1. Koperasi digital, difokuskan pada sektor penyedia barang secara umum dengan model wholesale, yang melayani kebutuhan para konsumen baik anggota atau pun masyarakat umum, secara partai atau pun secera ecer.
2. Sengaja tidak memilih koperasi yang berfokus pada simpan pinjam, karena untuk membangun pondasi yang kuat diperlukan modal yang besar, sama halnya dengan lembaga finansial yang mengisyaratkan DER (Debt to Equity Ratio), yaitu perbandingan antara total kewajiban dengan total modal sendiri, yang menunjuukan sejauh mana modal sendiri bisa menjamin seluruh utang. Dan apabila koperasi tidak liquid, akhirnya mencari pembiayaan dari luar untuk menambah modal. Dan hal ini yang sengaja dihindari.
3. Dengan memperbesar fungsi wholesale, maka dilakukan kerjasama dari pabrik ataupun distributor utama, sehingga mendapatkan harga yang lebih murah. Dan hal ini agar bisa dijual dengan harga yang terjangkau dibawah harga pesaing, yang nantinya akan menarik para anggota pada khususnya, juga pada umumnya untuk menjadikan koperasi sebagai toko grosir besar, dengan fokus pada quantity atau volume jumlah pembelian pda koperasi.
4. Agar koperasi lebih dikenal maka dilakukan optimalisasi dengan menggunakan teknologi digital, untuk memberikan informasi kepada para anggota dan para konsumen pada umumnya, sehingga masyarakat lebih memilih koperasi daripada supermarket.
Koperasi Digital Indonesia Wujud Kemandirian Ekonomi Indonesia
Teknologi informasi menjadi sebuah hal yang sangat penting dalam sebuah usaha, begitu pula dengan koperasi. Terobosan dan inovasi harus dilakukan agar bisa adaptif dan agar bisa meningkatkan daya saing. Terdapat hal yang harus dilakukan, terutama agar bisa menarik konsumen, khususnya kaum milenial agar terbuka wawasannya bahwa koperasi adalah tempat belanja terbaik, antara lain dengan adanya layanan digital, platform mobile, website, optimasi pada mesin pencari, informasi di media sosial, dan dan juga pendaftaran online untuk anggota koperasi yang bisa dijelaskan sebagai berikut:
1. Layanan digital adalah suatu bentuk layanan terintegrasi, misalnya untuk mengetahui ketersediaan barang melalui sistem informasi gudang, yang bisa terhubung antara informasi stock gudang, di website, dan juga platform mobile.
2. Platform mobile. Atau juga disebut dengan Mobile Apps adalah aplikasi yang bisa digunakan android dengan Playstore atau Apple Store, yang ditujukan kepada para anggota koperasi, misalnya untuk memesan barang atau kebutuhan lainnya.
3. Website merupakan sebuah situs yang bisa diakses dengan mudah, yang memberikan informasi secara detail tentang koperasi dan layanan yang bisa diberikan.
4. Optimasi pada mesin pencari atau disebut juga dengan SEO, yang berhubungan dengan aplikasi pada platform mobile dan optimasi website, yang diharapkan bisa menjadikan koperasi muncul dihalaman mesin pencari seperti Google, sehingga masyarakat akan tertarik untuk mengklik tentang koperasi.
5. Media Sosial digunakan untuk bisa menjalin komunikasi antara sesama anggota dan calon anggota koperasi.
6. Pendaftaran online. Calon anggota tidak perlu datang ke koperasi, namun cukup dengan menggunakan layanan digital dan mengisi beberapa data pribadi dan melakukan tranfer untuk pembayaran simpanan, sudah bisa mejadi anggota koperasi.