Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Negeri 5 Menara (Resensi Novel)

20 Maret 2023   06:42 Diperbarui: 20 Maret 2023   07:09 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel "Negeri 5 Menara" (Pict: Dokumen pribadi)

Membaca buku-buku lama yang ada di lemari buku pribadi masih menjadi keasyikan tersendiri. Begitu pula saat melihat buku menarik yang isinya sangat bagus yang memberikan hikmah bagi para pembacanya. Salah satunya karya A. Fuadi, meskipun novel tersebut sudah diterbitkan sejak tahun 2009 lalu, namun membacanya lagi seolah memberikan aura positif di tengah kegersangan motivasi seperti saat ini. Begitu pula dengan kali ini, "Negeri 5 Menara (Resensi Novel), ingin memberikan secercah hikmah dari isi novel tersebut.

Negeri 5 Menara karya A. Fuadi sejatinya adalah sebuah kisah pribadi sang penulis yang memberikan kisah hidupnya selama belajar di pondok, yang dengan kisahnya tersebut sengaja memberikan sisi positif belajar di pondok, juga menjadikan sebuah penilaian positif yang membuat pondok sebagai tempat belajar favorit bagi anak muda saat ini.

Informasi buku:

  • Judul: Negeri 5 Menara.
  • Penulis: A. Fuadi.
  • Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama.
  • Tahun terbit : Cetakan ke-1, Bulan Juli 2009, Cetakan ke-6 April 2010.
  • Tebal buku: 423 halaman.
  • ISBN: 978-979-22-4861-6

Negeri 5 Menara dalam Resensi Buku

Berbicara tentang sebuah buku yang berisi kisah dan perjalanan  hidup, maka sangat tepat bila memilih novel 'Negeri 5 Menara" sebagai bacaan motivasi. Novel ini sangat menantang dan menarik pembacanya untuk turut serta menjelajahi kisah hidup Alif sebagai tokoh utama dalam novel ini.

Yang menarik lagi adalah rasa penasaran Anda tentang kisah kehidupan pondok seolah terwakili dari tulisan penulisnya tentang PM Madani Gontor ditambah dengan inspirasi dan pengalaman penulis dan juga sosok rekaan yang diciptakan penulis dalam karya ini, membuat novel ini menjadi sebuah novel yang hidup.

Baca juga: "Laskar Pelangi" Sebuah Kisah dalam Resensi Novel.

Tokoh utama dalam Negeri 5 Menara ini adalah Alif, seorang anak dari tanah Minangkabau, yang masa kecilnya hidup dengan suasana yang menyenangkan dengan berburu durian runtuh di Rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah dan juga mandi di air biru di Danau Maninjau, dan tiba-tiba kesenangannya tersebut harus dihentikan karena impian besar, yang mengharuskan Alif meninggalkan tanah kelahirannya untuk menggapai mimpinya keluar dari tanah Minnagkabau, melintasi punggung Sumatera menuju sebuah pelosok desa di Jawa Timur.

Semua ini dilakukan demi menaati perintah dan juga harapan Amak, yang menginginkan Alif menjadi seorang Buya Hamka, padahal Alif memiliki mimpi menjadi seorang Habibie. Meskipun berat, namun Alif tetap menjalankan perintah Amak untuk belajar di pondok.

 Man Jadda Wajada

Kata-kata tersebut menjadi menjadi motivasi awal Alif saat berada di pondok, antara terkesima dan penasaran membuat Alif percaya denga matera sakti tersebut, yang memiliki arti, "Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses".

Yang menarik, judul "menara" berasal dari kata sebuah tempat berkumpulnya Alif Fikri bersama Shohibul Menara yang dipersatukan karena jewer berantai dengan teman-temannya dari penjuru nusantara, seperti Dulmajid dari Sumenep, Raja dari Medan, Baso dari Gowa, Said dari Surabaya, dan Atang dari Bandung.

Dan di bawah menara masjid itulah tempat para shohibul masjid menjadikan tempat mewujudkan mimpi untuk meraih tujuan dan harapan. Dan bagi Alif, mimpi dan impian adalah suatu hal yang tidak bileh diremehkan, walau mimpi yang katanya tinggi itu tetap tidak boleh diremehkan, karena Tuhan sungguh Maha Pendengar.

Selain mantra sakti itu, bila dijadikan satu, terdapat tiga mantra yang bisa menjadi pegangan dan memotivasi bagi siapa pun yang ingin sukses, antara lain:

'Man Jadda Wajada', yang berarti Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.

'Man shabara zhafira' yang berarti Siapa yang bersabar akan beruntung.

'Man thalabal 'ula sahiral layli', yang bermakna Siapa yang ingin mendapatkan kemuliaan, maka bekerjalah sampai jauh malam.

Selai itu juga terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk meraih sukses, yaitu :

  • Going the extra miles. Tidak menyerah dengan rata-rata. Lebihkan usaha, waktu, upaya, tekad dan sebagainya dari pada orang lain.
  • Tidak akan memperbolehkan diri ini dipengaruhi oleh segala unsur di luar diri yang mempengaruhi pola diri.

Sungguh sangat menarik sekali buku ini, dan membacanya berulang kali seolah tidak ada kata bosan. Semoga sedikit catatan dari "Negeri 5 Menara (Resensi Novel)" ini bisa menjadi referensi dan bermanafat untuk kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun