Hati yang teguh, membuat Aminah mampu melanjutkan pendidikan di American University, tentu saja hal ini yang membedakan dirinya dengan gadis-gadis lainnya di lingkungannya.
Dengan mengenalnya pola kehidupan barat, membuat Aminah memiliki paham yang berbeda, yang menganggap cinta adalah suatu kebebasan, bebas memilih atau tidak memilih pria yang diinginkannya.
Mulai mengenal pria, yaitu Abbas, menjadikan Aminah sadar bahwa cinta adalah belenggu, dan ketika seorang wanita mulai mengenal cinta, maka wanita tersebut akan menjadi budak sang pria. Hal ini tentu membuat Aminah berpandangan sama yang menganggap pria menjadi makhluk yang sama yang pernah melecehkannya saat ia berusia 10 tahun.
Novel ini memang penuh teka-teki, yang akan membuat para pembaca penasaran. Selain itu juga novel ini memberikan pesan bahwa kebebasan bukanlah bebas yang sebebas-bebasnya, namun harus mengikuti norma dan aturan.
Penasaran? Semoga sedikit catatan "Butterfly Dreams" dalam resensi novel ini bermanfaat dan menghibur Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H