Mohon tunggu...
Muhammad Firman Ghani
Muhammad Firman Ghani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

18,IDN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teknologi Sebagai Aspek Penting di Masa Pandemi Covid-19

17 Juli 2021   11:03 Diperbarui: 17 Juli 2021   11:39 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.suara.com

Pada awal Maret 2020, Indonesia menerima kabar bahwa adanya infeksi virus yang masuk, dengan pasien pertama berjumlah 2 (dua) orang. Hal ini membuat warga negara Indonesia bersiap siaga dalam menghadapi virus ini karena ditakutkan angka penyebarannya semakin tinggi. Di penghujung tahun 2020, dalam situs health.detik.com menyatakan, kasus virus corona menyentuh angka 743.198 orang, dengan pasien sembuh 611.097 orang, dan pasien meninggal sebanyak 22.138 orang. Itu sebabnya pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dan akhir-akhir ini juga sedang adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan mewajibkan masyarakat untuk di rumah saja.

Akibat dari kebijakan pemerintah tersebut, masyarakat lebih banyak melakukan segala kegiatan secara online, seperti belanja, bekerja, dan aktivitas lainnya. Itu sebabnya teknologi penting dan banyak digunakan saat masa pandemi seperti sekarang. Secara tidak langsung, masyarakat dituntut untuk mahir dalam menggunakan teknologi. Tidak hanya usia dewasa, anak-anak pun dituntut sedikit demi sedikit untuk mempelajari teknologi dan mulai merambah ke dunia internet.

Tidak semua orang bisa mengakses teknologi dengan mudah, seperti halnya internet, karena beberapa faktor yang tidak mumpuni, seperti akses jaringan yang tidak stabil, minimnya fasilitas, dan kurangnya masyarakat tertentu dalam memperoleh tata cara menggunakan internet (gagap teknologi). Selain itu, masih banyak lagi faktor yang membuat masyarakat sulit dalam menggunakan internet. Apalagi di sektor pendidikan, yang mengharuskan para pelajar dan mahasiswa melaksanakan pembelajaran dengan Daring (Dalam Jaringan). Dengan sarana yang dibutuhkan berupa kuota internet, alat penunjang seperti handphone, laptop dan sebagainya.

Tetapi tidak semua pelajar bisa mendapatkan sarana dan prasarana yang disebutkan tadi, karena banyaknya pelajar yang latar belakang ekonominya kurang. Maka dari itu, pemerintah merencanakan adanya bantuan berupa kuota internet bagi setiap pelajar di Indonesia. Akan tetapi, bantuan tersebut tidak setiap pelajar bisa mendapatkannya, hanya pelajar yang sudah terdaftar saja yang bisa mendapatkan bantuan tersebut. Banyak pelajar yang belum terdaftar dan memang membutuhkan bantuan tersebut. Akan tetapi, terdapat beberapa pelajar yang tidak memanfaatkan bantuan kuota internet tersebut dengan baik. Kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu mereka di internet untuk hal yang tidak bermanfaat.

Selain itu, di masa pandemi seperti sekarang, aktivitas pekerjaan dan perdagangan pun banyak yang tidak boleh dilakukan secara langsung dan semuanya dilakukan secara online. Hal ini dapat dilihat pada beberapa aplikasi yang mendukung pembelanjaan online, dengan online market semua orang bisa bertransaksi hanya dengan sentuhan jari. Jadi, tak ada kekhawatiran dalam membeli kebutuhan apapun tanpa harus keluar rumah. Juga banyaknya ekspedisi pengiriman barang yang bisa mengantarkan apapun yang diinginkan langsung ke tempat tujuan.

"Di tengah pandemi Covid-19 dan sulitnya ekonomi membuat dunia terpukul terutama co-working space. Pandemi Covid-19 ini juga melemahkan ekonomi Indonesia start up dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), jadi solusinya adalah teknologi digital untuk melahirkan peluang dan profesi yang ada. Dengan hadirnya work space yang terintegrasi teknologi akan menjadi jawaban" ujar Sandiaga Uno, dalam keterangan resminya, Senin, 10 Mei 2021. Begitu juga Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyatakan bahwa, "Tidak ada kehidupan yang tidak bisa disentuh oleh digital atau teknologi. Sebab itu pentingnya kita mempelajari dan mahir dalam menggunakan teknologi di masa seperti sekarang ini."

Tetapi ada beberapa hal yang membuat internet dianggap tidak baik di kalangan masyarakat, apalagi di kalangan pelajar yang di seusia mereka rentan akan apa yang dilakukan di internet. Misalnya adanya kabar hoax yang masih menyebar baik secara langsung maupun lewat perantara, juga seperti kurangnya pengawasan dari orang tua yang bisa mengakibatkan anaknya terlalu nyaman dan candu dengan internet. Hal tersebut yang membuat internet dipandang tidak baik, tetapi apabila kita cerdas dan cermat dalam menggunakan internet, hal tersebut tidak akan terjadi dan kita semakin mudah dalam melakukan apapun dengan internet. Terlebih jikalau kita mahir menggunakan internet, kita bisa saling membantu orang yang kesusahan menggunakan internet, dengan begitu semua orang akan lebih mudah dalam menjangkau apapun dengan internet.

Sumber: www.suara.com
Sumber: www.suara.com
Maka dari itu, layaknya kita menggunakan internet dengan bijak dan sebaik-baiknya. Jangan menjadikan teknologi termasuk internet di dalamnya sebagai sarana berbuat negatif. Banyak yang bisa kita lakukan dengan internet selagi hal tersebut positif dan bermanfaat untuk yang lain. Dengan teknologi juga membuat kita semakin produktif dalam keterbatasan. Semoga pandemi ini cepat berlalu agar kita bisa melakukan aktivitas seperti saat keadaan normal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun