Selasa, 22 Oktober 2024 - Dalam sesi "Behind The Curtain: The Fortune of Live Performance" di Indonesia Millenial & Gen-Z Summit (IMGS) 2024, Jovial Da Lopez dan Andovi Da Lopez membagikan kisah mereka mengenai Polarisasi Musikal. Setelah sukses menggelar dua bagian pertama, acara yang dibawakan bersama Podcast Rapot.
Menurut Jovial, Polarisasi Musikal awalnya muncul sebagai gagasan untuk menghadirkan pertunjukan musik yang membahas tema-tema kontemporer dan dekat dengan kehidupan generasi muda. Mereka berusaha menarik perhatian dengan menggabungkan unsur komedi dan musikal secara online, sehingga bisa dinikmati secara gratis oleh semua kalangan. Namun, tantangan terbesar mereka adalah transisi menuju pertunjukan offline, yang kini berbayar. Meski pada awalnya sempat meragukan respons penonton, kenyataannya tiket Leg 1 dan Leg 2 berhasil terjual habis, menunjukkan antusiasme besar dari para penggemar.
Tantangan di Balik Produksi Teater Musikal
Selain itu, keduanya menyoroti biaya besar yang dibutuhkan dalam produksi teater musikal, yang dianggap sebagai salah satu alasan utama lambatnya perkembangan industri teater musikal di Indonesia. " Jadi, kenapa industri musikal Indonesia itu baru Take of, dan susah untuk ada? karena emang biaya pembuatan musikal itu sangat mahal," ungkap Jovial.
Tidak hanya soal biaya, proses persiapan yang memakan waktu panjang juga menjadi pertimbangan bagi mereka. "Bayangkan, latihan selama 9 bulan hanya untuk tampil tiga hari. Kenapa harus latihan begitu lama hanya untuk tiga hari tampil? Tidak mudah mengatur waktu di tengah berbagai komitmen lain," tambah Andovi.
Visi Membangun Industri Teater Musikal di Indonesia
Meskipun begitu, semangat mereka tidak surut. Bagi Andovi dan Jovial, Polarisasi Musikal adalah proyek yang penting untuk mengembangkan skena teater musikal di Indonesia. Mereka berharap dengan terus menciptakan pertunjukan berkualitas, minat masyarakat Indonesia terhadap teater musikal akan semakin meningkat, bahkan bisa menarik perhatian hingga ke luar negeri.
Inspirasi mereka datang dari pertunjukan musikal di Marina Bay, Singapura, dan West End di London, yang ingin mereka lihat tumbuh juga di Indonesia. Salah satu alasan mereka mengangkat tema politik dalam Polarisasi Musikal adalah keresahan yang mereka rasakan terhadap ketidakadilan di negeri ini. “Kalau ada unsur ketidakadilan alam Indonesia, gue pasti bersuara sama kajo. Kebetulan yang terjadi ketidakadilan paling banyak di politik, kebetulan, kebetulan aja di Indonesia” kata Andovi.
Akan ada Polarisasi Musikal Leg 3
Setelah sukses dengan dua leg pertama, Jovial dan Andovi berjanji menghadirkan lebih banyak kejutan untuk Leg 3. Jovial dan Andovi merasa bahwa dukungan dan apresiasi yang diterima selama dua leg sebelumnya memberi mereka dorongan untuk menghadirkan konsep yang lebih berani dan kreatif. Mereka berharap Polarisasi Musikal bisa terus berkembang dan menjadi salah satu acara live performance yang paling ditunggu di Indonesia, khususnya di kalangan Milenial dan Gen-Z.
Dengan segala tantangan dan dedikasi mereka, Andovi dan Jovial terus melangkah untuk mengembangkan industri teater musikal Indonesia agar semakin maju dan mampu bersaing di kancah internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H