Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Idul Fitri Sudah Dekat, Pilih Investasi Baju Baru atau Mobil Baru dari Leasing untuk Mudik?

6 April 2023   09:42 Diperbarui: 6 April 2023   10:43 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Dokumen pribadi)

Tema kali ini "Idul Fitri sudah dekat, pilih investasi, baju baru atau mobil baru dari leasing untuk mudik?" memang menjadi sedikit menarik. Bukan tanpa sebab, hal ini dikarenakan  menggabungkan beberapa ide atau beberapa keyword menjadi satu pembahasan.

Ide ini pun tercetus karena beberapa kawan yang datang mengajak diskusi, tentu tidak lain karena berbagai masalah yang saat ini sedang mereka hadapi, entah mereka yang bingung untuk mengalokasikan dana yang didapat dari THR misalnya, atau mereka yang harus pulang kampung tapi karena sudah terbiasa dianggap ada, menjadikan hidup mereka menjadi 'kemrungsung' atau selalu terbawa nafsu, sehingga berupaya dengan berbagai cara untuk mendapatkan hal tersebut.

Ada yang Ingin Investasi, tapi Bingung Apa itu Investasi?

Dari pembahasan yang lalu, sempat saya mendapatkan kata-kata "Awas terjebak quote", dan hal inilah yang terjadi pada teman, kawan atau bahkan saudara kita. 

Sama halnya seorang teman yang "AKAN" mendapatkan THR, tetapi ingin segera mengalokasikan uangnya agar nanti bisa menghasilkan, atau mereka menganggap bisa segera investasi.

Ilustrasi (Sumber: Dokumen pribadi)
Ilustrasi (Sumber: Dokumen pribadi)

Ini yang harus diluruskan, teman-teman atau orang yang seperti ini, sebenarnya lebih banyak melihat hidup orang lain lebih enak, sehingga berusaha dengan berbagai upaya ingin mencapai seperti kesuksesan orang lain.

Baca juga: Awas Jebakan Kata "Jangan Mau Jadi Orang Gajian Terus".

Nah, saat ditanya, sudah paham instrumen investasi apa saja, pasti mereka akan bingung, dan ini yang menjadi perhatian kita, mereka inilah calon orang yang mudah tertipu dengan kebahagian jangka pendek yang ujung-ujugnya uangnya hilang, bisa karena terjebak di trading yang tidak jelas, masuk ke judi slot, atau bahkan ditipu temannya pada berbagai ragam bisnis yang hanya 'sekedar katanya'.

Quote "ingin rebahan dibayar" inilah yang pada akhirnya menjadi impian semu teman-teman tadi, sangat sulit meluruskan kondisi atau impian mereka yang seperti ini.

Sering saya sampaikan bahwa investasi itu harus direncanakan, dipersiapkan, dan juga gunakan uang dingin. Penuhi dulu kebutuhan dasar keluarga, atau minimal persiapkan sebesar kebutehan keluarga, ditambah sudah memiliki cadangan dana untuk pendidikan, dana darurat, hingga dana hari tua, baru berpikir tentang investasi.

Instrumen investasi pun harus dipilih, bahwa ada tujuan angka yang harus dicapai bila ingin bebas melakukan apa yang dimau setelah angka tersebut tercapai (atau bahasa kerennya mencapai FF -- Financial Freedom) tanpa harus takut lagi kehilangan pekerjaan atau pun usaha bangkrut, karena sudah ada safety net yang akan mendukung apa pun yang dimau.

Nah, kalau hanya sekedar dapat THR sedikit ingin dapat hasil besar ini rasanya bermimpi dan mustahil, karena untuk bisa mendapat hasil besar dalam investasi butuh proses dan waktu.

Investasi itu layaknya menjadi seorang petani atau pekebun durian, yang harus mulai menanam dari bibit sampai dengan pohon durian berbuah butuh waktu bertahun tahun. Itu masih bicara tentang proses, dan yang jadi masalah kalau uang THR hanya cukup untuk beli baju sehelai dua helai, sudah ingin investasi yang tidak tahu bagaimana konsepnya.

Nah kalau ada yag bertanya tentang ingin hasil besar dari trading? Ini yang agak berat kalau belum punya ilmunya, tentu saja hal ini tergantung dengan ilmu yang dimilikinya. 

Pada trading, tentu risikonya juga semakin tinggi, dan semakin sering bertransaksi akan semakin tinggi juga risikonya, apalagi kalau trading pada saham-saham spekulasi.

Maka sebagai saran, alangkah baiknya kalau fokus mengumpulkan uang terlebih dahulu melalui pekerjaan yang bisa dilakukan (menabung saham sesuai program BEI) dan berinvestasi pada instrumen yang dimaksud sebelunya sampai angka FF (Financial Freedom) yang diinginkan bisa dicapai.

Saya jadi ingat dengan buku "Kebebasan Finansial" yang ditulis oleh Grant Sabatier, bahwa arti kebebasan finansial setiap orang bisa berbeda, namun Grant menganggap bebas finasial adalah saat seseorang sudah bisa keluar dari pekerjaan yang dibencinya dan bebas melakukan pekerjaan apa pun yang disukai tanpa risau dengan uang lagi, karena sudah dapat dari hasil investasinya.

Caranya mudah, yaitu dengan bekerja dan berusaha seoptimal dan sekreatif mungkin (pekerjaan dan kreativitas yang halal) dan kemudian hasilnya diinvestasikan sebanyak dan juga sesering mungkin.

Jadi sudah paham bukan? Investasi tidak karena hasil sekonyong-konyong jadi, tidak sekarang menanam padi besok bisa panen bukan?

Mobil Baru dari Leasing untuk Mudik?

Sebenarnya sah-sah saja bila seorang teman tadi memilih menggunakan leasing untuk mudik, selama sudah diperhitungkan dengan benar dan tepat. Yang menjadi pertanyaan sebenarnya adalah mobil baru ini apakah sesuai kebutuhan atau hanya untuk flexing saat mudik dikatakan sudah punya dan kaya?

Kalau dalam hati hanya untuk gaya-gayaan karena untuk menunjukkan bisa beli mobil, ini yang harus diwaspadai. Kategori seperti ini bisa dikatakan blunder finansial yang terjadi mulai dari dulu, dan kebanyakan banyak yang terjebak dengan hal ini.

Baca juga: Jangan Pernah Meminjamkan Nama untuk Urusan Pinjam Meminjam.

Dan tentu saja kalau habit atau kebiasaan mudah untuk nyicil atau kredit kendaraan, dan lingkunganmu masih masuk pada kategori beli apa-apa masih susah, tapi mudah dan enteng buat nambah mobil dengan mencicil, ini namanya "Blunder Finansial".

Terdapat beberapa catan tentang hitungan sederhana tentang biaya yang dikeluarkan untuk mobil, tentu ini hanya sebagai pertimbangan, dan kenyaataanyan sampai saat ini masih banyak orang yang penghasilannya hanya 5 jutaan per bulan tetapi sudah berani nyicil mobil.

Dikutip dari facebook.com/Ardian.Candra bahwa biaya yang dikeluarkan mobil yang tidak dipakai sama sekali itu sebesar 1 juta dalam satu bulan, dan tentu saja kalau dipakai biaya ini pasti bertambah, biaya bahan bakar misalnya. Dengan asumsi pembelian tersebut dilakukan secara cash.

Nah dengan orang yang penghasilannya hanya 5 jutaan per bulan, namun nekad kredit mobil dengan angsuran 2,5 juta per bulan ditambah pengeluaran di atas tadi, tentu Anda bisa bertanya berapa yang diterima sisanya.

Pengetahuan ini tentu harus dipikirkan (tentang pengelolaan keuangan), antara lain:

  • Jangan besar pasak daripada tiang. Uang masuk harus lebih besar daripada uang keluar.
  • Perbesar penghasilan, perkecil pengeluaran.
  • Biasakan menabung, terutama untuk dana darurat.
  • Beli yang dibutuhkan, jangan yang diinginkan. Jika pengen sesuatu, pikirlah terlebih dulu berulang kali sebelum memutuskan.
  • Jika pengen sesuatu tapi belum punya uang, direm dulu keinginannya. Tahanlah sampai punya uang.
  • Janganlah bermudah-mudah dalam berutang.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya, "Jangan kalian meneror diri kalian sendiri, padahal sebelumnya kalian dalam keadaan aman.' Para sahabat bertanya, 'Apakah itu, wahai Rasulullah?' Rasulullah menjawab, 'Itulah utang!' (HR. Ahmad, At Thabrani; shahih).

Nah, konsep investasi dan kebingungan mobil baru ini sebenarnya berada dalam satu paket pembahasan, yang berhubungan dengan mental dapat uang saat lebaran dan mental pulang kampung. 

Jadi mencari uang selama satu tahun yang kemudian dihabiskan saat mudik atau pulang kampung lebaran di kampung, begitu kembali ke kota tabungan sudah nol lagi dan kemudian mulai lagi dari bawah, dan begitu terus setiap tahunnya.

Semoga sedikit catatan tentang "Idul Fitri sudah dekat, pilih investasi, baju baru atau mobil baru dari leasing untuk mudik?" ini bermanfaat dan menjadi referensi dalam penggunaan uang yang diperoleh. Jangan sampai setelah lebaran malah terjebak dalam utang yang semakin besar dan tidak tahu cara mengembalikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun