Mohon tunggu...
Firman Fazly
Firman Fazly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya adalah mahasiswa Pendidikan IPS dan minat saya akan pendidikan sangt tinggi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penggunaan E-Wallet dan Tantangan Pengelolaan Keuangan Mahasiswa

16 Desember 2024   17:57 Diperbarui: 16 Desember 2024   17:57 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi E-Wallet (Sumber: AI Image Generator 

Dalam beberapa tahun terakhir, e-wallet telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan mahasiswa. Kemajuan teknologi, ditambah kebiasaan baru selama pandemi, membuat banyak orang beralih ke transaksi digital. Mahasiswa kini lebih sering menggunakan e-wallet untuk kebutuhan sehari-hari, seperti membeli makanan, membayar transportasi, atau berbelanja online.

Kemudahan yang ditawarkan e-wallet memang sangat membantu, tetapi ada sisi lain yang perlu diperhatikan. Tanpa disadari, kemudahan ini membuat banyak mahasiswa sulit mengontrol pengeluarannya. Apalagi, berbagai promo menarik seperti cashback dan diskon sering kali mendorong mereka untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Sebagai kelompok yang masih bergantung pada uang saku atau penghasilan terbatas, mahasiswa bisa dengan mudah terjebak dalam kebiasaan belanja yang berlebihan.

Melalui artikel ini, kita akan membahas lebih jauh bagaimana e-wallet memengaruhi gaya hidup mahasiswa, khususnya dalam hal perilaku belanja dan pengelolaan keuangan. Tantangan ini penting untuk dipahami agar mahasiswa dapat menggunakan teknologi secara lebih bijak dan bertanggung jawab.

Mengapa E-Wallet begitu populer di kalangan mahasiswa?

E-wallet telah menjadi alat yang hampir tak terpisahkan dari gaya hidup mahasiswa saat ini. Dengan beberapa ketukan jari di ponsel, mereka bisa membayar makanan, transportasi, hingga belanja online tanpa repot membawa uang tunai. Teknologi ini menawarkan kepraktisan dan efisiensi yang sangat dihargai, terutama oleh generasi muda.

Selain itu, promosi menarik seperti cashback dan diskon menjadi magnet tersendiri bagi mahasiswa. Dengan pengeluaran yang sering kali terbatas, tawaran seperti ini sangat menggoda. Tidak heran jika mahasiswa termasuk salah satu pengguna terbesar e-wallet di Indonesia. Angka pengguna e-wallet di kalangan anak muda terus meningkat, seiring berkembangnya ekonomi digital yang semakin mempermudah aktivitas keuangan.

Dampak E-Wallet terhadap kebiasaan pengeluaran mahasiswa.

Kemudahan yang diberikan e-wallet memang membawa banyak manfaat. Transaksi menjadi lebih cepat, lebih aman, dan tidak merepotkan. Beberapa aplikasi bahkan menyediakan fitur pencatatan pengeluaran otomatis, yang mempermudah mahasiswa untuk melacak ke mana uang mereka pergi.

Namun, ada risiko yang datang dengan kemudahan ini. Karena tidak ada transaksi fisik seperti menyerahkan uang tunai, mahasiswa sering kali tidak merasa berat saat mengeluarkan uang melalui e-wallet. Akibatnya, pengeluaran mereka bisa meningkat tanpa disadari. Misalnya, kebiasaan kecil seperti membeli kopi menggunakan e-wallet mungkin terasa sepele, tetapi jika dilakukan setiap hari, jumlahnya bisa membengkak dalam satu bulan.

Bagaimana promosi memicu belanjar yang impulsif.

Promosi e-wallet menjadi alasan kuat mengapa mahasiswa begitu sering menggunakannya. Cashback, diskon besar, dan berbagai reward yang ditawarkan membuat banyak orang merasa seperti mendapatkan "keuntungan". Namun, di balik itu, promosi semacam ini sering kali mendorong perilaku konsumtif.

Sebagai contoh, mahasiswa yang tadinya tidak berencana membeli makanan online bisa saja memutuskan untuk memesan karena melihat diskon besar di aplikasi. Meski terlihat menghemat, kenyataannya pengeluaran seperti ini tetap bisa menambah beban keuangan mereka. Dalam jangka panjang, promosi yang terus-menerus justru dapat membentuk kebiasaan belanja impulsif yang sulit dikendalikan.

Tantangan mahasiswa dalam mengelola keuangan.

Bagi mahasiswa, mengelola keuangan sering menjadi tantangan tersendiri. Sebagian besar dari mereka masih mengandalkan uang saku atau bantuan dari orang tua, sehingga sumber penghasilan terbatas. Di sisi lain, kemudahan e-wallet membuat mereka lebih rentan terhadap pengeluaran yang tidak terkontrol.

Selain itu, kurangnya pemahaman tentang literasi keuangan memperburuk situasi ini. Banyak mahasiswa yang belum terbiasa membuat anggaran atau mencatat pengeluaran mereka. Kebiasaan berbelanja dengan memanfaatkan promosi e-wallet sering kali dianggap sebagai cara menghemat, padahal kenyataannya justru sebaliknya.

E-wallet telah membawa banyak kemudahan dalam kehidupan mahasiswa, terutama dalam hal transaksi keuangan. Namun, di balik semua manfaatnya, terdapat tantangan besar dalam mengelola pengeluaran dan mengendalikan perilaku konsumtif. Kemudahan yang ditawarkan e-wallet, ditambah dengan berbagai promosi menarik, sering kali membuat mahasiswa terjebak dalam kebiasaan belanja yang tidak perlu.

Untuk itu, penting bagi mahasiswa untuk lebih bijak dalam menggunakan teknologi ini. Memanfaatkan fitur pencatatan pengeluaran pada aplikasi e-wallet atau membuat anggaran belanja bulanan bisa menjadi langkah awal yang baik. Selain itu, meningkatkan literasi keuangan juga menjadi kunci untuk menghindari masalah keuangan di masa depan.

Pada akhirnya, e-wallet hanyalah alat yang dapat membantu atau justru menjebak, tergantung pada cara penggunaannya. Sebagai generasi muda, mahasiswa perlu belajar mengendalikan kebiasaan belanja mereka agar kemudahan teknologi ini benar-benar menjadi berkah, bukan sumber masalah baru.

Firman Fazly, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun