'tlah kurangkai ribuan kata
sebab parasmu, kekasih,Â
seperti geriap lampu yang tak pernah
redam dalam ingatanÂ
Alangkah indahnya sunyi ini
yang piawai menyulam wujudmu
menjadi kata-kata paling puitis
nan sesak kurangkum dalam lengang
ruang tunggu meski belum sekali pun
kaupijakkan kaki sekadar memecah
rinduku yang telah membatu
Adakah kau rasa jua, rindu ibarat
lonceng yang kerap memanggil jauhÂ
dan putih kertas yang lugu pada tiap
kata yang tergores ini semata-mata
hanya untukmu, sementara pada pijak
paling teguh, akan terus kukirimkanÂ
sajak ini, kekasih, meskipun kata-kataku
tak pernah sampai mengetuk
lapang dadamu
Tanggamus, 05 Juni 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H