Berawal dari ikan koi di kolam yang sering mati. Berbagai penyebab dievaluasi. Mulai dari air yang terlalu dangkal. Kejatuhan air hujan yang cukup banyak, sampai bocornya kolam. Keputusan akhirnya adalah renovasi kolam koi.
Salah satu yang perlu dibicarakan dengan istri adalah, “tergusurnya” tempat 6 pot tanaman hias yang cukup besar. Ya, istri dengan hobbynya tanaman hias dan buah mungkin “terancam” hehe. Selain tanaman itu, sangat banyak tanaman lainnya. Dominasi tanaman berwarna hijau ini menghiasi pekarangan depan rumah, teras, ruang tamu, dapur, ruang makan sampai halaman belakang.
Dibalik masalah apapun, pasti ada jalan keluarnya. Begitu juga dengan tergusurnya beberapa pot tersebut. Eng ing eng…. Setelah browsing sana-sini serta diskusi bersama komunitas ikan koi, termasuk komunitas “PENS KoiLover’s”, akhirnya desainnya final. Dalam desain tersebut berhasil menikahkan hobby penulis dan istri.
Di bagian bawah kolam utama berfungsi sebagai kolam ikan koi, di bagian atas, talang air beserta waterfall berfungsi sebagai “pot” tanaman hias yang serba media air atau dikenal dengan hidroponik.
Bahkan dengan pernikahan yang sah dan penuh berkah ini, selain untuk tempat bercengrama, belajar dan bekerja, juga terjadinya simbiosis mutualisme. Sisa makanan dari ikan yang bersifat racun bisa diserap tanaman sebagai makanan. Sementara tanaman menghasilkan filterisasi yang alami bagi ikan. Ikan koinya senang dan gembira serta tidak lupa bahagia.
Indahnya jodoh itu!
Jodoh itu saling melengkapi!
Kalau sudah jodoh, belajar dan bekerja penuh dengan cinta
CTS#1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H