Resesi? Jangan Panik, Hadapi dengan Langkah-langkah Ini - Tidak terasa, bulan ini sudah menginjak bulan ke-5 di tahun 2023. Waktu terus berjalan, dan banyak yang mengatakan kondisi ekonomi tidak seindah sebelum tahun 2023. Bagi para entrepreneur atau pedagang atau pebisnis atau sebutan yang sama, banyak yang menganggap tahun ini menjadi tahun yang berat, butuh energi luar biasa untuk bisa bertahan melalui dinamika tahun 2023 ini.
Bertahun-tahun membersamai pengusaha UMKM, memang baru kali ini merasakan kondisi ekonomi sedikit berbeda. Kalau Anda sering turun ke bawah, ke pasar tradisional, atau membeli produk-produk UMKM, dan sering berinteraksi dengan mereka, kalau ditanya mereka pun tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini.
Bahkan dengan kondisi seperti ini banyak yang mengatakan saat ini sedang terjadi resesi, krisis ekonomi atau berbagai istilah yag mereka sendiri tidak tahu maksudnya, namun bagi mereka sangat berpengaruh pada kondisi kehidupan mereka.
Ada yang Bilang 2023 Tahun Bangkitnya UMKM, Lha Kok?
Hanya satu kata semangat untuk bisa bangkit yang bisa disampaikan kali ini, memang pernah ada yang mengatakan bahwa tahun 2023 menjadi tahun bangkitnya UMKM meskipun apa pun kodnisinya. Namun semua harus realistis, kondisi yang seperti ini memang tidak bisa didiamkan begitu saja, apalagi kondisi resesi ini sungguh sangat menghantam perekonomian, khususnya pada pebisnis atau pun pedagang UMKM.
Berbicara tentang resesi, yang kemarin menjadi topik hangat apalagi setelah Ibu Sri Mulyani, Menteri Keungan RI yang menyampaikan bahwa pada tahun 2023 diproyeksikan dunia secara bersama-sama akan terjun ke jurang resesi.
Penyebabnya memang tidak lain (mengutip dari Kompas.com) disebabkan karena melesatnya harga pangan dan energi di sejumlah negara, khususnya di Eropa dan Amerika Serikat yang menjadi pemicuya.
Yang menjadi pertanyaan adalah apa beda resesi dan krisis yang sering disebut orang-orang yang menjadi salah kaprah dalam penyebutannya?
Menurut Bhima Yudhistira, yang merupakan Direktur of Economic and Law Studies (CELIOS), sebagaimana dikutip dari Kompas.com, maka resesi merupakan suatu penurunan pertumbuhan ekonomi dalam waktu dua kuartal berturut-turut.
Nastional Bureau of Economic Research (NBER) lembaga penelitian di Amerika Serikat, juga memberikan definisi yang sama tentang resesi ini, yaitu indikasi turunnya daya beli masyarakat secara umum dan naiknya angka pengangguran.
Nah... apa yang membedakan resesi dengan krisis ekonomi? Kalau krisis ekonomi  adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan beberapa indikator ekonomi, contohnya dalam krisis ekonomi yang turun seperti nilai tukar rupiah, sektor keuangan dan juga turunnya kinerja perbankan.
Dalam kondisi saat ini bisa dipastikan yang terjadi adalah terjadinya resesi, hal ini sesuai dengan indikator yang disampaikan. Kalau krisis ekonomi bisa dipastikan tidak terjadi, bisa dilihat dari kinerja keuangan perbankan yang mengalami kenaikan dan profit bank juga meningkat secara signifikan.
Bagaimana dengan UMKM? Tentu saja bisa dikatakan resesi ekonomi yang terjadi saat ini membuat sebagian besar UMKM terpukul dan dampaknya menjadi sangat merata. Dan tentu saja hal ini berefek domino, resesi ini bisamembuat perusahaan melakukan PHK secara besar-besaran, karena ekonomi tidak bergerak.
Tentu saja PHK tersebut akan menambah pengangguran dan juga mengakibatkan jumlah orang miskin menjadi bertambah, begitu pula dengan daya beli masyarakat yang akan semakin melemah, ditambah lagi pemerintah membutuhkan biaya yang lebih besar untuk memperbaiki perekenomian.
Tips Menghadapi Resesi
Apa pun namanya entah krisis atau pun resesi bagi masyarat kecil, khususnya pengusaha UMKM semua sangat berdampak. Kondisi ini apa pun namanya berusaha untuk dihindari dan diminimalisir karena sangat berdampak pada sektor lainnya.
Dalam kondisi saat ini dimana benar-benar terjadi resesi, maka hal utama yang bisa dilakukan adalah mengelola aset terbesar miliki kita, yaitu harus mulai berpikir atau mengubah mindset kita terhadap masalah resesi ini.
Memang patut diakui kondisi seperti ini tidak ada yang bisa menebak, bayangkan saja Anda sedang berlayar di laut yang tenang, dengan melihat birunya laut dan cerahnya mentari mengelilingi perjalanan Anda yang menentramkan, namun tiba-tiba, semua berubah. Langit menjadi gelap, badai pun datang dan besar. Deru ombak yang luar biasa besar datang menghantam perahu, layar pun terkoyak. Dan Anda tentu tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Mungkin kondisi dan analogi tersebut sama seperti yag terjadi dengan kondisi resesi saat ini.
Terdapat tips yang bisa dijalankan jika krisis atau resesi melanda untuk menguatkan mental dan emosi Anda, dengan mengaplikasikan konsep "Thankful" sebagaiman dikutip dari buku "Create Your Won Cheese", karya Ariwibowo Prijosaksono, antara lain:
1. T (Target).
Tentukan target dalam hidup Anda. Jika Anda sudah tahu apa yang diinginkan dalam hidup ini, maka anggap saja musibah atau kesulitan sebagai bagian dari proses untuk mencapai target hidup tersebut.
2. H (Hasrat).
Hasrat adalah keinginan atau kecintaan yang sangat mendalam. Hasrat yang besar akan merobohkan tembok penghalang secara mental karena berbagai krisis.
3. A (Antusiasme)
Inilah motor pembakar semangat dan kekuatan untuk terus melangkah dalam mencapai target hidup. Antusiasme bisa pula menggerakkan orang-orang disekeliling Anda karena antusiame ini bersifat menular (contagious).
4. N (Never Give Up!)
Anda atau siapa pun boleh jatuh berulangkali, namun setiap kali Anda gagal atau setiap kali musibah datang, tetaplah bangkit dan terus berusaha lagi. Atau jangan menyerah!
5. K (Keyakinan).
Apa pun yang terjadi, takan ada yang dapat menghalangi perjuangan Anda dalam meraih cita-cita, jika Anda sungguh-sungguh yakin terhadap cita-cita tersebut.
6. F (Fokus)
Pertama, fokus terhadap kelebihan, bukan pada kekurangan Anda. Kedua, fokus terhadap berbagai prioritas dalam mencapai tujuan hidup. Untuk mengetahui prioritas, maka Anda harus tahu dengan jelas kemana tujuan hidup hidup atau impian Anda.
7. U (Upaya).
Suatu impian hanya bisa tercapai dengan upaya yang sungguh-sungguh. Itulah harga yang harus dibayar untuk sebuah kesuksesan. Ingin sukses? Maka bekerja keraslah!
8. L (Learning)
Learning disini diartikan sebagai belajar, maka pengalaman adalah guru terbaik. Belajarlah dari setiap pengalaman, baik pengalaman yang dialami diri sendiri mau pun oleh orang lain agar Anda dapat memperoleh hikmah dari setiap musibah.
Sama halnya dengan tips di atas, Anda bisa mempraktekkan beberapa langkah dalam rangkaian mengamankan kondisi keuangan atau finansial Anda (dikutip dari instagram.com/newbie_preneur/), sebagai berikut:
- Mulai mengelola penghasilan. Anda bisa mengelola apa yang menjadi kewajiban, untuk kebutuhan, sedekah, persiapan tabungan dan juga dana darurat.
- Mengevaluai hutang-hutang. Dalam tahap ini Anda bisa mulai melunasi hutang dari yang terkecil dan jangan menambah hutang lagi. Mulai membeli barang dengan cara cash atau tunai (tidak mampu, tidak usah beli).
- Mulai menyederhakan pengeluaran. Pada tahap ini fokuslah pada kebutuhan pokok, perbanyak rasa syukur pada Tuhan, dan mulai menabung.
- Mulai mencari penghasilan tambahan. Muailah belajar segala hal yang bisa menambah penghasilan.
- Berhemat. Cermat dalam segala kebutuhan, beli yang butuh, jangan yang ingin.
- Menanam. Anda bisa mulai menanam sayur, hal kecil namun bernilai.
Itu dia sedikit catatan tentang "Resesi? Jangan Panik, Hadapi dengan Langkah-langkah Ini". Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H