Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Buruh Kena PHK, Bagaimana Nasibnya dan Apa yang Harus Dilakukan Pasca PHK?

11 April 2023   11:30 Diperbarui: 12 April 2023   05:13 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buruh di PHK (Sumber: pixabay)

Bisnis memang unik, tidak ada yang bisa memprediksi segala perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis tersebut. Begitu pula dengan para buruh yang pernah bekerja di perusahaan besar di Indonesia ini.

Seperti berita baru-baru ini, siapa yang mengira pabrik tempatnya bekerja harus tutup dan mereka harus terkena imbas, dengan terkena PHK. Hal ini membuat panyak pihat terkejut dengan berita "Buruh di PHK, bagaimana nasibnya? Apa yang harus dilakukan pasca PHK?"

Melihat gelombang PHK (pemutusan hubungan kerja) yang sedemikian hebatnya, membuat banyak pihak bertanya, sampai sedemikiankah besarnya pengaruh efek global ini, sampai membuat mereka harus terkena PHK. Tentu hal ini akan memberi efek panjang dan seperti rangkaian bola salju, banyak pihak yang terdampak.

Ilustrasi buruh di PHK (Sumber: pixabay)
Ilustrasi buruh di PHK (Sumber: pixabay)

Siapa saja yang terdampak dengan banyaknya buruh yang di PHK, selain para buruh itu sendiri? 

Ambil contoh, para pedagang makanan di sekitar pabrik atau kos-kosan, pemilik kos, usaha laundry, dan banyak rentetan lainnya yang sangat terdampak, dan tentunya banyak UMKM yang dikhawatirkan gulung tikar karena efek tersebut.

Gambaran Kondisi Saat Ini

Membicarakan nasib buruh, terlepas dengan gaya hidup yang dijalaninya, memang membutuhkan sebuah pendekatan tersendiri, apalagi mereka terbiasa melakukan hal yang sama, terkungkung dengan dogma yang sama. Sehingga pada saat terjadi hal yang tidak diprediksi tersebut, kehidupannya berbalik 360 derajat yang membuat mereka tidak bisa melakukan apa-apa lagi, dan hanya sedikit yang memiliki inisiatif untuk belajar menggapai kehidupan yang lebih baik.

Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang hinggap di benak kita tentang perubahan ekonomi, bagaimana gelombang PHK yang besar dan tentu saja hal ini tidak terjadi di Indonesia saja. 

Penggantian tenaga manusia ke teknologi yang lebih canggih, efek pandemi Covid-19 yang masih terasa, pengaruh makro dan banyak pertanyaan yang membuat kita harus mulai tergerak untuk memberikan edukasi pada para buruh untuk tidak hanya sekedar bekerja secara monoton, meskipun pada kenyataannya seperti itu.

Ilustrasi buruh demo (Sumber: facebook.com/e100ss)
Ilustrasi buruh demo (Sumber: facebook.com/e100ss)

Peristiwa yang terjadi kemarin, seperti sebanyak 1.163 buruh Puma di Tangerang di PHK karena pabrik bangkrut, dan juga buruh Kapal Api Group di Jawa Timur yang terkena PHK tersebut.

Sebenarnya hampir sama dengan prediksi Mauricio Rojas seorang guru besar sejarah ekonomi di Universitas Lund Swedia yang menuliskan prediksinya dengan judul "Millenium Doom" (Stockholm Network 1999).

Saat itu, Rojas sudah memberikan peringatan dan kesimpulan, sebagai berikut:

Pertama, untuk pertama kalinya dalam sejarah ekonomi dunia, terjadi pertumbuhan yang disertai oleh penurunan kemampuan dalam menyerap tenaga kerja.

Kedua, sebab utama dari kecenderungan pertama adalah besarnya pengaruh transformasi teknologi sebagai penyangga perekonomian.

Ketiga, kesempatan kerja menghilang secara cepat di negara maju terutama, karena adanya relokasi investasi ke negara-negara dengan upah yang murah.

Dan Rojas berkesimpulan bahwa dunia kerja dalam artian para pekerja kasar atau buruh, yang hanya memanfaatkan kemampuan fisik dan sejenisnya, menurutnya suatu saat akan berakhir kelak.

Bagaimana Mempersiapkan Diri dan Apa yang Seharusnya Dilakukan Para Buruh di Tengah Gelap Mendungnya Dunia Kerja Ini?

Kembali pada diskusi tentang pendapat Rojas tadi, sebenarnya Rojas sudah memberikan tanda yang bisa dibaca untuk digunakan sebagai referensi, sekilas tampak dari berbagai penemuan terakhir:

Siapa pun yang hanya mempersiapkan diri sebagai tenaga pelaksana -- seperti teller, operator, buruh dan sejenisnya -- akan masuk dalam 'BUKU SEJARAH DUNIA KERJA'.

Dan mereka yang survive dan bahkan cenderung berkembang, maka besar kemungkinan datang dari para pekerja profesional, seperti para akuntan, system analyst, pengacara, dokter dan juga konsultan serta para pekerja manajerial (yang terampil di sektor lobi, hubungan antar manusia serta kecermatan dalam memimpin).

Kembali pada persoalan awal, tentang bagaimana nasib para tenaga kerja atau para buruh yang terkena PHK ini, tentu yang harus diingat adalah barang siapa yang tidak mentranformasikan diri segera menjadi tenaga kerja profesional dan manajerial, maka jangan berharap terlalu banyak akan bisa kembali pada posisi semula.

Solusi yang Bisa Diberikan

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan para buruh yang sudah di PHK ini? Tentunya sangat disadari bahwa banyak dari mereka yang merasa terpuruk, tidak tahu apa yang harus dilakukannya lagi. 

Melamar pekerjaan umur pun sudah terlalu tua, membuka usaha pun tidak bisa langsung ramai dan bisa menghasilkan pendpatan yang sesuai dengan pendapatan UMR plus lembur, pulang kampung pun tidak ada yang bisa dikerjakan, sawah sudah terjual dan tidak ada, kalau ada hanya beberapa petak saja warisan orang tua tidak cukup untuk makan sehari-hari.

Bagaimana Solusinya? Mungkin kita bisa memberi sedikit motivasi bahwa:

Hal-hal hebat butuh perjuangan yang hebat, Kawan..

Begitu pula dengan saat ini, terdapat beberpa hal yang bisa dilakukan bagi para buruh (dengan catatan, mereka harus mau belajar tentang skill terbaru, karena sudah tidak ada yang bisa dilakukan lagi), seperti berikut:

1. Menggunakan pesangon yang ada sebagai biaya hidup, meskipun harus mengetatkan ikat pinggang. (Hidup dengan super hemat), sampai mendapatkan pekerjaan baru lagi.

2. Apabila sudah tidak mungkin untuk melamar pekerjaan, bisa belajar tentang bidang yang tidak membutuhkan modal besar dan juga investasi alat yang besar.

3. Sambil proses belajar dan juga mengembangkan bisnis yang ada, bisa fokus pada bisnis yang bisa didukung oleh keluarga.

Kembali pada bisnis yang tidak membutuhkan modal besar tadi, Saya yakin para buruh sekarang berbeda dengan buruh jaman dahulu, yang hanya memiliki sepeda angin dan kontrak di rumah bedeng. 

Buruh sekarang kalau dilihat dari berbagai profil media, adalah buruh yang kekinian yang paham akan teknologi. dan juga tidak mungkin para buruh ini tidak memiliki perangkat teknologi terkini seperti laptop dan smartphone.

Masih ingat dengan apa yang disampaikan Warren Buffet, tentang tiga hal ini, yaitu waktu, kemampuan, dan uang? Kalau Anda tidak memiliki salah satu dari tiga hal tersebut, maka gunakan dua sisanya untuk mendapatkan yang tidak Anda miliki tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut sebenarnya terdapat beberapa pekerjaan yang bisa dipilih tanpa terlalu banyak modal, apalagi bagi para buruh yang saat ini sudah memiliki perangkat teknologi terkini, antara lain:

  • Programmer.
  • Graphic designer.
  • Gamers.
  • Internet marketer.
  • Online shop.
  • Dropshipper.
  • Content creator (termasuk didalamnya Content writer).

Dari tujuh bidang tersebut, yang sangat mungkin bisa dilakukan adalah online shop, dropshipper dan content creator.

  • Online shop.

Kalau Anda melibat begitu banyak orang, bahkan ibu-ibu rumah tangga yang bisa sukses meraih cuan banyak dari bisnis online, tentu Anda yang mantan buruh pun bisa melakukannya. Begitu banyak produk yang bisa Anda tawarkan.

Pasar di dunia online sangat luas, bisa Anda membuka bisnis offline, namun hanya sekedar pengenalan saja, apalagi kalau orang-orang di sekitar Anda memiliki kemampuan yang sama. Pasti Anda akan kembali putus asa, karena pembelinya tidak sesuai harapan.

Banyak cara untuk bisa sukses di dunia bisnis online, seperti menggunakan media sosial yang Anda miliki, atau bahkan mulai belajar SEO, yaitu mengoptimasi produk Anda di mesin pencari di internet.

  • Dropshipper.

Bisnis ini akan sangat menguntungkan Anda yang tidak punya modal. Anda layaknya perantara atau marketing yang menjualkan produk. 

Tentu saja sebelum barang terjual Anda harus bertemu dengan produsen dan menjalin kerjasama para pihak, sehingga Anda nantinya bisa mendapatkan keuntungan dari barang yang Anda jualkan tersebut.

  • Menjadi content creator.

Yang harus diingat bila Anda memilih bidang ini adalah:

Apa pun itu, yang berbasis kreativitas sebetulnya tidak mengenal persaingan.

Dari sini Anda memang harus pintar-pintar mencari konten apa yang dibutuhkan para pembaca kalau Anda tertarik pada dunia penulisan atau blog, atau bisa menjadi Youtuber dengan konten menarik di sekitar Anda. Sederhana namun mengena.

Ingat zaman sekarang adalah zaman canggih, hanya dengan memanfaatkan internet dari rumah bisa menghasilkan cuan, asal punya niat untuk belajar dan konsisten mempelajari dan juga konsisten dalam menghasilkan karya.

Itu dia sedikti tips dan catatan tentang "Buruh di PHK, bagaimana nasibnya? Apa yang harus dilakukan pasca PHK?"

Semoga bermanfaat dan memberikan referensi dan solusi alternatif atas apa yang terjadi pada para buruh saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun