Tentu saja untuk bisnis baru, atau untuk bisnis yang sedang mengalami perpindahan kuadran baru, tentu saja cash in ini menjadi sangat penting. Karena itu, carilah sesuatu yang memang sangat diinginkan oleh pasar atau market. Karena sejatinya bisnis adalah solusi, maka hadirlah sebagai solusi atas permasalahan yang diderita atau diharapkan oleh market.
2. Salah dalam proses rekrutmen karyawan.
Cerita tetang hal ini tentu banyak Anda dengar. Bukan sekali, namuu sering, bahwa sebuah bisnis, tidak bertumbuh, ownernya yang harus kerja bakti, punya tim malah cuma jadi beban dan menghabiskan jam kerja tanpa produktivitas terukur sembari menunggu tanggal gajian, dan masih banyak cerita negatif lainnya.
3. Fokus Business Owner yang menyebar.
Ibarat sinar, semakin melaser semakin bagus. Ibarat kaca pembesar, ketika memang bisa fokus maka cahaya yang dilewatinya akan mampu membakar sesuatu. Sesuatu yang fokus akan sangat bagus dikerjakan daripada ketimbang yang tidak terfokus atau malah menyebar tidak tentu arah. Ratusan bahkan mungkin ribuan bisnis tutup setiap hari, karena sang owner memiliki fokus yang menyebar. Namanya jadi bukan fokus, tapi malah  gagal fokus.
4. Gagal mengeksekusi Sales dan Marketing.
Tentu saja hal ini berhubungan dengan pendapatan yang didapatkan, bila bagian sales dan marketing tidak bisa menjual, tentu saja yang timbul adalah biaya, salah satunya biaya gaji yang harus terbayar, sedangkan pendapatan yang semakin berkurang karena tidak adanya penjualan.
5. Tidak menemukan pendamping yang tepat (co founders).
Dan hal ini sering menjadi masalah, sering terjadi dalam bisnis yang dilakukan secara kongsi atau join, bila sang founder memiliki ide bisnis yang tepat dan ingin segera berjalan, namun pendamping tidak bisa mengimbangi pemikiran sang founder, tentu saja akan timpang, hal ini membuat sang founder akhirnya lebih memilih diam dan membiarkan bisnis berjalan apa adanya yang pada akhirnya bisnis tersebut akan hancur dengan sendirinya.
6. Mengandalkan suntikan dana investor, bukan dari penjualan.
Kasus yang seperti in hampir sama dengan kasus yang terjadi pada start-up yang tutup karena merugi baru-baru ini. Tentu saja bila Anda pemilik bisnis kuliner dan hanya mengandalkan dana dari investor sedangkan penjualan cenderung sedikit bahkan tidak ada, yakinlah sebentar lagi bisnis tersebut akan buyar.