hal tersebut sebagai faktor turunnya volume pembelian.

Padahal bila dipikir dan juga dengan melihat faktor yang terjadi saat ini, semua orang bahkan di Indonesia mengalami hal yang sama. Disinilah konsep nrimo ing pandum harus bisa diterjemahkan dalam kehidupannya, yang berimpilakasi pada kemampuan diri untuk bisa menguasai dirinya serta juga memasrahkan segala sesuatu di luar kuasa manusia. 

Selain itu, juga tidak hanya menerima keadaan dengan hanya berpangku tangan, namun tetap berusaha dan meyakini bahwa semua hal yang di luar kuasanya adalah takdir yang mutlak karena kuasa Tuhan Yang Maha Kuasa.

Mungkin disinilah konsep menerima Tuhan yang mengatur segalanya dan kita sebagai pebisnis dalam menjalani bisnis menjadi sebuah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan siapa yang mengira, bila bisnis yang sebelumnya selalu ramai banyak pesanan dari mana-mana, pesanan online sangat banyak hingga sampai overload, namun siapa yang mengira bila terjadi sesuatu yang tidak bisa diprediksi, tidak bisa diketahui apa sebabnya, dan untung tidak membuat para pebisnis tersebut terkena stroke, karena memikirkan hal ini yang tidak tahu bagaimana solusi dan alternatifnya.

Untuk itulah, kata nikmati yang tersaji, dan falsafah hidup nrimo, seharusnya menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipiasahkan dengan kalimat "Nrimo ing pandum, Makaryo ing nyoto", bila diartikan secara satu persatu, maka nrimo berarti menerima, pandum berartti pemberian, sehingga kalimat "nrimo ing pandum" diartikan  sebagai menerima segala pemberian apa adanya tanpa menuntut, sedangkan "makaryo ing nyoto" diartikan sebagai bekerja dengan kesungguhan untuk mewujudkan cita-cita.

Dari sini bisa dipahami bahwa apa pun yang terjadi sejatinya semua harus bisa dimaknai dengan tenang tanpa ada penyesalan dan mengeluh bahwa Anda tahu siapa pun yang memilih jalur bisnis ini sedang mengalami ujian. Yakin saja bahwa kondisi ini hanya sementara,  semoga sedikit catatan hari ini "nikmati yang tersaji, sebuah falsafah hidup 'nrimo' dalam menghadapi kondisi bisnis yang unpredictable" ini bisa bermanfaat dan menjadi referensi dalam menghadapi bisnis yang naik turun seperti sat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun