Mohon tunggu...
Firman Arifin
Firman Arifin Mohon Tunggu... Administrasi - Pemberlajar dan Penulis (coding)

Meski sibuk dalam urusan kampus, Dr. Firman Arifin, dosen PENS ITS tetap peduli pada kehidupan sosial masyarakat. Pernah didapuk menjadi Ketua Rukun Warga (RW) VII Gunung Anyar Tambak di Gunung Anyar, Firman bersama para wargannya menggagas konsep ekowisata mangrove. Kini daerah mangrove dapat menarik banyak wisatawan dari kota sendiri bahkan dari luar negeri. https://www.its.ac.id/news/2010/04/08/gagas-ekowisata-hingga-inovasi-konsultasi-ta/ dan berdiam di www.firman-its.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bukan Sekedar RGB: Perbedaan Itu Kenyataan, Kolaborasi Itu Keniscayaan

9 Februari 2022   15:40 Diperbarui: 9 Februari 2022   16:03 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ilmu komputer grafis, ada 3 warna dasar; Red Green Blue (RGB). Merah, hijau dan biru. Kolaborasi 3 warna saja RGB, bisa menghasilkan berjuta warna. Apalagi kolaborasi potensi manusia.

Tiga warna dasar RGB ini. Semuanya membawa potensi. Mulai potensi dari yang terendah yang bernilai 0 dan tertinggi bernilai 255.

Dari potensi masing-masing inilah dibutuhkan kolaborasi. Ada keselarasan di dalamnya.

Dalam kolaborasi ini, semua potensi "dipakai" sesuai dengan kebutuhan.

Bukan harus selalu menggunakan potensi maksimum (255) atau malah minimum (0).

Sesekali kalau dibutuhkan memang harus tampil all out potensi itu. Tapi komposisi all out itu hanya sangat sedikit daripada komposisi potensi yang harus "mengalah" untuk menghasilkan kolaborasi yang ciamik. Perpaduan warna yang ciamik itu karena ketepatan masing-masing potensi RGB.

Baginya, bukan potensinya tidak diberdayakan maksimum. Tapi dia tahu dan sadar kalau komposisi takaran potensi saat itu adalah yang terbaik. Terbaik yang dibutuhkan sesuai kondisi.

Kalau ego diri dari RGB ini ditonjolkan, hanya akan menghasilkan potensi dirinya aja yang dominan. Misal warna R atau merah, yang lain dinafikan atau dinolkan, maka hanya menghasilkan merah muda sampai merah tua komposisi warnanya. Membosankan bukan?

Begitu juga jika G dan B ikut-ikutan ego. Hanya akan ada warna dirinya sendiri. Tidak asyik kata anak milenial.

Bahkan yang menarik, manakala RGB ini saat bersamaan tidak mau mengalah. Pamer potensi maksimum masing-masing. Apa yang terjadi? Ya, warna yang keluar adalah warna putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun