Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Suratku untukmu Kampung Halaman, Maaf Aku Belum Bisa Pulang

30 April 2023   07:08 Diperbarui: 30 April 2023   07:19 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampung halaman, jangan bersedih pada suatu saat nanti aku akan pulang membawa secercah harapan untuk kampung tercinta, membawa sejumput ide untuk membangun bersama, tidak lagi harus menunggu setahun sekali untuk bertemu, namun sebenarnya itulah makna kebahagian setelah bepergian, bahagia dan bertemu.

Hai, Kampung halaman, apakah kau masih ingat berbagai percakapan kita kemarin, tentang keinginanmu untuk berangkat ke tempat rantauku? Apa kali ini engkau yang harusnya kesini, melihat jasad fisikku untuk sedetik waktu, melihat apakah aku masih baik-baik saja.

Kampung halaman, tidak ada yang lebih indah yang bisa disampaikan selain keindahan kata dan makna dari apa yang terselip dalam hati. Tenang saja, apa pun yang terjadi semua tentang kampung adalah indah, karena pada dasarnya kita bisa dimana saja, namun hati akan selalu ada untukmu kampung halamanku.

Surat untuk kampung halaman (Sumber: dokumen pribadi)
Surat untuk kampung halaman (Sumber: dokumen pribadi)

26 tahun telah berjalan selalu mengiringi kebahagiaan saat pulang kampung, dan kali ini keabsenanku adalah absen yang pertama setelah bertahun-tahun selalu bertemu. Inilah hidup yang penuh tanda tanya, semua bisa berubah dengan cepat, inilah dunia yang tidak bisa diletakkan dalam hati, karena dunia hanya bisa digenggam yang bisa hilang dengan cepat.

Oh... Kampung halamanku tunggu aku setelah urusan ini selesai, berbagai ide sudah didapat akan aku jadikan kampung halamanku menjadi sebuah kampung sesuai impian kita, kampung penuh makna, religius, bertawakal, berteknologi yang semua menjadikan kita menjadi manusia terbaik di muka bumi sesuai tuntunan Alloh SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Sementara Aku cukupkan dulu surat ini, kampung halamanku, tapi yakinlah, suatu saat entah cepat atau lambat, aku akan pulang seperti angin barat yang pulang menuju ke timur, membawa kesejukan dan keindahan makna akan hidup.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam dari aku,

Anak rantau yang masih belum bisa pulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun