Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Mengenal Megengan, Budaya Tradisional Jawa Menjelang Puasa Ramadan

26 Maret 2023   11:05 Diperbarui: 26 Maret 2023   11:07 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara yang akan budaya, dengan banyaknya suku bangsa membuat budaya Indonesia menjadi semakin beragam. Begitu pula tradisi dan budaya pada masyarakat Jawa saat akan melaksanakan puasa di Bulan Ramadan, terdapat beberapa tradisi yang menarik perhatian salah satunya dengan mengenal 'Megengan', budaya tradisional Jawa menjelang Puasa Ramadan.

Kehadiran Bulan Ramadan sebagai bulan puasa bagi umat Muslim menjadi hal yang menarik, bahkan disambut dengan luar biasa dan meriah, di Jawa Timur bahkan terdapat budaya dan tradisi khusus untuk menyambut datangnya bulan suci yang selalu ditunggu umat Muslim, yaitu budaya "Megengan" yang tidak dijumpai di daerah lain.

Apa itu Megengan?

Mengutip sebuah tulisan tentang budaya Jawa yang ditulis oleh Prof Dr. Nur Syam, M.Si seorang dosen di Universitas Islam Negeri, yang menyebutkan bahwa 'Megengan' adalah suatu upacara selamatan sederhana untuk menyambut bulan suci Ramadan.

Dari berbagai referensi, awal mula tradisi Megengan diduga diciptakan oleh Sunan Kalijaga, meskipun sampai sekarang belum ada bukti secara historis yang menunjukkan hal tersebut.

Dugaan ini sebenarnya ada benarnya juga karena diantara para wali dan para sunan, yang senang melakukan kreasi akulturasi budaya Islam dan budaya Jawa adalah Sunan Kalijaga.

Baca juga: Jemaah Islam Aboge di Kabupaten Probolinggo Baru Menjalankan Puasa Ramadan Hari Ini.

'Megengan', akulturasi Islam dan Jawa? Budaya selamatan adalah tradisi Jawa yang sudah ada sebelum Islam masuk ke Indonesia, dan dalam 'Megengan', yang merupakan upacara atau selamatan ini juga dilakukan bersamaan dengan doa bersama. Hal inilah, yang banyak menyebut Megengan sebagai wujud akulturasi antara ajaram Agama Islam dengan budaya Jawa.

Apa Filosofi dari Megengan?

Seperti kita ketahui bersama bahwa dalam semua acara tradisional di Jawa selalu memiliki filosofi dan hikmah, begitu pula dengan 'Megengan'. Megengan sendiri berasal dari kata 'megeng' yang berarti menahan.

Sesuai dengan pelaksanaannya yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan Puasa Ramadan, maka Megengan dalam hal ini diartikan sebagai suatu sikap untuk menahan hawa nafsu sehubungan dengan makan, minum, berhubungan seksual danhal lain yang dilarang.

Pelaksaan Megengan di Jawa, khususnya di Jawa Timur, menjadi sebuah pertanda bahwa umat Islam di Jawa Timur bersiap untuk melaksanakan puasa pada bulan suci Ramadan. Megengan ini biasanya dilaksanakan di masjid atau di langgar (musholla) setempat. Megengan dilaksanakan pada minggu terakhir pada bulan Sya'ban, yang terletak diantara dua bulan, yaitu Rajab dan Ramadan.

Di ajaran Islam sendiri, maka sangat dianjurkan untuk selalu bisa menahan hawa nafsu, dan nafsu ini harus dikendalikan agar tidak menjerumuskan umat manusia pada hal-hal yang buruk.

Sajian Unik dalam Megengan

Selain pelaksanaan Megengan yang unik tersebut, pelaksanaan selamatan sebagai wujud dilaksanakannya puasa di Bulan Suci Ramadan ini juga tidak dapat dilepaskan dengan sajian unik yang sering disajikan bersama saat selamatan Megengan.

Kue apem (Sumber: KOMPAS.com/Achmad Faizal)
Kue apem (Sumber: KOMPAS.com/Achmad Faizal)

Sajian itu berupa disajikannya kue apem, yaitu kue yang dibuat dari tepung beras. Apem ini selau disajikan dalam Megengan, kata apem ini berasal dari Bahasa Arab yang berarti "afwan", yang merupakan permintaan ampunan atau permintaan maaf.

Kue apem disimbolkan sebagai sarana untuk memohon ampun kepada Alloh SWT atas perbuatan yang telah dilakukan satu tahun yang lalu.

Pada pelaksanaannya sebelum kue apem dan beberapa sajian makanan dibagikan, dilakukan pembacaan doa, biasanya istigosah dan tahlil.

Semoga informasi tentang "mengenal Megengan, budaya tradiosnal Jawa menjelang Puasa Ramadan" ini bermanfaat dan menjadi referensi tentang budaya Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun