Nah kalau manusia, filter mekanisnya adalah mata, telinga dan semua indera kita. Sesuatu yang tidak perlu atau negatif dikontrol, difilter diusahakan tidak masuk. Kalaupun ada yang masuk, di filter tahap kedua, filter biologis di hati. Hati ini bukan hanya benda kosong yang tahu-tahu bersih kotoran itu. Tapi butuh proses. Pertama, memastikan kalau diri ini ada kotornya, ada khilaf. Sehingga dengan kesadaran ini, baru yang kedua, ada keinginan untuk membersihkan diri.
Cara filter biologisnya bagiamana? Dengan amal-amal terbaik kita. Apalagi momentum ramadhan ini jadi filterisasi kita semua. Agar menghasilkan kualitas ‘air’ kita, kualitas hidup kita indah, cerah, bahagia dan bermanfaat bagi orang lain.
Sholat-sholat kita sebagai filter kesombongan dan kepongahan. Kita ini kecil dan tidak ada apa-apanya dihadapanNya. Puasa-puasa kita sebagai filter ketamakan kita. Kita diingatkan untuk kaum duafa yang susah mencari makan, lebih-lebih kondisi covid19 ini. Zakat dan infaq sebagai filter “kebersihan” harta kita. Ada hak orang lain di harta kita. Keluarkan, atau Allah mengambilnya dengan cara yang kita tidak tahu.
Mari, Sambut Ramadhan penuh suka cita dengan harapan menjadi taqwa (bersih) dari “kotoran-kotoran” yang telah kita perbuat.
#CTS-1
#KoiLover
#RamadhanCeria
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI