"Jadilah kaya!", kata Mbah Surti, adalah sebuah harapan dan keinginan dari orang tua yang kelihatannya adalah sosok pengemis seorang ibu tua, namun secara tersirat memberi makna yang dalam. Kedatangannya pun sebenarnya tidak menganggu, hanya mengharap belas kasihan sedikit rupiah dengan sedikit makanan, itu pun dia tidak menolak.
Begitu pula tadi malam, seperti biasa dia datang kemudian duduk di sebuah emperan ruko sambil menunggu orang-orang yang datang yang mau memberinya dengan ikhlas. Karena duduk tidak terlalu jauh dengan kami yang berada di emperan, sedikit banyak akhirnya kami pun sempat ngobrol dengan Mbah Surti.Â
Sebenarnya ada nama keren buat ibu tua ini dari anak-anak yang sering diajaknya bercanda, yaitu "Marshanda", katanya agar tetap muda dan cantik, ya bisa saja nih ibu.
Dari obrolan tersebut ternyata Mbah Surti dulunya adalah orang kaya, bahkan pernah jadi TKW di Arab beberapa puluh tahun, namun tidak tahu bagaimana ceritanya hartanya yang banyak dan bisa dikatakan hidup mewah jaman duhulu, sekarang hilang tak berbekas, hingga sampai saat ini hidupnya menjadi terlunta-lunta, hingga harus minta belas kasihan orang lain.
Ada satu kata yang sempet Saya tangkap dalam Bahasa Jawa, yaitu "Dadio sogeh Le... ben iso nulung orang, tur pas tuwo uripmu ora kelunto-lunto", yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih seperti ini, "Jadilah kaya nak...biar bisa menolong orang dan pas tua hidupmu tidak terlunta-lunta."
Memang scara tersirat, ada dua kata knci yang bisa ditangkap, yaitu "Kaya" dan "Penyesalan".
Menjadi kaya adalah harapan siapa pun, ingin hidupnya enak dan nyaman tidak terganggu apa pun, tidak khawatir akan biaya rumah sakit bila sakit, atau pun saat tua menjadi suatu masa yang nikmat dengan hanya menikmati dari apa yang dilakukanya saat muda, tidak disibukkan dengan pekerjaan dan bisa menikmati kehidupan denagn santai.
Tetapi kenyataannya yang bisa dilihat saat ini, banyak sekali orang-orang tua bahkan di sekitar kita yang mengalami masa tua dengan kekhawatiran dan tidak bisa hidup bahagia, hal ini disebabkan karena saat usia produktif dulu, banyak melakukan hidup dengan mementingkan gaya, atau pun kalau tidak melakukannya, tidak tahu cara memanejemen uang atau kurangnya pengetahuan "financial education", sehingga kekayaan yang dimiliki seperti hilang tak berbekas
Pelajaran Investasi dari Sosok Mbah Surti.
Saya akhirnya mencoba mempelajari apa yang harus dilakukan dari pelajaran tentang Mbah Surti di atas. Satu hal penting yang bisa Saya petik adalah mumpung umur masih setengah muda dan masuk menuju tua, meskipun bisa dikatakan terlambat, sudah seharusnya saat ini mulai mempersiapakan tentang segala hal yang membuat khawatir, agar rasa khawatir tersebut tidak benar-benar terjadi saat tua nanti.Â
Mempersiapkan kehidupan dan masa tua yang bahagia sudah menjadi kewajiban mulai dari sekarang, mulai dari kesehatan finansial sampai dengan kesehatan tubuh.
Rasa sesal selalu muncul dibelakang, namun ada penyesalan terberat saat sudah tua, padahal dulunya Anda sangat memahami financial education, yang dikutip dari www.instagram.com/bapak2id, antara lain:
1. Tidak membangun bisnis.
Semua dimulai dari hal kecil. Banyak orang yang merasa khawatir untuk melakukan investasi atau bisnis, apalagi saat umur sudah memasuki usia pensiun. Maka lakukan sesuai dengan rencana, abaikan sementara kata-kata yang membuat Anda tidak fokus. Bila saat ini masih bekerja, lakukan terlebih dahulu meski hanya dari bisnis yang sangat kecil.
2. Tidak menjaga badan.
Memiliki habit positif adalah snagat baik, "senang bekerja keras" salah satunya, namun kerja yang produktif lho dan bukan hanya untuk dikatakan benar-benar sibuk. Meskipun kondisi yang sibuk luar biasa, lakukan minimal hal yang benar, seperti makan dengan makanan yang sehat dan benar, olahraga minimal 30 menit, dan tidur cukup. Adalah beberaa kunci hidup sehat.
3. Tidak memiliki dana darurat dan tabungan pensiun.
Sedih sekali saat diusia tua tidak memiliki dana persiapan. Pas sedang susah tidak ada duit, Kemudian pas sudah tua, tidak punya uang juga, sangat menyedihkan.
4. Tidak berinvestasi.
Ini hal utama sebenarnya yang dibahas dalam pembahasan di atas. Investasi adalah menyisihkan dana agar bisa mendapatkan hasil terbaik di masa yang akan datang.
Hal paling menakutkan dan membuat khawatir adalah masih bekerja sampai tua, karena tidak memiliki aset produktif yang bisa menghasilkan uang ditambah lagi tidak punya tabungan, dan sering menurutkan nafsu investasi yang tidak jelas.
Ayo kawan mulai mempersiapkan hari tua, salah satunya dengan berinvestasi, bisa dengan saham yang berbasis pada fundamental perusahaan yang kuat atau bisa juga menabung emas.
5. Tidak memperhatikan perhatian dan waktu pada diri sendiri dan keluarga.
Ini yang menyedihkan. Bisa dikatakan berkecukupan, aman secara keuangan, tidak menyayangi diri dan dengsn keluarga semakin jauh. Kaya berkecukupan namun dengan anak dan istri seperti dekat dengan orang lain.
6. Tidak mengekspresikan atau tidak menunjukkan perasaan.
Betapa sedihnya, bila sudah tua semakin menyesal, karena tidak dekat dan tidak pernah menyatakan rasa sayang pada orang terdekat, apalagi dengan keluarga.
Mempersiapkan Sukses di Masa Tua Dimulai Hari Ini
Berkorban, sepertinya satu kata penting untuk mulai melakukan yang terbaik. Ada yang bilang di masa seperti ini pasca pandemi yang tidak begitu membaik, maka untuk mencapai kesuksesan yang difokuskan untuk hari tua, maka hal yang bisa dilakukan saat Anda tidak memiliki apa-apa adalah "kerja keras", kerja smart tanpa tahu kerja apa yang harus dilakukan sepertinya hanya gurauan belaka.
Agar bisa menikmati masa tua dengan tenang, terdapat beberapa tips dan cara sukses agar tenang di masa tua, yang harus disiapkan mulai dari sekarang (www.instagram.com/catatanentrepreneur), antara lain:
- Fokuslah menciptakan satu sumber penghasilan.
- Bangunlah rutinitas kerja yang baik.
- Hiduplah sesuai dengan kemampuan.
- Belanja sesuai dengan kebutuhan.
- Percaya pada diri sendiri 100%.
- Selalu melakukan upgrade keahlian.
- Berani menolak ajakan membeli barang-barang mahal dan tidak amsuk akal.
- Jangan mengikuti tren.
- Menghindari jalan pintas.
Yang pasti semua pasti ada harganya. "
Semua tidak gratis, minimal ada proses yang harus Anda lakukan untuk menuju sukses tersebut.
So... Semoga kita bisa mempersiapkan semuanya dengan lebih dini dan semoga sedikit catatan tentang "Jadilah Kaya!", kata Mbah Surti ini sedikit banyak bermanfaat untuk kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H