Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Nabung Uang VS Nabung Saham, Worth It Mana?

6 Mei 2023   14:27 Diperbarui: 6 Mei 2023   14:33 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nabung Uang vs Nabung Saham, Worth It Mana? Apa yang ada di bayangan Anda mendengar kata-kata tersebut di atas? Sudah melakukan semua, melakukannya salah satu atau bahkan tidak semuanya?

Dapat diakui memang perlu sebuah usaha yang keras untuk bisa mengatur dua hal di atas, apalagi dalam kondisi saat ini, yang semuanya serba sulit, bisnis mengalami penurunan yang berimbas pada turunnya pendapatan.

Tentu yang paling mudah untuk melakukan nabung uang dan nabung saham, adalah mereka yang sudah mendapatkan penghasilan luar biasa dan sudah mengatur secara proporsional semua kebutuhan sesuai porsinya masing-masing, atau sudah mempersiapkan passive income sejak lama, sehingga tidak terkaget-kaget dengan kondisi yang dihadapi saat ini.

Berawal dari Masalah Keuangan dalam Kehidupan Sehari-hari

Hidup selalu penuh dinamika dengan berbagai perubahan yang tidak bisa tahu apa dan bagaimana bentuknya. Yang bisa dilakukan adalah mengelola perubahan yang terjadi sehingga bisa menjadi hal yang menguntungkan bagi kita.

Yakin saja, bahwa apa pun yang terjadi meskipun hal buruk pasti memberikan hikmah terbaik, termasuk kesulitan ekonomi yang dihadapi.

Memang resesi menjadi pintu utama yang menjadi penyebab kita harus mulai berpikir praktis, strategis, berpikir cepat, baik dalam bisnis atau pun bagaimana bisa mengatur keuangan termasuk dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat lima hal yang menjadi masalah keuangan dan menjadi penyebab ide munculnya pembahasan ini, yaitu:

  • Tidak bijaknya dalam mengeluarkan uang.
  • Pengeluaran yang lebih besar dari pemasukan.
  • Terjebak hutang.
  • Hanya memiliki satu sumber pemasukan.
  • Uang yang dimiliki tidak berkembang.

1. Tidak bijaknya dalam mengeluarkan uang.

Berbicara tentang kondisi ini maka Saya teringat apa yang dikatakan Safir Senduk, seorang perencana keuangan yang menyampaikan bahwa, bisa jadi penyebab masalah keuangan yang sering terjadi adalah banyaknya pos pengeluaran yang menjadi perhatian Anda setiap bulannya.

Bahkan bagi mereka yang sudah berkeluarga, pos ini berkembang hingga 20 sampai 30 pos setiap bulannya.

Yang menjadi pertanyaan, dari banyaknya pos pengeluaran tersebut, maka kebanyakan orang tidak bisa mengeluarkan uang dengan bijak untuk setiap posnya.

Jujur dapat diakui dan juga menjadi kelemahan kita dalam mengelola uang, yaitu "seringnya menggunakan uang untuk membeli barang-barang yang tidak memberikan penghasilan sama sekali." Dan cukup banyak barang-barang yang telah dibeli tersebut adalah kebutuhan, namun banyak juga diantaranya yang hanya karena keinginan saja.

Dari sini yang menjadi kata kuci agar sukses dalam mengelola uang, adalah:

Seberapa banyak kita mampu memiliki barang-barang produktif.

2. Pengeluaran yang lebih besar dari pemasukan.

Pengeluaran lebih besar dari pemasukan sering menjadi masalah tersendiri. Nah saat menjadi defisit, kekurangan tersebut harus diambil darimana? Misalnya diambil dari simpnan, kalau diambil terus simpanan tersebut, tentu lama-lama simpanan tersebut akan habis.

3. Terjebak hutang.

Masalah keuangan yang sering terjadi adalah sering terjebak hutang, bahkan yang terjadi, hutang menjadi kebiasaan. Yang menyedihkan seringkali masalah hutang ini menjadikan timbulnya masalah baru selain masalah keuangan dalam hidup berumah tangga, seperti pertengkaran atau bahkan malu pada lingkungan sekitar.

4. Hanya memiliki satu sumber pemasukan.

Bila selama ini pemasukan Anda hanya satu, maka bayangkan bila terjadi sesuatu pada pemasukan Anda yang tinggal satu tersebut. Misalnya tiba-tiba Anda terkena PHK, atau bisnis Anda gulung tikar. Untuk itu Anda bisa mencoba bisnis sambilan.

5. Uang yang dimiliki tidak berkembang.

Kalau Anda memiliki banyak uang, dan bingung uang tersebut hanya diam, bahkan cenderung berkurang karena terkurangi untuk membayar administrasi perbankan, maka sudah waktunya Anda mulai berpikir ke depan dengan mencari langkah terbaik untuk berinvestasi yang sesuai dengan profil risiko yang Anda pahami.

Nabung Saham Solusi agar Uang Bisa Bekerja untuk Anda

Tidak dapat dipungkiri di era yang mengalami perubahan dengan cepat ditambah berbagai kondisi yang mempengaruhi kondisi ekonomi, seperti resesi, inflasi atau bahkan krisis ekonomi, tentu hal ini harus membuat Anda berpikir agar uang yang Anda miliki tidak hanya diam di tempat, namun juga bisa bekerja sehingga nantinya bisa menghasilkan.

Ide pada point nomor 5 di atas, yang menjadi penyebab munculnya masalah keuangan di kehidupan keluarga, yaitu "uang yang dimiliki tidak berkembang" menjadi ide dasar, mengapa Anda harus mulai berinvestasi.

Dengan kemudahan teknologi, informasi dan juga peraturan yang mendukung Anda untuk berinvestasi, mka Anda bisa memulainya dengan menabung saham.

Caranya sangat mudah, Anda diharuskan memiliki rekening efek terlebih dahulu yang dibantu oleh peruahaan sekuritas. Peruahaan sekuritas merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jual beli saham atau biasa disebut dengan 'broker'.

Perusahaan sekuritas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini dikenal sebagai Anggota Bursa yang harus memiliki izin khusus, yaitu sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) dan Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB), maka fungsi perusahaan sekuritas ini untuk melayani para investor baru yang akan membuka rekening efek, sebagai langkah awal dalam "Menabung Saham".

Setelah mengisi form pembukaan rekening efek, maka Anda akan mendapatkan RDN (Rekening Dana Nasabah) sebagai tempat menyimpan saldo untuk membeli atau menjual saham. (Informasi lengkap bisa melihat www.yuknabungsaham.idx.co.id).

Terdapat 5 langkah mudah menabung saham, antara lain:

1. Buka rekening di perusahaan sekuritas.

2. Sisihkan nominal dana untuk membeli saham.

3. Tentukan saham yang ingin dibeli.

4. Setor dana secara rutin ke rekening Anda.

5. Membeli saham secara rutin setiap periode.

Ada pun mekanime pembukaan rekening efek, antara lain

1. Kunjungi pesahaan sekuritas di kota Anda.

2.  Bawa dokumen pendukung, berupa fotokopi KTP, NPWP (bila ada) dan juga halaman depan buku tabungan.

3. Isi dan tandatangani formulir pembukaan rekening efek dari perusahaan sekuritas.

4. Tunggu konfirmasi dari perusahaan sekuritas bahwa rekening efek Anda sudah jadi (kurang lebih sekitar 15 hari kerja).

5. Download dan instal aplikasi Online Trading Perusahan Sekuritaa di gadget atau PC Anda.

6. Perusaaan sekuritas akan memberikan username & password untuk online trading dan juga kartu akses.

Dari berbagai pengalaman dan kisah mereka yang mulai menabung saham, maka impian untuk bisa pensiun lebih dini dengan tabungan yang cukup di hari tua, ternyata tidak sekedar ucapan kosong belaka, tentunya kesabaran dan disiplin menjadi kunci 'value investing' dalam melakukan investasi di saham.

Kunci dalam nabung saham untuk investasi saham adalah melakukan investasi dengan analisa yang benar dan tidak tergesa-gesa menentukan pilihan yang akan mengubah hidup Anda.

Menurut Nicky Hogan, yang pernah menjabat sebagai Direktur IDX, menyampaikan:

Investasi bukan pilihan, tapi kebutuhan.

Daripada bermain smartphone hanya untuk menghabiskan kuota data, tentu lebih baik menggunakan smartphone tersebut untuk belajar berinvestasi atau untuk menabung saham.

Nabung Uang atau Nabung Saham, Pilih Mana?

Di era yang semua butuh prioritas, banyak yang menanyakan tentang pilihan menabung tersebut. Pada dasarnya bila melihat dari faktor fungsi dan rencana penggunaan ke depan, maka keduanya sama-sama penting dan harus menjad prioritas yang harus dilakukan.

Pada dasarnya memang banyak yang menyamakan antara menabung uang dengan investasi dengan cara menabung saham, dan tentu saja keduanya memiliki tujuan yang berbeda.

Ilustrasi (Sumber: SHUTTERSTOCK/LOOKERSTUDIO dalam Kompas.com)
Ilustrasi (Sumber: SHUTTERSTOCK/LOOKERSTUDIO dalam Kompas.com)

Menabung uang, tentu saja tetap harus dilakukan, yang merupakan tabungan dalam bentuk uang yang bisa dipakai kapan saja saat kondisi darurat, tentu saja penentuan jumlah uang untuk dana darurat harus disesuaikan dengan kebutuhan, juga skala prioritas hidup Anda. Nah, berbeda dengan nabung saham yang ditujukan utnuk investasi jangka panjang, maka investasi pada perusahaan yang tepat pada perusahan yang termasuk dalam Blue Chip atau masuk indeks LQ 45 merupakan investasi jangka panjang yang harus dilakukan mulai dari sekarang, dan tentu akan memberikan keuntungan yang jauh lebih besar di masa yang akan datang.

Terdapat keuntungan mengapa harus memilih saham untuk investasi jangka panjang (instagram.com/ngertisaham/), antara lain:

  • Saham jauh lebih murah daripada investasi di rumah atau pun tanah, sehingga bisa langsung menyisihkan tiap bulan dalam bentuk aset dan akan langsung berkembang sesuai kinerja perusahaan (dalam arti tidak perlu mengumpulkan dulu seperti membeli tanah atau rumah).
  • Lebih simpel daripada harus membangun bisnis sendiri (run your own business) secara langsung.
  • Pajak sudah final.
  • Saham bisa diwariskan.
  • Anda akan mendapatkan bagi hasil keuntungan usaha dalam bentuk dividen.
  • Saham bisa dijual dan dibeli kapan saja.

Saya masih teringat dengan apa yang disampaikan seorang investor besar Indonesia, "Loe Kheng Hong", yang menyampaikan:

Harta karun kekayaan terbesar yang ada di dunia ada di pasar modal, bukan di bawah laut. Nilainya nyata dan transparan. Sangat disayangkan bila ada orang yang tidak mengenal pasar modal.

Itu dia sedikit catatan dan informasi tentang "Nabung Uang vs Nabung Saham, Worth It Mana?". Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun