Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rumah Keberuntungan, Rumah Kedamaian

24 Februari 2023   05:00 Diperbarui: 24 Februari 2023   05:38 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca juga: The power of "Believe".

Tentu sangat sulit sekali membayangkan kehidupan seorang lelaki atau pun seorang wanita yang tidak punya tempat untuk menumpahkan cerita dan melakukan penyegaran. Tentu hal ini sangat mirip dengan orang-orang yang hanya tinggal di hotel. Mungkin sehari, dua hari atau bahkan tiga hari Anda masih merasakan indahnya pelayanan kebersihan hotel, namun lebih lama dari itu Anda akan merasa seperti dipenjara .

Mengutip berbagai referensi tentang pengertian dari sebuah rumah, ada rumah fisik yang terbuat dari tembok, kayu, batu dan bahan lainnya. Dan ada tubuh dimana jiwa sementara berteduh. Ada rumah persahabatan yang diisi kegiatan saling berbagi. Ada rumah pernikahan yang tidak saja dimaksudkan untuk melanjutkan keturunan, tetapi juga menjadi tempat saling melengkapi. Ada rumah keluarga tempat anak-anak bertumbuh. Ada rumah yang sangat dirindukan jiwa, sekaligus menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi banyak sekali jiwa manusia.

Entah ada huhungannya atau tidak, dalam suatu ekologi rumah kehidupan yang terhubung sangat rapi, keberuntungan seperti datang dengan sendirinya.

Chao-Hziu Chen dalam The Bamboo Oracle, pernah menulis:

Look at your own life and know that your roots, your trunk, your branches and your leaves will live as long as your character is noble. Therefore you can be lucky.

Maksudnya, perhatikan hidup Anda sendiri yang seperti pohon dan ketahuilah bahwa akar Anda, batang Anda, dan dedaunan Anda akan bertumbuh selama karakter Anda mulia. Dan Anda pun bisa hidup dengan penuh keberuntungan.

Tentu saja orang-orang yang hidup dalam kemuliaan, selalu merindukan rumahnya. Di rumah keluarga, anak-anak kecil yang sudah agak lama ditinggal ibunya pergi untuk suatu urusan, akan berteriak kegirangan saat ibunya pulang. “Mama.....!” Bahkan seorang Ayah yang berulang tahun sangat bahagia, saat mendapat ucapan hangat dari putra putrinya. Sungguh mendamaikan.

Di rumah yang penuh persahabatan, di rumah dengan jiwa yang selalu dirindukan. Maka bila pelabuhan terakhirnya adalah rumah keberuntungan, rumah kedamaian, maka sangat mudah melakukan perbaikan. Dalam sebuah ekologi rumah hidup seperti ini, maka inilah yang disebut dengan arah keberuntungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun