Change, sepertinya menjadi ide dasar dalam sebuah dinamika kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Dalam dunia yang semakin berubah, ditambah dengan semakin canggihnya teknologi dalam dunia digital, menjadikan setiap orang harus berubah menuju ke arah yang lebih baik. Hal ini pula yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan, hingga tercetus ide dari Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim untuk menciptakan sebuah suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani skor atau penilaian tertentu, yang disebut dengan 'Merdeka Belajar'. Namun agar sukses, ide ini membutuhkan peran orang tua dalam mendukung implementasi "Merdeka Belajar" dan "Kurikulum Merdeka" serta menjadikan siswa lebih kreatif dan berkarakter.
Dapat diakui terjadinya perubahan dan pergeseran, khususnya dalam perkembangan dunia digital membuat mudahnya mengakses informasi, hal ini pula yang menjadikan perubahan pola pikir termasuk pembelajaran pada anak, yang membuat proses pembelajaran konvensional atau pola tradisional ini harus diubah.
Mengapa Harus "Merdeka Belajar"?
Berbicara tentang pendidikan konvensional, maka cara pendidikan yang masih menekankan pada menghapal, dan hanya memperoleh informasi hanya dari satu arah, menjadikan seorang anak atau siswa tidak bisa berpikir kritis terhadap masalah yang terjadi saat ini.
Di era  digital seperti saat ini, tentu harus dilakukan perubahan paradigma baru dalam proses pembelajaran hingga menjadi proses terbaik, hingga terjadinya kolaborasi antara siswa sebagai peserta didik dan guru, sehingga tercipta proses kreativitas. Pelibatan diri dalam belajar, menganalisis dan mampu berkomunikasi sebagai pemikiran terbaru sesuai pengalaman siswa.
Hal ini yang menjadi ide dasar terbentuknya "Merdeka Belajar" yang menjadi slogan dan juga program tranformatif terbaru yang dicetuskan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.
Baca juga: Gelar Budaya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin di MAN 2 Kota Probolinggo.
Konsep "Merdeka Belajar" akan mendorong terciptanya suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau poin berupa nilai yang selama ini sudah terlaksana. Dan esensi "Merdeka Belajar" ini diawali dari guru sebagai seorang pendidik dan pengajar sebelum memulai pengajaran pada siswa.
Selain itu, berdasarkan berbagai referensi, program ini sengaja dicetuskan dikarenakan adanya keluhan orang tua atas sistem pendidikan yang berlangsung saat ini, yaitu tentang nilai yang ditentukan sekolah.