Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Madu Mongso, Kue Jadul Favorit Saat Lebaran

21 April 2023   11:19 Diperbarui: 21 April 2023   11:23 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Madu mongso (Sumber: www.indonesia.travel)

Waktu sangat cepat berlalu, begitu pula dengan bulan Ramadan yang penuh hikmah ini. Begitu banyak kesenangan menikmati segala hal yang ada di bulan Ramadan. Tidak terasa besok sudah lebaran, ngomong-ngomong lebaran tentu tidak lepas dari segala hal yang berhubungan dengan kuliner, salah satunya sajian kue lebaran favorit. Diantara berbagai pilihan kue-kue lezat yang ada, semuanya masih belum bisa mengalahkan madu mongso, kue jadul favorit saat lebaran ini.

Begitu banyak sajian kue dan makanan yang disajikan saat lebaran, memang tidak lengkap merayakan lebaran tanpa adanya sajian kue yang lezat dan nikmat. Suguhan kue lebaran yang manis dan gurih serta lezat menjadi sajian yang tidak boleh ketinggalan, apalagi saat menjamu tamu yang datang untuk bersilaturahmi.

Hari Raya Idul Fitri atau yang biasa disebut dengan lebaran menjadi sebuah momen untuk berkumpul bersama sanak saudara, maka menyuguhkan segala aneka macam makanan, termasuk kue menjadi hal penting. Tradisi ini memang sudah mendarah daging sejak dulu.

Makna Tersirat di Balik Hadirnya Kue Lebaran

Di balik nikmat dan lezatnya kue lebaran, hadirnya kue ini memang selalu menarik. Ada hal penting yang bisa diambil maknanya, meskipun hanya sekedar kue lebaran.

Menurut Fadly Rahman yang merupakan Sejarawan kuliner dari Universitas Padjajaran, menyampaikaan bahwa kue lebaran yang ada seperti nastar, kastengel, putri salju dan juga lidah kucing yang sangat populer disajikan sebagai camilan khas saat lebaran ini memiliki makna 'toleransi' dibalik hadirnya kue lebaran ini.

Memang ada perbedaan, mengapa masyarakat lebih memilih kue kering bila dibandingkan kue tradisional yang sebenarnya lebih enak dan lebih fresh. Hal ini tidak lepas dari hadinya kue kering yang dikutip dari kompas.com, yang menurut Fadly Rahman bahwa tradisi menyajikan kue kering ini baru muncul saat masa kolonial Belanada.

Proses hadirnya kue kering ini menjadi sajian lebaran ternyata tidak bisa lepas dari interaksi sosial budaya masyarakat Islam Indonesia, masyaraat Bumi Putera dengan orang-orang Eropa.

Nah disaat itulah masyarakat Indonesia kelas menengah tidak mau lagi menyajikan makanan tradisional yang terbuat dari sagu, tepung ketan dan juga tepung beras. Saat itu, msyarakat Indonasia merasa kue tradisional memiliki tekstur yang lengket dan juga tidak awet, hal ini yang menggeser kue tradisional Indonesia tersebut.

Pilihan Kue Lebaran yang Nikmat

Terlepas dari hadirnya kue kering yang enak, seperti kue nastar, kastengel, putri salju dan lidah kucing. Namun semua itu, masih belum bisa mengalahkan rasa khas dari kue tradisional.

Kue tradisional yang dihadirkan saat lebaran memang memberi kisah unik, apalagi saat ini untuk mendapatkannya terkadang hanya ada saat acara-acara tertentu.

Kue lebaran tradisional memang menarik apalagi dengan bentuk dan rasanya yang khas, akan menambah suasana yang menyenangkan saat berkumpul bersama keluarga.

Mengapa Memilih Madu Mongso yang Hanya Sekedar Kue Jadul

Diantara berbagai pilihan sajian kue favorit lebaran tersebut, madu mongso memang selalu bisa mengambil hati, apalagi sajian kue ini mengingatkan tentang masa kecil dulu saat bersama nenek di kampung halaman.

Madu mongso memang menjadi jajanan tradisional yang sering disajikan saat lebaran tiba, terbuat dari tape ketan hitam dengan rasanya yang manis dan legit dengan teksturnya yang lembut.

Dan yang menarik adalah, siapa yang mengira kalau madu mongso ini sudah menjadi kue khas lebaran sejak jaman Mataram Kuno? Bahkan saat itu, madu mongso sudah disajikan bagi para raja, saat perayaan besar atau pun acara ritual kerajaan lainnya. Dari asal katanya, maka madu mongso terdiri dari dua kata, yaitu 'madu' dan 'mongso'. Madu diartikan sebagai cairan manis, dan mongso diartikan sebagai makanan. Maka madu mongso diartikan sebagai makanan yang memiliki rasa semanis madu.

Ilustrasi madu mongso (Sumber: Wikimedia.com)
Ilustrasi madu mongso (Sumber: Wikimedia.com)

Berdasarkan berbagai referensi, ada yang mengatakan bahwa dulu, makanan yang dibuat dari ketan ini dikatakan sangat mahal, dan hanya para raja saja yang bisa menikmati sajian lezat madu mongso ini.

Dalam penyajiannya, madu mongso dibungkus dengan menggunakan kertas minyak yang berwarna warni yang membuat penyajiannya menjadi sedikit unik.

Namun ada pula cerita bahwa madu mongso ini dibuat, karena adanya kerinduan orang-orang Ponorogo yang penah melaksanakan ibadah haji, dan juga merindukan buah kurma yang ada di Arab, sehingga dibuatlah madu mongso dengan rasa yang manis dan tektur yang lembut seperti kurma.

Menarik bukan? Meskipun sudah banyak kue lebaran kekinian, termasuk kering yang enak, namun aura kenikmatan kue tradisional, seperti madu mongso ini tidak akan bisa tergeser karena kelezatan dan teksturnya yang lembut.

Semoga sedikit catatan dan informasi tentang "madu mongso, kue jadul favorit saat lebaran"ini bermanfaaat dan menginspirasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun