Mohon tunggu...
Firman Hidayat
Firman Hidayat Mohon Tunggu... -

Pernah bekerja di bank asing dan mengajar di salah satu universitas di Jakarta. Profesi terakhir sebagai peneliti ekonomi, dan merupakan alumni dari University of Illinois-USA, program Master of Science in Policy Economics. Meluangkan waktu senggang untuk menemani istri, membaca buku, dan nonton film.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jangan Macam-Macam dengan SBY

7 Februari 2010   00:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:03 1539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_69653" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: http://www.thejakartapost.com"][/caption] Tadi malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengadakan rapat koordinasi dengan para pembantunya (antara lain dihadiri oleh menteri koordinator, Panglima TNI, dan Menteri Pertahanan) di atas kapal perang KRI Surabaya 591. Juru bicara kepresidenan mengatakan rakor tersebut diadakan di atas kapal perang karena membahas anggaran alutsista TNI. Bagi kebanyakan orang, kejadian ini merupakan hal yang biasa saja. Namun bagi saya, tindakan ini adalah salah bentuk upaya SBY merapatkan dirinya dengan para pembantunya, khususnya dengan TNI. Kita bisa melihat akhir-akhir ini SBY sering melakukan kunjungan ke TNI, dan yang terbaru adalah pagi ini (Minggu, 7 Februari 2010) SBY, sebagai panglima tertinggi TNI, memimpin langsung latihan perang yang dilakukan oleh marinir TNI AL. Bagi saya, ada pesan yang hendak disampaikan SBY kepada publik, khususnya lawan politik SBY. Pesan apa yang hendak di sampaikan SBY? Ditengah kekalutan politik dalam negeri, menjadi sangat penting bagi seorang SBY untuk memastikan bahwa posisinya aman dari gangguan lawan politiknya. Walaupun banyak yang mengatakan SBY aman dari kemungkinan pemakzulan (impeachment), tidak ada salahnya bagi dia untuk memastikan bahwa para pembantunya akan senantiasa setia dibelakangnya. Barangkali kita masih ingat bagaimana pendahulu SBY (Gur Dur) dilengserkan oleh keputusan MPR. Selain itu, kita juga melihat pengalaman Soeharto yang mengundurkan diri karena desakan rakyat yang begitu kuat, dan diperparah oleh pengkhianatan yang dilakukan oleh para pembantunya. Dugaan saya, pengalaman ini memberikan warning kepada SBY untuk tidak meremehkan segala bentuk ancaman dari lawan politiknya. SBY adalah salah satu putra terbaik yang dimiliki oleh TNI dan dia merupakan seorang ahli strategi yang ulung. Oleh karena itu, selain melakukan konsolidasi politik, menjadi sangat penting bagi SBY untuk melakukan konsolidasi dengan para pembantunya, khususnya TNI. Berbagai kegiatan yang dilakukan bersama dengan TNI adalah sebuah sinyal bagi lawan politik SBY untuk tidak macam-macam dengan dirinya karena dia adalah Presiden RI dan sekaligus Panglima Tertinggi TNI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun