Hari-hari ini, Saya memang sedang keranjingan membaca buku-buku lama yang teronggok di lemari buku yang kebetulan sudah lama tidak ada yang membacanya, beberapa buku bahkan sudah banyak yang dipinjam dan tidak tahu siapa yang meminjam. Begitu pula kali ini, sambil menikmati secangkir kopi, sebuah buku karya Andrea Hirata menarik perhatian Saya. Hal ini pula yang membuatnya menulis "Sebelas Patriot (Resensi Novel)"Â
Masih ingat dengan Andrea Hirata seorang penulis fenomenal Tetralogi Laskar Pelangi dan Dwilogi Padang Bulan, yang dengan tulisan-tulisannya bisa membangkitkan kesadaran anak-anak muda jaman now tentang pentingnya sebuah literasi?
Begitu pula dengan "Sebuah Novel Sebelas Patriot" ini yang sejatinya atau tersamar menjadi sebuah kisah lanjutan yang menarik untuk menggapai harapan dan mimpi.
Informasi buku:
- Judul: Sebelas Patriot.
- Penulis: Andrea Hirata.
- Penerbit: PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta.
- Tahun terbit : Cetakan I, Bulan Juni 2011.
- Tebal buku: xii + 112 halaman.
- ISBN: 978-602-8811-52-1.
Sebuah Novel Sebelas Patriot dalam Resensi Buku
Novle karya Andrea Hirata kali ini mengisahkan sebuah kisah inspiratif dengan sudut pandang berbeda dengan latar budaya Melayu. Inti dari novel ini adalah kisah inspiratif tentang cinta seorang anak, pengorbanan sang ayah, cinta pada negeri, gigih dan bersemangat dalam meraih mimpi.
Ikal.. menjadi sosok tokoh dalam novel ini. Kisah ini berawal dengan kehidupan Ikal saat masih kecil di rumah Belitong, yang pada suatu saat menemukan foto yang membawanya pada rasa cintanya pada dunia olahraga sepak  bola.
Foto misterius yang membuat Ikal penasaran karena adanya perintah dan larangan sang ibu untuk mengetahui dan juga melihat foto ersebut. Dan betapa kagetnya Ikal saat mengetahui bahwa sosok pria gagah dengan bola di kaki dan piala di tangan itu adalah sosok ayah Ikal yang dikaguminya.
Ternyata ayah Ikal, dahulu adalah seorang pemain sepak bola berbakat, dan menjadi pemain sayap kiri di kesebelasan PSSI pada zaman pendudukan Belanda. Dan kisah tersebut menjadi mengharu biru, saat tim kesebelasan ayah Ikal , yaitu Tim Sebelas Patriot bisa mengalahkan tim sepak bola Belanda.
Baca juga: "Sacrifice, Honesty dan Freedom" dalam Dwilogi Padang Bulan (Resensi Novel).
Dan hal ini ber-efek pada dikirimnya ayah Ikal ke tangsi sebagai hukuman atas menangnya tim sepak bola Sebelas Patriot melawan Belanda. Dan yang membuat sedih ternyata Ayah Ikal harus mendapatkan hal yang tidak diperkirakannya, saat tempurung kaki kirinya pecah dan membuatnya cacat permanen.
Sejak mendengar cerita tentang pengorbanan dan perjuangan sang ayah, hal ini membuat Ikal berusaha untuk menjadi pemain junior PSSI sebagai penyerang di sayap kiri, segala cara dilakukannya untuk bisa menjadi pemain bola, meskipun semuanya gagal di tengah jalan.
Tidak mau terpuruk dalam kesedihan, Ikal berusaha melalui jalan lain, dan benar, kalau pintu satu tertutup, masih ada pintu lain yang terbuka, dan kegagalan tersebut tidak membuat Ikal bersedih, hal ini dibuktikan Ikal  yang bisa menempuh kuliah di Universitas Sorbonne, Prancis.
Dan kecintaan pada sepak bola dan rasa sayang serta hormat pada sang ayah membuatnya membelikan kaos asli Real Madrid dengan nama belakang pemain Real Madriod, yaitu Luis Figo beserta tanda tangannya. Dan untuk bisa mendapatkan kaos asli atau original tersebut, Ikal harus bekerja serabutan siang malam sebagai pembantu umum di Club Barca untuk bisa membelikan kaos idaman tersebut.
Dan akhirnya Ikal berhasil mendapatkan kaos tersebut dengan bonus menonton langsung pertandingan Real Madrid melawan Valencia di Estadio Santiago Bernabeu.
Sangat menarik membaca buku sederhana ini, tentu dengan sebuah motivasi dan pelajaran hidup bahwa hidup ini harus dijalani dengan suka cita dan semangat, begitu pula untuk mencapai impian dan harapan harus dicapai dengan perjuangan dan bekerja keras. Semoga sedikit catatan "Sebelas Patriot (Resensi Novel)" ini bisa menjadi referensi untuk Anda yang ingin menikmati buku-buku terbaik karya anak negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H